SUMATERA Selatan memiliki luas lahan gambut begitu besar disebagian daerah, sehingga rawan terjadinya kebakaran hutan.Oleh sebab itu penanganan bukan saja dari pemerintah, harus melibatkan perusahaan.
Guna meminimalisir terjadinya Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumsel pada 2020 perlu direncanakan dari sekarang, karhutla tahun ini perlu menjadi pengalaman.
Salah satu perusahaan yang perlu melakukan penanganan sejak dini, yakni Pertamina Refinery Unit (RU) III Plaju, pasalnya perusahaan minyak milik negara tersebut memiliki pipa minyak yang berada di daerah -daerah rawan karhutla.
Setidaknya Pertamina harus membuat Satgas atau semacam binaan khusus untuk mengurangi kebakaran yang terjadi.
Kerjasama diperlukan karena titik api yang tersebar di Sumsel saat musim kemarau tiba sangat banyak di antaranya di Kabupaten OKI, Muba, OI dan Pali. Lahan inipun sebagian besar merupakan lahan gambut yang sulit dipadamkan jika sudah terbakar.
Tak hanya bertugas memadamkan api, Satgas tersebut hendaknya dapat melakukan pembinaan kepada masyarakat di sekitar titik api agar tidak melakukan pembakaran kebun untuk membuka lahan.
Hal itu diungkapkannya saat menerima kedatangan General Manager Pertamina Refinery Unit III Plaju Joko Pranoto, berikut jajarannya di Ruang Tamu Gubernur Sumsel, kemarin. [**]
Penulis : one