Sumselterkini.co.id, – Di negeri yang penuh kenangan dan kenikmatan kuliner bernama Palembang, ulang tahun kota ke-1342 tidak cuma dirayakan dengan tepuk tangan dan ucapan selamat di medsos. Kali ini, Pemerintah Kota Palembang muncul dengan cara yang lebih membumi ngadain pasar murah! .Ya, pasar murah, bukan pasar murung.
Kalau biasanya warga cuma bisa tepuk jidat ngeliat harga minyak goreng naik turun kayak harga saham, maka kini, lewat tangan-tangan ajaib dari Dinas Perdagangan, rakyat kecil bisa berbelanja sambil senyum manis kayak abis dikasih gombalan gratis.
Pasar murah ini ibarat es teh di tengah padang pasir, muncul saat kantong masyarakat udah mulai kering kerontang. Saat harga daging melambung kayak mimpi mantan yang nikah duluan, eh tiba-tiba Pemerintah Kota hadir seperti pawang harga membawa harapan dalam bentuk diskon Rp 1.000 hingga Rp 5.000.
Jangan salah, ini bukan kaleng-kaleng! Daging sapi, daging ayam, telur, beras, gandum, semua disuguhkan layaknya pesta rakyat, tapi dengan harga warteg. Bahkan, buat warga yang dapet voucher dari Bank Sumsel Babel dan Bank BPR Palembang, bisa dapet potongan Rp 10.000! Serius, Rp 10.000 itu kalau diangkut ke warung bisa jadi dua bungkus nasi uduk plus senyum mbaknya.
Ibarat kata pepatah tua dari pasar Lemabang, “Kalau belum bisa menurunkan harga, setidaknya turunkan stres warga dengan diskon dadakan,” Nah, ini yang dilakukan Pemerintah Kota. Mereka enggak cuma turun tangan, tapi juga turun ke lorong-lorong, sampai ke Lorong Asalam RT 24 Kelurahan 30 Ilir. Ini baru namanya blusukan tanpa basa-basi, bukan cuma datang pas musim kampanye.
Kepala Dinas Perdagangan, Ir. H. Gunawan, M.T.P memang nggak hadir langsung, tapi diwakili dengan baik oleh Elsa Noviani, SH, M.Si yang dengan mantap bilang, “Pasar murah ini hadir di lima kecamatan,” Kayak boyband Korea, mereka tur keliling dari Gandus sampai Kertapati, bikin warga antre bukan buat selfie, tapi buat beli beras dua kiloan.
Bayangin, di zaman harga cabai rawit lebih serem dari komentar netizen, bawa uang 50 ribu bisa pulang bawa beras, telur, dan hati yang bahagia. Ini bukan sulap, bukan sihir, tapi intervensi cerdas dari pemerintah kota yang sadar bahwa rakyat bukan cuma butuh janji, tapi juga diskon nyata.
Di tengah riuhnya perayaan ulang tahun Kota Palembang yang sudah uzur namun tetap bugar, kehadiran pasar murah menjadi bukti bahwa pemerintahan yang baik bukan hanya pandai berkata-kata, tapi juga cakap membaca isi dompet warganya. Ketika wacana tak lagi bisa dimakan dan pidato tak bisa ditumis, maka inisiatif seperti pasar murah inilah yang jadi penyejuk jiwa dan penyelamat isi kulkas.
Dinas Perdagangan telah menunjukkan bahwa “membangun kota itu bukan hanya soal beton dan jembatan, tapi juga tentang harga telur dan harga beras”. Karena rakyat tak hidup dari baliho pembangunan, tapi dari piring nasi dan kuah sayur di meja makan.
Rayakan hari jadi Palembang, bukan cuma dengan foto di Instagram, tapi juga dengan belanja cerdas di pasar murah, karena di zaman di mana harga-harga bisa bikin kita pengen buka dompet sambil istighfar, pasar murah adalah bentuk kasih sayang pemerintah yang lebih manis dari tape uli dan lebih tulus dari mantan yang ngajak balikan.
Selamat ulang tahun, Palembang. Panjang umur kota dan murah terus pasarannya!.[***]