SUMSELTERKINI.ID, Palembang – Anggota Komisi IV DPRD Sumsel menilai PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang hanya memikirkan profit /keuntungan saja, namun minim kontribusi terhadap Sumatera Selatan.
Apalagi melihat curat marutnya proyek pipa gas milik PT Pusri dari Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) membuat jalan-jalan menjadi macet.
“Perusahaan Pupuk Nasional PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) yang berada di kota Palembang, bila perlu ‘hengkang’ke daerah lain, karena tidak ada kontribusinya secara signifikan bagi masyarakat Sumsel,” tegas Anita Noeringhati, Ketua Komisi IV DPRD Sumsel, Senin (26/2/2018).
Bahkan, katanya proyek pipa PT Pertagas –dari Muba (Chonocophilips) disalurkan ke Pusri lebih baik distop saja. Keberadaan PT Pusri ungkapnya minim, malah kontribusinya banyak keluar. “Jadi sebaiknya PT Pusri keluar saja dari Sumsel,” tegasnya lagi.
Menurut politisi Golkar ini, keberadaan PT Pusri di Sumsel lebih pada orentasinya ke profit, dari pada income untuk Sumsel ataupun masyarakat Sumsel.
“Meski dibangun disini, tapi semuanya dinikmati untuk luar Sumsel. Seperti dulu, Pusri janji akan buat produk pupuk bagi petani kecil di Sumsel, namun sampai saat ini tidak ada. Jadi siapapun yang berinvestasi di Sumsel harus ada kontribusi untuk Sumsel dan masyarakat Sumsel,” sesalnya.
Ditambahkan Anita, pihaknya tambah kesal dimana hasil kekayaan alam Sumsel (gas di Muba), ternyata diberikan ke PT Pusri, dan pengerjaannya yang saat ini sedang berlangsung ternyata membuat kemacetan panjang di kota Palembang.
“Lihatlah pengerjaan pipa gas itu sekarang, buat kemacetan. Memang sudah ada MoU sebelumnya, tapi harus izin, dan jika sudah mendapatkan izin pengerjaannya harus sesuai izin yang diberikan,” capnya.
Anita juga mendukung langkah PU Bina Marga Sumsel yang sempat menghentikan pengerjaan proyek tersebut di Jalan Noerdin Panji beberapa waktu lalu, dan pihaknya meminta hal itu dicek lagi oleh PU BM lagi pengerjaan lainnya, jika tidak memenuhi syarat untuk distop saja.
“Kita akan berkoordinasi dan ikut mengawasi pengerjaan itu, nanti juga kita buat surat ke PT Pertagas yang punya program itu, untuk distop,” jelasnya.
Anita menyatakan, semua proyek galian yang ada di Palembang, diharapkan pada bulan Juni harus kelar semua, mengingat pada Agustus nanti akan ada ajang olahraga Internasional Asian Games di kota Palembang. “Jadi Juni harus selesai, tidak ada pengerjaan lainnya,” urainya.
Anggota komisi IV DPRD Sumsel Didi Epriadi melanjutkan, dengan posisi PT Pusri di Sumsel harusnya mengutamakan kebutuhan masyarakat khususnya petani Sumsel terlebih dahulu, baru ke daerah lainnya.
“Harusnya jika dibuat disini, suplainya juga disini duluan, dan harus disesuaikan dengan kebutuhan petani yang ada, tapi ini tidak, pupuk banyak dikirim keluar Sumsel,” ungkapnya.
Selain itu diungkapkan politisi Nasdem ini, dengan laba yang besar namun kontribusi PT Pusri ke Sumsel sangat minim, ini berbeda dengan PTBA (Bukit Asam), yang ada andil untuk Sumsel.
“Pemprov punya saham di PTBA, sehingga ada deviden yang didapat setiap tahun, kalau PT Pusri apa, tidak adakan,” terang dia.[one]