Sumselterkini.co.id, – Kalau bukan karena gerak cepat petugas pemadam kebakaran (Damkar) Muba, bisa jadi Kampung Ogan sore itu berubah jadi Kampung Gosong. Api memang kecil jadi kawan, tapi kalau udah meletik di atap rumah, dia bisa lebih galak dari tetangga yang ditegur soal jemuran ngelewatin pagar.
Kejadian ini berlangsung di Jalan Merdeka RT 09 RW 03, Kelurahan Balai Agung, Kecamatan Sekayu, Minggu sore (15/6/2025). Sekitar pukul 16.26 WIB, warga bernama Ronaldy melihat asap membumbung dan langsung lapor, bukan ke dukun, bukan ke grup WA RT, tapi langsung ke Damkar. Cerdas!.
Dua unit mobil Damkar meluncur dari Pos Sekayu, mereka tak pakai rem tangan apalagi mampir beli es tebu. Tepat pukul 17.06 WIB, api yang membakar rumah milik Ibu Erna Lila resmi takluk. Padam total, tak bersisa, seperti kenangan mantan yang akhirnya bisa dilupakan. “Kami menyisir, menyemprot, dan memastikan titik api benar-benar padam. Tim juga berjibaku dengan semangat 45, ditambah semangat 46 karena bonus jerit warga,” ujar Plh. Kabid Damkar, Junaidi.
Regu yang bertugas ibarat pasukan Avengers-nya Muba. Ada Junaidi si Kabid Damkar, Nurhadi Jaya si Kasi Ops yang selalu sigap walau kaosnya basah, sampai Danru Rajid Gani yang katanya kalau nyemprot air lebih lincah dari ular sawah kejar tikus. Sopir Rahmad Rizky dan Ibrahim juga tak kalah sigap, ngebut pakai sirine yang bikin orang salah kira, dikira rombongan pengantin lewat.
Warga pun ikut nyemplung membantu, bukan sekadar nonton sambil siaran langsung di TikTok. Inilah semangat gotong royong versi era digital: satu nyiram, satu nyopet… eh maksudnya, satu nyiram, satu dokumentasi.
Rumah Ibu Erna hangus, dan kerugian ditaksir Rp75 juta. Untungnya, tak ada korban jiwa. Semua selamat, bahkan kucing peliharaan pun keluar dari bawah dipan seperti tentara yang lolos dari bunker. Penyebab kebakaran masih diselidiki. Ada dugaan hubungan pendek arus listrik, atau mungkin colokan yang kepanasan karena dipaksa ngecas tiga powerbank, dua handphone, dan satu magic com.
Camat Sekayu, Edi Heryanto, turut mengapresiasi. Katanya, ini bukti bahwa warga dan Damkar Muba seperti kopi dan gula manis kalau bersatu.
Sementara itu, Bupati Muba, H. M. Toha, memberikan penghargaan dan pesan penting “Segera hubungi call center 112 kalau ada kejadian darurat. Jangan panik, jangan update status dulu. Nyawa lebih penting daripada notifikasi,” tandasnya.
Pepatah Baru dari Kampung Ogan “Lebih baik kering karena semprotan Damkar, daripada kering air mata karena rumah jadi arang”
Musibah memang datang tak diundang, pergi pun kadang tak bilang-bilang. Tapi kalau Damkar Muba sigap seperti ini, kita bisa tidur lebih nyenyak, meski AC bocor dan cicilan motor belum lunas. Yang penting, nyawa selamat, api padam, dan warga tetap kompak, karena di Muba, yang terbakar hanya rumah, bukan semangat gotong royong warganya. Jangan lupa jaga colokan, awasi kompor, dan sayangi kabel seperti sayangi pasangan jangan biarkan terbakar, apalagi dilirik orang.[***]