Obyek Wisata

Resep Ajaib dari Samosir

kementerina pariwisata

Sumselterkini.co.id, – Dulu, sampah plastik di Bukit Holbung mengalir seperti air mancur dosa. Turun dari bukit, numpuk di jalan, meresahkan mata, dan merusak harum citra wisata. Tapi pepatah tua bilang, “kalau tak bisa menjadi pohon rindang, jadilah ilalang yang menghalau debu.”

Maka warga Desa Hariara Pohan, Samosir, Sumatera Utara, memilih menjadi ilalang perlawanan terhadap sampah. Diam-diam, mereka sulap plastik jadi solar, dan pangan sisa jadi bolu. Hebatnya, semua itu mereka lakukan bukan karena disuruh, tapi karena sadar.

Hariara Pohan bukan desa kaya raya. Tapi kekayaan sejati memang bukan soal isi dompet, melainkan isi niat dan hati. Sejak ikut program Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2023, satu per satu warga bangkit.

Ketua TPS3R, Muhammad Yusuf Sihotang, tak hanya jadi pengelola sampah, tapi juga pencerah kampung. Dengan tabung reaktor yang tampak seperti tabung gas ukuran jumbo, mereka “masak” plastik hingga jadi solar. Prosesnya pelan-pelan, sabar, seperti menanak nasi pakai dandang. Butuh suhu 300 derajat agar plastik berubah rupa dan manfaat.

“Kalau cuma dibakar, plastik hanya bikin asap dan masalah. Tapi kalau diolah, bisa jadi jalan keluar,” kata Yusuf. Ia bicara sambil memandangi tabung reaktor yang mengeluarkan uap panas seperti napas semangat yang tak pernah padam.

Di sisi lain, ibu-ibu desa sibuk dengan Sopo Pangan, semacam dapur kreatif desa. Labu, ubi, jagung, bahkan kemiri yang tadinya nyaris dibuang, mereka olah jadi bolu yang harum dan legit.

Kata orang, “Jangan buang makanan, karena rezeki tak pernah datang dua kali dalam bentuk yang sama.” Maka mereka buktikan pangan sisa bukan sampah, melainkan peluang yang belum dilirik.

Gerakan ini seperti ombak kecil di danau besar pelan tapi pasti mengguncang. Bahkan Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, yang datang 4 Mei 2025, dibuat kagum.

“Ini bukan sekadar desa wisata, ini laboratorium kehidupan yang nyata,” ujarnya. Bukan pujian kosong, karena yang beliau lihat bukan hanya keindahan Danau Toba, melainkan kebangkitan warga yang tak mau tunduk pada nasib.

Dengan dukungan PT Astra, GoTo Foundation, dan niat tulus dari warga, desa ini jadi percontohan. Mereka bukan hanya juara 2 Homestay ADWI 2023, tapi juara di hati wisatawan. Tahun lalu, Samosir dikunjungi 1,2 juta pelancong. Kalau tak diatur, sampah bisa jadi petaka. Tapi Hariara Pohan sudah di depan: mereka tak sekadar menyambut tamu, tapi juga menjaga rumahnya.

Kini, solar hasil dari plastik digunakan oleh petani untuk menyalakan diesel pompa air. Dari 7.000 kg plastik, lahirlah lebih dari 200 liter solar. Itu bukan sekadar angka, itu simbol bahwa sampah bukan musuh asal tahu cara mendekatinya.

Dan dari dapur Sopo Pangan, bolu labu mereka hadir di meja-meja homestay dan warung kopi desa. Rasanya manis, tapi perjuangannya pahit. Seperti kata orang tua. “Yang manis jangan langsung ditelan, yang pahit jangan langsung dimuntahkan.”

Desa Wisata Hariara Pohan sedang menulis ulang takdirnya. Mereka buktikan bahwa kotor bukan akhir, dan sisa bukan sia-sia, dari plastik lahir energi, dari pangan sisa tumbuh ekonomi. Mereka sedang menunjukkan pada dunia bahwa desa bukan tertinggal, tapi sedang menyalip dengan cara yang tak biasa.

Kalau semua desa seperti Hariara Pohan, maka Indonesia tak hanya bersih, tapi juga bersinar. Karena ketika warga sudah tak buang sampah sembarangan, itu tandanya harapan sudah tak dibuang begitu saja.[***]

Terpopuler

To Top