Pendidikan

5 Ciri-Ciri Berita Hoax Versi Pimred Suara.com Yang Perlu Pembaca Ketahui

“Kritik juga kepada media, pendorong hoax berkembang adalah karena salah satunya penyebabnya ketidakpercayaan publik kepada media yabg berkepentingan di politik dan bisnis,”

foto : istimewa

SUMARJONO, Pimred Suara. Com, yang hadir juga sebagai narasumber dalam Seminar Nasional Workshop Cek Fakta, juga mengatakan fungsi jurnalis harus benar – benar melakukan cek fakta, hal ini dikarenakan perkembangan teknologi informasi di dunia semakin deras dan itu membutuhkan filterisasi yang kuat juga.

Ciri pertama, jelas dia,  berita hoax cenderung mengandung judul yang provokatif, “mengompori” yang tujuannya untuk mendorong pembaca mengklik berita itu di media sosial (Medsos). Kedua, nama situs media penyebar berita biasanya mirip dengan media besar yang sudah ada, seringkali juga dengan nama yang baru dan tidak jelas.

Ciri ke tiga adalah kontennya cenderung berisi opini, tidak jelas sumber beritanya dan minim fakta, Ciri ke empat, lanjutnya, berita hoax seringkali menggunakan foto yang menipu. Meski itu tujuannya sebaga foto ilustrasi, namun sering tidak relevan atau tak nyambung dengan caption dan keterangan fotonya, dan yang ke lima, yakni akun itu biasanya baru dibuat, kloningan, abal-abal dan tak jelas sumbernya.

“Masyarakat juga perlu terus di edukasi bahwa penyebab banyaknya berita hoax bermunculan karena semata untuk bisnis, salah satunya, seperti mendapatkan iklan adsense dari pengguna internet. Berdasarkan sebuah studi, di Amerika Serikat berita palsu bisa dapat keuntungan 1.000 dolar AS per bulannya,”katanya dalam Seminar Nasional Workshop Cek Fakta yang diselenggarakan AMSI Sumsel di Palembang, Kamis [22/8/2019].

Menurut dia, di Indonesia juga terjadi hal serupa, seperti yang dilakukan beberapa situs berita online. Ironisnya, berita hoax identik dengan propaganda untuk tujuan politik praktis seperti pemilu kepala daerah, pemilu presiden dan isu SARA.

Para pelakunya dalam penyebaran berita hoax dimudahkan oleh cara kerja medsos dalam menggunakan algoritma yang mengikuti kebiasaan penggunanya. “Yang suka buka konten esek-esek (porno) ya akan dikasih esek-esek terus dimedsosnya, begitu juga dengan berita hoax,”tambahnya.

Meski begitu, kecenderungan menjamurnya berita hoax tidak bisa dipungkiri adalah karena pertumbuhan pengguna internet yang terus bertambah dan perubahan perilaku pembaca memilih aplikasi digital ketimbang konvensional seperti koran dan majalah.

“Kritik juga kepada media, pendorong hoax berkembang adalah karena salah satunya penyebabnya ketidakpercayaan publik kepada media yabg berkepentingan di politik dan bisnis,” tutupnya.[**]

Penulis : one

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com