SUMSELTERKINI.CO.ID, PALEMBANG – Gubernur Sumatera Selatan (Sumse) H. Herman Deru menghadiri penutupan Posko Satuan Tugas kebakaran hutan dan lahan (karhutlah) Provinsi Sumsel, sekaligus ramah tamah dengan unsur posko satgas Karhutla di Hotel Santika Premiere Bandara, Kamis (01/11/2018).
Acara ini juga dihadiri oleh Deputi Penanganan Darurat BNPB Yolak Dalimunte, Kapolda Sumsel Irjen. Pol Zulkarnain Adinegara, Kasdam II Sriwijaya Brigjen TNI Syahrial. PSC. M. Tr (HAN), Danrem 044/GAPO Kol. Inf. Iman Budiman, S.E.
Gubernur Sumsel H. Herman Deru mengaku bangga pada institusi ini, mengingat satuan tugas (satgas) yang telah dibentuk ini terlihat jelas keberhasilannya.
Menurutnya, satgas karhutla merupakan pekerjaan besar, butuh biaya besar, konsenstrasi yang besar serta butuh pembinaan yang besar.
“Ucapan terimakasih bahwa telah berjuang membuat nama baik Sumsel ini dikagumi, membuat nama Sumsel lekat di lidah atas suksesnya satgas ini. Saya akan berupaya mengajak kita semua berikut masyarakat Sumsel untuk lebih baik mencegah daripada harus memadamkan,” ucapnya.
“Saya minta juga semua OPD kita lebih preventif mencegah. Mencegah ini juga bukan sedia payung sebelum hujan. Tapi lebih ke mencegah mengajak seluruh lapisan masyarakat agar tidak membuka lahan dan memanfaatkan lahan dengan membakar,” tuturnya.
Ia juga berharap, Kepala Pelaksana BPBD satgas ini jangan berhenti, dimana kedepan akan dibentuk satgas pencegahan.
“Gambut rata- rata yang selalu berulang karhutla nya adalah gambut yang tidak produktif. Maka jika ada perwakilan yang memiliki lahan gambut, Saya mengajak untuk bersedia dikelola menambah luas tanaman pangan,” tuturnya.
Ke depan, ia berharap masyarakat Sumsel merubah mindset daripada harus memadamkan, lebih baik mencegah. Mengingat biaya yang dikeluarkan sangat luar biasa.
“Saya dengar dari BNPB saja biayanya hampir Rp1 triliun digunakan untuk kerja selama delapan bulan, itu kan sayang uangnya mending kita berikan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah ini. Pencegahan ini seperti membuka lahan tidak harus membakar apalagi sudah ada eskavator yang telah diberikan oleh pemerintah pusat,” katanya.
Sementara dalam laporannya Kepala Pelaksana Satgas Karhutla H. Iriansyah, S. Sos, M. Kes mengatakan, Sumsel merupakan Provinsi yang rawan kebakaran hutan dan lahan, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi Tahun 2015 sangat mengganggu dan mengancam hidup dan kehidupan manusia. Mulai dari gangguan kesehatan seperti gangguan pernafasan, iritasi mata, gangguan transportasi darat, laut dan udara juga telah mengancam flora dan fauna serta gangguan ekonomi dan gangguan hubungan bilateral.
Kemudian jarak pandang di Bandara SMB II juga relatif baik rata- rata diatas 10 KM, angka Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) juga dengan nilai rata rata di bawah angka 50 (baik) sedangkan angka penderita ISPA juga tidak ada peningkatan yang signifikan.
“Kondisi terakhir setelah Status Siaga Darurat Ini Cuaca di Provinsi Sumatera Selatan khususnya Kota Palembang sudah relatif cukup baik, dengan mulai turun hujan pada beberapa wilayah Provinsi Sumatera Selatan, masih ada beberapa daerah yang belum terkena hujan (hujan belum merata),” pungkasnya.[**]
Penulis : Humas Pemprov. Sumsel