Peristiwa

“Demi Setetes Urine, Karier ASN Bisa Meriang, Tes Dadakan, Jantung Ikutan Tes Kesehatan!”

ist

PAGI yang tenang di Palembang, di mana burung baru saja selesai ngetwit dan tukang gorengan baru meletakkan pastel pertamanya di etalase, ratusan ASN dari Dinas Lingkungan Hidup dan Satpol PP tiba-tiba digiring ke sebuah kegiatan penting nan mendebarkan tes urine mendadak, Senin (21/7/2025).

Bukan, ini bukan lomba siapa paling jernih air seninya. Bukan pula tantangan “urine berhadiah”. Ini sungguhan. Serius. Pemerintah Kota Palembang lagi nggak main-main.

Katanya, ini langkah awal membentengi ASN dari bahaya narkoba. Ya, betul juga sih. Soalnya, negara ini butuh ASN yang jernih pikirannya, bukan yang jernih urinenya doang, tapi matanya sayu tiap Senin pagi kayak habis nonton sinetron 30 episode semalam.

Jangan salah, gelas kecil yang biasanya dipakai buat ngeracik kopi di warung itu, kini jadi penentu nasib, karier, bahkan status sosial. Bayangkan satu tetes urine bisa mengungkap lebih banyak rahasia daripada cerita mantan.

ASN yang biasanya tenang karena absen fingerprint bisa diwakilkan teman, kali ini nggak bisa titip urine. Ini bukan tes online. Sistemnya “yang pipis yang dites”, bukan yang datang bawa gelas tetangga.

Sekda Kota Palembang, Pak Aprizal Hasyim, datang dengan semangat ala tokoh utama film laga. Beliau bilang, semua ASN dari level pejabat tinggi sampai staf yang biasa ngurus dispenser kantor akan dites, bertahap, pelan tapi pasti, kayak cicilan motor, pasti nyampe lunas.

Katanya, kalau ketahuan positif, akan ditindak sesuai aturan, bisa sanksi ringan, sedang, atau berat. Tergantung seberapa parah “rasa” urinenya.

Ingat!!, ASN itu bukan cuma aparatur, tapi juga aturatur. Mengatur dan ditiru, kalau dia goyah karena narkoba, bisa-bisa pelayanan masyarakat ikut ngelantur. Misalnya, ngurus KTP bisa salah nama. Yang harusnya “Siti Komariah” bisa keluar “Siti Komando”.

Gelas urine ini, meskipun bentuknya kecil dan ringan, punya makna besar. Ini kayak “detektor integritas” mini. ASN yang bersih pikirannya, insyaallah bersih juga hasil urinenya.

Bahkan ada yang saking deg-degannya, sempat nanya ke petugas,
“Kalau semalem makan duren campur kopi, bisa bikin positif nggak, Pak?”

Negara Lain? Wah, Lebih Tegas!

Kalau di Palembang masih kasih ruang pembinaan, di negara lain udah kayak ujian nasional tanpa kisi-kisi.

Di Singapura, sekali ASN ketahuan pake narkoba, langsung “you are terminated”. Nggak ada permisi, nggak ada pelukan perpisahan. Bahkan kartu pengenal pegawai bisa dicabut secepat mencabut bulu ketek pakai lakban.

Jepang juga, budaya malu sangat tinggi. ASN kena narkoba bisa bikin seluruh keluarga minta maaf ke tetangga. Bahkan kucing di rumah pun merasa berdosa. Sedangkan di Korea Selatan, ASN yang terlibat narkoba bisa langsung blacklist dan dilarang kerja di instansi negara seumur hidup, jadi petani pun harus nunggu izin etika.

Bayangkan ASN yang pegang data warga, tapi pikirannya ngambang karena zat haram. Bisa-bisa hasil akta lahir anakmu keluar dengan golongan darah “sapi perah” dan alamatnya di “Planet Namek”.

Bukan cuma merugikan institusi, tapi menghancurkan kepercayaan rakyat. ASN itu barisan depan pelayanan negara. Kalau mereka goyah, maka goyahlah kepercayaan publik.

Boleh kita apresiasi langkah Pemkot Palembang. tes urine ini bukan soal aib, tapi soal arah. ASN adalah profesi mulia.

Jangan sampai hanya karena zat-zat terlarang, seorang ASN kehilangan semua  pekerjaan, harga diri, dan cita-cita pensiun damai sambil melihara bonsai.

Ingatlah…
Jabatan bisa dicapai lewat SK,
Tapi kehormatan hanya bisa dijaga lewat sikap.

Karena bisa jadi besok lusa giliranmu dites dan saat itu, yang kamu bawa bukan cuma urine, tapi seluruh tanggung jawab moral sebagai pelayan rakyat.

Kalau kamu setuju ASN harus bersih lahir batin, bukan sekadar bersih seragam waktu upacara, jangan lupa share tulisan ini. Kalau kamu ASN dan belum dites, ya… minum air putih yang banyak, siapa tahu giliranmu sebentar lagi.[***]

Terpopuler

To Top