Pendidikan

Di Pagaralam, Sistem Belajar Daring Dikeluhkan Masyarakat Desa

Foto : istimewa

BELAJAR Daring memang lebih efektif pasalnya dapat dilakukan di rumah melalui aplikasi, seperti zoom. Namun apakah belajar daring menguntungkan ? jawab-nya tidak juga, mungkin bagi yang berkantong tebal [mampu] atau pun yang memiliki jaringan internet di rumah bisa dilakukan.

Bagi orang berada dipedesaan, belajar daring sangat menyulitkan, apalagi jika desanya tidak memiliki jaringan internet, mungkin sudah berapa uang dihabiskan untuk beli kuota dalam sebulan ? Nah,   itu memang salah satu kendalanya,  artinya belajar daring tak semuanya membuat nyaman bagi orang tua, karena dengan sistem tersebut membuat bengkak biaya.

Yang sebelumnya  kouta cukup satu bulan Rp50 ribu, namun akhirnya pengeluaran untuk kuota berlipat –lipat.

Surat edaran Kemendikbud Nomor 2 Tahun 2020, yang salah satunya berisi tentang belajar dari rumah melalui pembelajaran Daring (dalam jaringan) yang di kenal dengan belajar dari rumah melalui aplikasi zoom seharusnya dikaji kembali.

Seperti contoh di Kota Pagaralam  juga telah menerapkan sistem belajar online, khususnya di Kota Pagaralam sendiri, program tersebut pun tidak juga diterima oleh wali murid.

Bahkan  ada wali murid mengeluh karena tak mampu untuk membeli sebuah handphone pintar, apalagi saat wabah covid-19 berdampak turunnya di kegiatan ekonomi masyarakat.

Saat ditemui wartawan dilokasi, Doyok Warga Desa Alun Dua, Wali Murid dari Nanda, siswi SMP Negeri di Kota Pagaralam  mengatakan, selama program belajar daring menambah kesulitan bagi keluarga.

“Kami sendiri orang yang tidak mampu, handphone saja harus meminjam terlebih dahulu untuk melakukan pembelajaran jangankan untuk membeli handphone untuk membeli beras saja sangat susah, harapan saya kepada dinas terkait harus mempertimbangkan orang yang tidak mampu seperti kami,” ungkapnya,kamis (23/4/2020).[***]

Laporan ; Rozie/Pagaralam

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com