Palembang Terkini

‘Abis Libur Kok Lupa Jalan ke Kantor? ASN di MPP Jakabaring Kena Sidak, Kena Sentil, Belum Tentu Sadar’

ist

Sumselterkini.co.id, – Di negeri antah berantah bernama Palembang, yang punya pempek sekuat silat dan jembatan seindah senja, ada satu kisah klasik nan menggelitik sekelompok ASN (Aparatur Sering Nganggur?) yang mendadak lenyap dari radar kantor usai libur Idul Adha. Bukan karena hilang diculik alien atau jadi korban kripto amblas, tapi tampaknya memang karena lupalupa kalau mereka ini digaji rakyat, bukan oleh grup WA alumni SMA.

Sidak demi sidak dilakukan Sekda Aprizal Hasyim bak polisi tidur yang mendadak bangun langsung menyapu jalanan birokrasi yang mulai miring-miring. Bersama Kepala BKPSDM dan Inspektorat, beliau meluncur ke Mall Pelayanan Publik Jakabaring, berharap menemukan pelayanan prima, tapi yang ketemu justru enam ASN yang “menghilang secara administratif”.

Kalau kata pepatah lama, “Gajah di pelupuk mata tak tampak, ASN bolos di daftar hadir jelas terpampang”. Libur lebaran, memang panjang. Tapi bukan berarti bisa diperpanjang semaunya kayak cicilan kredit motor. ASN itu bukan pemain sinetron yang bisa cuti syuting seminggu lalu balik langsung dapat rating. Mereka ini barisan depan pelayanan publik, bukan anggota klub rebahan nasional.

Kantor MPP itu tempat warga datang minta izin usaha, ngurus KTP, bahkan sekadar minta penjelasan soal izin tetangga bikin warung di gang sempit. Tapi kalau meja pelayanan kosong, pegawai tak tampak batang hidungnya, warga yang datang bisa jadi bingung kira-kira pelayanan publik ini sistem walk-in atau walk-out?

Sekda bilang, enam ASN ini akan dipanggil, diklarifikasi, dan diberi sanksi. Tapi kita semua tahu, kadang sanksi di birokrasi itu seperti angin semilir terasa sebentar, lalu hilang ditelan AC ruangan. Yang bolos bisa saja nanti cuma disuruh bikin surat pernyataan sambil menyeruput kopi gratis di pantry.

Dia nikmatin libur nasional, tapi lupa kalau ada tanggung jawab yang menunggu di meja kerjanya. ASN bukan singkatan dari “Anak Santai Negara”, tapi ya kadang perilakunya bikin rakyat curiga, jangan-jangan mereka ini pelatih ninja jago menghilang tanpa jejak.

Kalau terus begini, jangan salahkan publik kalau mulai menganggap pelayanan publik itu seperti es campur, isinya banyak tapi nggak semuanya enak. Apalagi kalau pegawai publik jadi ikut-ikutan gaya liburan selebgram: pulang kampung empat hari, pulang ke kantor dua minggu kemudian.

Kita butuh ASN yang ingat bahwa mereka digaji bukan untuk duduk di rumah sambil nonton sinetron, tapi untuk hadir, melayani, dan menyelesaikan. Bolos tanpa kabar itu bukan hanya pelanggaran, itu penghianatan terhadap sumpah jabatan dan juga terhadap harapan rakyat yang mengantre sambil ngelus dada.

Mungkin perlu ada aturan baru siapa yang bolos usai libur panjang, wajib kerja dua minggu penuh tanpa AC dan tanpa HP. Atau dikirim magang ke pelayanan publik di desa yang sinyalnya hanya muncul kalau naik ke pohon jambu. Akhir kata, kita tutup dengan satu pepatah modifikasi “ASN yang rajin itu seperti tukang tambal ban di tengah kota  tak terlihat glamor, tapi selalu dicari waktu bocor”. Jangan sampai ASN kita malah seperti kasur busa tua empuk waktu baru, tapi makin lama makin tenggelam dalam kemalasan.

Mari kita doakan, semoga keenam ASN itu bukan hilang karena lupa, tapi sekadar salah jadwal. Dan semoga mereka sadar yang bolos bukan cuma bikin malu kantor, tapi juga memperpanjang antrean warga yang butuh pelayanan cepat dan ikhlas.

Sebab dalam dunia birokrasi, ketidakhadiran satu ASN bisa menunda izin usaha satu minggu, dan bikin satu keluarga batal buka warung pempek. Jadi jangan remehkan absensi karena kantor bukan tempat main petak umpet, dan warga bukan peserta lomba sabar.[***]

Terpopuler

To Top