SUMSELTERKINI.CO.ID, PALU – Gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter (SR) yang mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada pukul 18.02 WITA, membuat tiga wilayah mengalami Tsunami. Namun saat ini, warning tsunami tersebut telah diakhiri oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan ada tiga daerah yang dilanda tsunami akibat gempa Donggala, yakni Kota Palu, dan Kabupaten Donggala, yang merupakan Provinsi Sulawesi Tengah, serta Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
“Kita sudh mengeluarkan rilis bahwa potensi tsunami terjadi di Donggala dan Kota Palu, kemudian di mamuju. itu yang kami catat disini,” ujarnya di Jakarta, dalam rilisnya, Jumat (28/9/2018).
Ia menambahkan, pihaknya memang mengeluarkan peringatan dini tsunami setelah air laut naik ke daratan. Namun hal itu diakhiri sebelum air yang naik kedaratan tersebut surut.
“Air laut yang naik kedaratan, menjadi tidak naik lagi. Sehingga peringatan dini tsunami diakhiri,” katanya.
Senada dengan itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menambahkan dari catatan yang ada, hingga pukul 21.00 WIB tercatat 31 kali gempa susulan, dengan pusat di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
“Gempa susulan berpusat di Donggala dan Palu,” imbuhnya.
Menurutnya, Palu memang mengalami tsunami yang tinggi dikarenakan bentuk yakni teluk. Akan tetapi, hingga saat ini peringatan tersebut sudah tidak ada lagi.
“Peringatan sudah berakhir,” tegasnya.
Lumpuh
Sementara Kota Palu, Sulawesi Tengah, dilaporkan mengalami lumpuh total termasuk Bandara Mutiara Sis Al Jufri ditutup hingga 29 September 2019. “Kota Palu dalam kondisi lumpuh sekarang, komunikasi sangat sulit, terbatas dan terputus,” kata seorang warga, Muhammad Junun, ketika berada di Palu, mengabari istrinya, Ratih melalui pesan pendek di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.
Ratih mengatakan suaminya saat itu tiba di Kota Palu sekitar pukul 05.15 WIB, dan akan menginap di hotel Best Western untuk melanjutkan perjalanan ke Toli-toli. Namun belum beberapa saat terjadi guncangan hebat hingga harus berlari keluar hotel untuk menyelamatkan diri.
Bahkan beberapa bangunan juga rusak akibat gelombang gempa terakhir berkekuatan Magneto 7,7 Skala Richter itu. Penduduk kota pun panik hingga berkumpul di jalanan daerah setempat untuk mencari aman.
“Saya diberi tahu suami, gempa terjadi saat maghrib, dan kota lumpuh saat ini, SMS itu yang dikirimkan. Saya minta dia segera pulang, tapi tidak bisa,” tuturnya.
Warga Palu lainnya, Afrianti yang berhasil dihubungi melalui pesan pendek mengatakan kondisi Kota Palu sementara ini lumpuh, namun getaran gempa sudah tidak terasa, berbeda saat petang tadi.
“Lampu di sini padam, aliran listrik mati dan tidak ada penerangan lampu. Kami hanya memanfaatkan lilin untuk penerangan sementara, rumah kami sudah rusak,” katanya.
Kendati lokasi rumah berada di kompleks BTN Pengawu berjarak 10 kilometer dari Kota Palu, namun guncangannya sangat terasa hingga menghancurkan rumah-rumah di kompleks setempat.
“Kami semua berada diluar rumah, khawatir terjadi gempa susulan. Alhamdulillah, kami semua selamat, ” tulisnya.
Sementara Perum LPPNPI Unit PIA Wilayah Makassar, AirNav Indonesia telah mengeluarkan Surat NOTAM nomor HO737/18 perihal AD Closed, lokasi Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, ditutup sampai tanggal 29 September pukul 19.20 WIB
Menanggapi peristiwa gempabumi tektonik yang terjadi di Provinsi Sulawesi
Tengah, , BMKG menyampaikan pernyataan sebagai berikut:
- Parameter Gempabumi
Parameter awal
Telah terjadi gempabumi tektonik pada:
Hari, Tanggal, Pukul : Jumat, 28 September 2019, 17.02.44 WIB
Kekuatan : M 7.7
Lokasi : 0.18 LS dan 119.85BT
Kedalaman : 10 km
Parameter yang telah diupdate:
Hari, Tanggal, Pukul : Jumat, 28 September 2018, pukul 17.02.45 WIB
Kekuatan : M 7.4
Lokasi : 0.20 LS dan 119.89 BT
Kedalaman : 11 km
Gempabumi berpusat di 26 km Utara DONGGALA-SULTENG. Menurut hasil pemodelan
tsunami BMKG, gempa bumi ini berpotensi menimbulkan tsunami dengan level tertinggi
SIAGA di Donggala Barat dengan estimasi ketinggian gelombang tsunami 0,58 m dan
estimasi waktu tiba 17.22.43 WIB sehingga BMKG mengeluarkan Peringatan Dini Tsunami
(PDT).
Setelah dilakukan pengecekan terhadap hasil observasi tide gauge di Mamuju, tercatat adanya
perubahan kenaikan muka air laut setinggi 6 cm pukul 17.27 WIB. Berdasarkan hasil update
mekanisme sumber gempa yang bertipe mendatar (strike slip) dan hasil observasi ketinggian
gelombang tsunami, serta telah terlewatinya perkiraan waktu kedatangan tsunami maka
Peringatan Dini Tsunami (PDT) ini diakhiri pada pukul 17.36.12 WIB.
Dari hasil monitoringBMKG hingga Pukul 18.21 WIB, telah terjadi 7 gempabumi susulan yang
tercatat, dengan magnitude masing-masing M6,3; M6,2; M6,2; M4,7; M5,6; M5,0; dan M6,1.
BMKG terus memonitor perkembangan gempabumi susulan dan hasilnya akan
diinformasikan kepada masyarakat melalui media.
- Dampak Gempabumi
Guncangan gempabumi ini dirasakan di Toli-Toli II SIG-BMKG (V MMI); Donggala II SIG-
BMKG (IV MMI); Gorontalo, Poso, dan Palu II SIG-BMKG (III-IV MMI); Majene dan
Soroako II SIG-BMKG (III MMI); Kendari, Kolaka, Konawe Utara, Bone, dan Sengkang II
SIG-BMKG (II-III MMI); Kaltim Kaltara II SIG-BMKG(II – III MMI); Makassar, Gowa, dan
Toraja I SIG-BMKG (II MMI).
Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi
tersebut. Berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Donggala tercatat 1 orang meninggal
dunia, 10 orang luka-luka dan puluhan rumah rusak. Korban tertimpa oleh bangunan yang roboh.[**]