Inspirasi

[TAWA TAPI TAHU] Semut Lumayan Bisa Nakuti Gajah

DI belantara dunia ini, siapa yang tak kenal gajah? Tubuhnya besar, belalainya panjang, langkahnya bikin tanah getar. Tapi jangan salah, seekor semut kecil bisa bikin dia lari terbirit-birit kalau nyelip ke kuping. Itulah hidup kadang yang kecil bikin yang besar gelisah, apalagi kalau si kecil ini bawa tekad dan gigih luar biasa.

Dalam dunia persilatan (baca: pergerakan sosial), sering kali kita terpukau oleh yang besar media besar, tokoh besar, lembaga besar, gedung tinggi, dan dana jumbo. Tapi sejarah sering berubah bukan oleh kekuatan gajah, melainkan oleh gigitan semut yang tak kenal lelah. Lihat saja bagaimana suara rakyat kecil bisa menggoyang singgasana.

Semut itu nggak ngotot buat jadi gajah. Dia cukup tahu diri, tapi juga tahu potensi. Karena kadang bukan soal ukuran, tapi soal arah dan daya gigit. Banyak semut yang kerja kolektif, bareng-bareng, ngangkat gula seberat badan sendiri. Sementara gajah? Kadang sendirian di kebun binatang, dikasih makan tapi gak bebas milih jalan.

Pepatah bilang, “Sepandai-pandainya gajah menari, tetap kalah lincah sama semut yang bawa strategi.” Semut itu lincah, tahu jalan tikus, gak bikin gaduh tapi tepat sasaran. Dan kalau semut-semut ini kompak, bisa-bisa gajahnya malah nurut minta tolong.

Jadi, jangan minder kalau kamu merasa kecil di dunia yang besar. Jangan takut kalau kamu merasa bukan siapa-siapa. Kadang suara semut yang jujur lebih tajam dari toa gajah yang cuma ribut waktu kampanye. Dan kadang, kerja semut yang konsisten lebih bikin panas kuping daripada debat gajah yang cuman muter di TV.

Lagian, hidup bukan lomba jadi yang paling besar. Tapi siapa yang paling berguna, paling konsisten, dan paling tahan banting walau diinjak. Semut tahu kapan harus nyelip, kapan harus diam, dan kapan harus gigit. Dan dia gak sibuk cari panggung, cukup cari celah.

Karena semut yang tulus kadang lebih menggigit daripada gajah yang ngantuk.[***]

Terpopuler

To Top