Inspirasi

“Krekk-krekk”, …”Kroak-kroak”,… “Kokrok”, Celoteh kodok di malam hari

foto : youtube

Sumselterkini.co.id – Di malam  selepas  hujan, suasana begitu tenang, dibelakang rumahku yang tak ada penghuninya di Perum Pesona Harapan Jaya tahap satu, blok c Rt50 Jalan Azhari, Kalidoni Palembang terdengar ramainya suara kodok. “Krekk-krekk”, …”Kroak-kroak”,… “Kokrok”.. , mereka berkumpul di halaman rumah itu yang tergenang air, lembab dan basah.

Malam itu pukul 21.00, bulan tersembunyi di balik awan tebal, meninggalkan kegelapan di sekitar yang kebetulan tak ada suara kendaraan yang melintas. Di dalam keheningan itu, celoteh kodok mulai terdengar. Mereka memulai nyanyian mereka, saling bersahutan dengan suara-suara bergetar. Suara “krekk-krekk” mereka memecah kesunyian malam, seperti orkestra alam yang khas. Ada yang merdu, ada yang serak, ada yang teriakan keras, dan ada yang lembut dan merdu. Celoteh mereka terdengar seperti pesta.

Kodok-kodok tersebut mengisahkan cerita-cerita kehidupan mereka. Mereka bercerita tentang petualangan mereka di rawa-rawa, mencari makanan di antara rerumputan yang basah, dan melompat-lompat di atas daun-daun yang terapung di permukaan air. Mereka menceritakan kisah-kisah romansa, tentang jantung yang berdetak kencang ketika mereka menemukan pasangan mereka.

Terkadang, suara mereka berubah menjadi serentak dan hampir seperti musik. Ada irama dan harmoni di balik celoteh kodok. Mungkin mereka berusaha menciptakan lagu untuk menarik perhatian kodok lain atau mungkin hanya merayakan kehidupan mereka di malam yang basah ini. Namun, celoteh kodok juga terdengar bak suara empasan batu.

Di blok paling ujung [Blok A], dimana para sekelompok penghuni Perum -ku berkumpul hampir setiap malam untuk bermain gaplek sebagai hiburan yang membumi. Hampir setiap malam melakukan aktivitas itu, sembari melihat ikan peliharaannya di anak Sungai Putat sebagai pembatas areal perum-ku. Suara kodok yang saling bersahutan itu  menjadi penghibur  hingga waktu mereka membubarkan diri  bermain gaplek.

Sementara itu kodok-kodok semakin cuek, tak menghiraukan warga bubar, kodok-kodok itu tetap berceloteh nyaring bersahutan ditengah kegelapan malam, mungkin mereka tengah mengintai mangsa. Kodok bersuara terus  tanpa mengenal lelah, tetap menjaga semangat kekompakan mereka, meskipun malam semakin larut dan dingin.

Bahkan di malam  selepas hujan itu, celoteh kodok seperti memberikan penghuni perum suatu soundtrack yang unik dan mengasyikkan. Mereka juga mengisi hutan disamping rumah-ku  dengan kehidupan dan keceriaan. Suara mereka  penanda bahwa, meskipun malam gelap dan basah, masih ada keindahan  serta, kegembiraan yang bisa ditemukan di antara alam liar yang mengagumkan.

Suara kodok di malam hari dapat menjadi salah satu ciri khas alam yang menenangkan atau menggambarkan suasana malam di perum ku.  Kodok yang berjenis jantan menghasilkan suara yang khas untuk menarik perhatian kodok betina saat musim kawin. Nah, suara kodok ini sering disebut “kroak-kroak” atau “kokrok” yang terdengar berulang-ulang dengan irama tertentu.

Setiap jenis kodok memiliki suara yang unik, dan ada berbagai spesies kodok yang dapat menghasilkan suara.

