MUBA Terkini

Ketika Si Manis Menjebak Umat [Marshmallow Bertopeng Halal]

ist

Sumselterkini.co.id,- Bayangkan anda lagi santai di ruang tamu, menonton sinetron sambil ngemil marshmallow rasa cokelat, eh tiba-tiba baca berita  label halal, tapi isinya babi, pasti kaget, pikiran juga gak karuan-karuan khusus muslim, ibarat seperti dikhianati mantan dua kali. Sakitnya itu bukan cuma di hati, tapi juga di kerongkongan yang baru saja menelan si empuk manis bertabur porcine.

Begitulah hebohnya kasus sembilan produk pangan olahan berlabel halal yang ternyata mengandung unsur babi. BPOM dan BPJPH Kabupaten Muba pun seperti duet detektif dari serial Netflix, berhasil mengungkap skandal kuliner yang bikin dahi berkerut dan perut mual. Sembilan produk, sebagian besar marshmallow makanan lucu-lucu yang biasanya hanya bikin gigi berlubang, kini bikin keimanan goyah.

Menanggapi ini, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Pemkab Muba) langsung tancap gas. Nggak pakai lama, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Muba bersama Dinkes dan Sat Pol-PP turun ke lapangan. Mirip SWAT team, tapi yang dihadapi bukan penjahat bersenjata, melainkan marshmallow rasa jeruk yang menyamar sebagai sahabat umat.

Sidak digelar di Alfamart dan Indomaret wilayah Sekayu. Hasilnya? Ditemukan tiga jenis marshmallow dari total sembilan produk yang diamankan dari rak. ChompChomp Car Mallow, ChompChomp Flower Mallow, dan si polos ChompChomp Marshmallow bentuk tabung semuanya harus angkat kaki dari toko.

Tindakan langsung dilakukan. Para kepala toko diberi pembinaan, diminta menarik produk, dan menahan atau meretur barang tersebut. Tidak boleh dijual lagi. Tidak boleh ngeloyor manis di rak sambil berlagak halal. Karena ini bukan soal selera, tapi soal akidah. Umat Islam berhak tahu apa yang masuk ke perutnya. Jangan sampai keimanan tergelincir hanya gara-gara marshmallow berbentuk mobil.

Negara-negara lain bisa jadi cermin. Di Tokyo, restoran halal diaudit ketat oleh Lembaga Halal Jepang. Mereka tak hanya periksa bahan, tapi juga jalur distribusi hingga dapur. Di Turki, produk makanan dengan label halal palsu bisa diganjar denda fantastis hingga pencabutan izin permanen. Di Dubai? Jangan tanya. Sekali ketahuan bohongin label halal, bisa langsung masuk daftar hitam dan diarak ke luar kota secara simbolis, ya, meski cuma secara hukum, dan terakhir  Malaysia, pelanggaran terhadap label halal bukan cuma kena sanksi, tapi juga dianggap penghinaan terhadap hukum syariah negara.

Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar harusnya jadi yang terdepan. Tapi kalau produk seperti ini masih lolos, berarti ada lubang dalam sistem pengawasan. Bukan hanya tugas BPOM dan BPJPH, tapi juga produsen, distributor, dan masyarakat. Literasi halal harus naik kelas, jangan cuma percaya karena stempel di kemasan.

Produk halal bukan hanya soal rasa aman, tapi juga kepercayaan. Sekali label halal disalahgunakan, yang hancur bukan cuma kepercayaan konsumen, tapi juga kredibilitas lembaga yang menerbitkannya. Kita tidak boleh memberi ruang bagi “babi berjubah halal” berkeliaran di rak swalayan.

Muba sudah melakukan tugasnya. Kini giliran kita semua dari Jakarta sampai Jayapura, dari distributor sampai emak-emak penggila promo. Karena menjaga halal, bukan cuma urusan ulama, tapi juga urusan umat.

Umat Islam memegang prinsip halal-haram bukan sebagai gaya hidup, tapi bagian dari ibadah. Maka ketika label halal disalahgunakan, yang dirusak bukan cuma lambung, tapi juga hati dan keimanan.

Muba telah menunjukkan pemerintah daerah bisa gerak cepat dan tanggap, tak hanya diam mengandalkan pusat. Tapi langkah ini tidak akan cukup kalau tidak diikuti daerah lain, juga oleh lembaga pengawasan yang lebih ketat, transparan, dan akuntabel.

Oleh sebab itu tak semua yang berlabel halal itu betul-betul bebas dari hal haram. Maka, selain penguatan regulasi, kita juga butuh penguatan literasi. Jangan hanya percaya bungkus manis, cek juga isi dan produsen. Sebab bisa saja si marshmallow yang tampak lugu ternyata jebakan kenyal berdosa.[***]

Terpopuler

To Top