JUMPA pers itu penuh dengan tatapan serius, mikrofon dijejer kayak pasukan orkestra, dan wajah pemain tegang kayak nunggu hasil UTBK, maka lain cerita dengan jumpa pers Piala Presiden 2025.
Di Jakarta, Jumat sore itu, suasana mendadak pecah kayak balon ulang tahun bocah bukan karena debat taktik, tapi karena… juggling!
Enam pemain dari enam tim beda, dari yang lokal sampai yang internasional, pamer keahlian main bola sambil senyum-senyum manis. Mulai dari Ole Romeny (Oxford United) yang juggling-nya kayak profesor bola dari Inggris, sampai Marc Klok yang kayaknya juggling sambil mikirin utang cicilan, semua tampil hebring!
Yang paling bikin ngakak tentu Zahaby Gholy, wakil dari Indonesia All Stars, yang juggling-nya mirip orang lagi ngusir ayam kampung liat bola, tendang, senyum, gagal, ketawa. Suasana jumpa pers pun berubah kayak arisan emak-emak RW: meriah, rame, dan penuh tawa!
Kalau kata pepatah lama, “Air tenang menghanyutkan, bola menggelinding bisa bikin jatuh cinta”. Nah, di Piala Presiden ini, bukan cuma bola yang menggelinding, tapi juga suasana hati penonton yang ikut meleleh melihat kekompakan para pemain.
Ini bukan sekadar turnamen, ini kayak reuni akbar keluarga besar sepak bola yang biasanya rebutan warisan, sekarang rebutan piala dan hadiah miliaran.
Erick Thohir, sang Ketua Umum PSSI, pun senyum semringah. Katanya, ini bukan cuma soal menang dan kalah, tapi soal unjuk talenta dan kebersamaan.
Betul, Pak Erick! Karena kadang, yang bikin kita betah nonton bola bukan cuma gol cantik, tapi juga momen kocak kayak pemain nendang bola ke muka wasit ups, maaf, itu trauma Piala Dunia 2002.
Dengan hadiah Rp 11,5 miliar, jelas para pemain akan main ngotot kayak rebutan kursi kosong di KRL. Tapi tetap, dengan hadirnya tim asing, aura turnamen ini berubah jadi level internasional.
Bukan cuma “Piala Presiden”, ini sudah kayak “Liga Avengers”, isi pemainnya gabungan dari berbagai negara dengan kekuatan super: kaki cepat, sundulan maut, dan emosi tipis-tipis.
Bayangkan pertandingan Persib lawan Oxford United, atau Dewa United lawan Port FC itu bukan sekadar duel taktik, tapi juga duel budaya: antara sambal terasi dan fish and chips.
Jadi, kalau kamu pikir nonton Piala Presiden cuma buat lihat siapa yang menang, kamu salah besar. Di sini kamu bisa liat juggling bola, drama penalti, selebrasi salto, hingga ekspresi pelatih yang lebih dramatis dari sinetron Indosiar.
Piala Presiden 2025 bukan cuma soal bola masuk gawang, tapi soal hati yang ikut dibawa pulang. Dan siapa tahu, juggling hari ini bisa jadi takdir juara esok hari. Karena seperti kata orang bijak zaman now “Yang penting bukan siapa yang menang, tapi siapa yang bisa bikin kita ngakak sambil nonton”. Yuk, saksikan bersama, turnamen yang lebih panas dari gorengan abang-abang jam lima sore!.[***]
