SEKAYU tidak dibangunkan oleh ayam jago, tapi dengan suara knalpot meraung seperti naga kesurupan premium turbo. Balap motor drag bike Sumsel, drag race Musi Banyuasin, dan Kejurda IMI Sumatera Selatan 2025 bukan lagi sekadar kata kunci Google, tapi jadi denyut nadi ribuan pasang mata yang berdesakan di depan Rumah Dinas Bupati Musi Banyuasin.
Bayangkan, BAF drag race Sekayu disulap jadi sirkuit drag bike dadakan yang membentang seperti jalan menuju surga RPM. Di tengah peringatan HUT Muba ke-69, suara mesin meraung seperti pengingat bahwa otomotif Sumsel terbaru bukan main-main.
Di lintasan lurus itu, para joki drag race menggenggam gas seperti menggenggam takdir dengan harapan bisa tembus finish sebelum nasi bungkusnya dingin. Aspal mendidih, karburator mendesah, dan penonton ikut menjerit seperti nonton sinetron episode terakhir. Ini bukan sekadar event balap motor Sumsel, bro. Ini pertunjukan adrenalin, tempat di mana sepeda motor bisa lebih cepat dari gosip tetangga, dan mimpi bisa ngebut sampai 8 detik saja cukup.
Sabtu pagi di Sekayu, suasananya tak ubah seperti festival rakyat, tapi alih-alih dangdutan dan balon tiup, yang menggema adalah raungan mesin dan suara knalpot yang bikin burung pipit minggat dari pohon jambu. Ribuan orang tumpah ruah di depan Rumah Dinas Bupati. Yang datang bukan cuma penonton, tapi juga mekanik, joki, tukang jual sosis bakar, hingga tukang parkir musiman yang mendadak jadi CEO lahan kosong.
Di sinilah, BAF Drag Race & Drag Bike Kejurda IMI Sumsel Putaran II digelar. Jangan bayangkan lintasan aspalnya mulus seperti pipi artis TikTok. Ini jalan umum yang disulap jadi arena, lengkap dengan paddock darurat yang isinya lebih sibuk dari warteg pas jam makan siang.
Dan para joki? Wah, mereka tampil dengan gaya dari yang pakai racing suit super lengkap, sampai yang masih bau oli dan sarapan belum selesai. Tapi begitu peluit dibunyikan dan gas dipelintir, semua berubah. Yang tadinya ngobrol soal mantan langsung berubah jadi fokus 100 persen mata ke depan, tangan ke throttle, hati ke Tuhan.
Sebelum start, ada sesi break practice. Nah, ini dia sesi yang seolah remeh tapi krusial, kayak ngecek saldo sebelum ngajak gebetan makan. Para joki memanaskan mesin, mencoba torsi, dan mencatat waktu. Di paddock, para mekanik seperti koki dalam tekanan ngatur rasio gigi, utak-atik pengapian, sampai menyetel karburator yang lebih sensitif dari hati mantan yang belum move on.
Salah satu mekanik terlihat komat-kamit, entah sedang menghitung jetting atau baca doa Qunut. Satu sentuhan salah, motor bisa ngadat di tengah lintasan. Dan di dunia drag race, terlambat satu kedipan mata, bisa bikin gelar juara lepas seperti sandal di musim hujan.
Di kelas utama, NEO PM S07 POWER, kompetisi seperti sinetron episode terakhir. Ada KARTA WIJAYA nomor 96 dengan waktu 8,049 detik, disusul CANDRA SAPUTRA 8,124 detik, dan ERMANTIS 8,157 detik. Tipis banget bedanya. Bahkan lebih tipis dari alasan orang yang ngutang tapi belum bayar. Satu kesalahan kecil, motor bisa ngepot ke kanan, dan tiket juara melayang ke lawan.
Saat balapan berlangsung, penonton tegang. Ada yang berdiri di pagar sambil teriak, ada emak-emak nonton dari balkon rumah sambil pegang sapu. Semua ikut larut dalam euforia. Bahkan tukang cilok di pojokan sempat menunda dagangannya demi melihat dragster meluncur seperti kilat disambar guntur.
Menurut Pathi Ridwan, Ketua IMI Sumsel, ajang ini bukan sekadar ngebut. “Ini wadah positif bagi anak muda untuk menyalurkan bakat secara aman dan terorganisir,” katanya. Bener juga sih. Daripada balapan liar di jalan raya, mending ikut event resmi, bisa dapet piala, dapet teman, dan dapet jodoh kalau beruntung.
Yang menarik, ajang ini juga jadi tempat silaturahmi komunitas otomotif. Dari pecinta 2-tak sampai klub moge, semua kumpul. Anak Vespa nongkrong bareng anak Ninja, tukang bore-up salaman sama pemilik ECU mapping. Di sini, perbedaan suara knalpot tidak jadi sumber konflik, tapi jadi ajang adu “siapa yang lebih keras tapi tetap sopan.”
Seorang joki muda asal PALI berkata, “Balap itu bukan cuma soal cepat. Tapi soal ketenangan, fokus, dan keberanian untuk kalah.” Nah, ini pepatah modern yang layak masuk buku motivasi Di lintasan, yang menang bukan yang paling sombong, tapi yang paling konsisten.
Ajang ini juga jadi pengingat bahwa hidup seperti lintasan drag pendek, cepat, dan butuh keberanian. Sekali ragu, finish line tinggal kenangan. Tapi kalau yakin, gas pelintir dan mental siap, siapa tahu hidup bisa tembus rekor nasional.
BAF Drag Race & Drag Bike di Musi Banyuasin adalah perayaan. Perayaan semangat muda, kebersamaan komunitas, dan komitmen daerah untuk mendukung kreativitas. Di tengah deru mesin, ada nilai kecepatan harus punya arah, dan keberanian harus pakai helm.
Muba bergetar bukan karena gempa, tapi karena semangat anak muda yang berani menyalakan mesin mimpi mereka, dan seperti kata pepatah Palembang versi modifikasi.
“Daripada balapan liar di jalan, mending balapan resmi di depan bupati. Setidaknya, kalau kalah, bisa selfie bareng camat”
Kalau kamu merasa hidup terlalu pelan, mungkin kamu butuh datang ke Sekayu. Di sana, mesin berteriak, adrenalin melompat, dan mimpi anak muda melaju… dalam waktu 8,049 detik!.[***]