Ada beberapa jenis suara kodok yang paling umum termasuk suara “krek-krek” atau “krekrekrek” yang dibuat oleh kodok pohon, serta suara “berkrek” yang dihasilkan oleh kodok sawah. Beberapa spesies lainnya dapat mengeluarkan suara yang lebih melengking atau bergema.

Suara kodok sering terdengar lebih nyaring pada malam hari karena kondisi lingkungan yang tenang, dan kodok-kodok tersebut seringkali aktif pada waktu tersebut. Suara kodok di malam hari juga sering terdengar lebih jelas karena minimnya kebisingan manusia dan suara lalu lintas. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga pernah mendengar pribahasa “Pandai melompat seperti kodok.” Maksud dari peribahasa ini adalah menggambarkan seseorang yang sangat lihai atau mahir dalam melakukan suatu tindakan atau kegiatan tertentu.

Karena kodok adalah hewan yang memiliki kemampuan lompat yang tinggi, sehingga jika seseorang disamakan dengan kodok, berarti orang tersebut sangat pandai atau terampil dalam melompat atau melakukan sesuatu dengan baik. Contoh penggunaan dalam kalimat: “Dia benar-benar pandai melompat seperti kodok, tak ada halangan yang bisa menghentikannya.”

Di dunia ini, Allah SWT menciptakan beraneka ragam jenis kodok, seperti : Kodok Belalang (Hyla arborea): Juga dikenal sebagai kodok pohon, kodok belalang memiliki tubuh kecil dan panjang dengan warna hijau cerah atau coklat. Mereka sering ditemukan di sekitar kolam, dan suaranya yang khas mirip dengan suara belalang membuat mereka mudah dikenali.

Kodok Pohon Merah (Agalychnis callidryas): Kodok ini dikenal karena warna tubuhnya yang cerah dan menarik. Mereka memiliki kulit hijau cerah dengan garis-garis biru dan oranye di sepanjang tubuhnya. Kodok pohon merah banyak ditemukan di hutan hujan Amerika Tengah dan menjadi simbol ikonik dari beberapa negara seperti Kosta Rika.

Kodok Beracun Panamanian Golden (Phyllobates terribilis): Kodok ini merupakan salah satu kodok beracun terkuat di dunia. Mereka berasal dari daerah hutan hujan di Kolombia dan Panama. Tubuh mereka berwarna kuning atau oranye cerah sebagai peringatan bagi predator. Toksin yang dihasilkan oleh kulit mereka sangat beracun dan dapat membahayakan makhluk lain, termasuk manusia.

Kodok Beracun Blue Poison Dart (Dendrobates azureus): Kodok beracun ini berasal dari hutan hujan di Suriname dan Guyana. Mereka memiliki warna biru cerah yang mencolok dan tubuh yang kecil. Seperti halnya kodok beracun lainnya, mereka menghasilkan racun kuat yang dapat menyebabkan keracunan parah.

Kodok Pelangi (Litoria caerulea): Juga dikenal sebagai kodok perut putih atau kodok perut biru, kodok pelangi merupakan spesies yang sangat terkenal. Mereka memiliki tubuh gemuk dengan warna hijau cerah dan perut berwarna biru terang. Kodok pelangi berasal dari Australia dan sering ditemukan di sekitar perairan seperti rawa dan kolam.

Dalam beberapa budaya, suara kodok di malam hari dianggap sebagai bagian dari latar belakang alam yang menenangkan dan menciptakan suasana yang damai. Beberapa orang bahkan menggunakan suara kodok sebagai pengiring tidur atau relaksasi.

Namun, penting untuk diingat bahwa populasi kodok di beberapa wilayah mungkin mengalami penurunan akibat kerusakan habitat dan perubahan lingkungan, serta lahan yang semakin sempit, akibat pembangunan perumahan, ruko-ruko dan sabagainya.  Jadi, ketika mendengarkan suara kodok di malam hari, kita juga harus menyadari perlindungan dan pelestarian lingkungan untuk menjaga keberlanjutan populasi kodok di masa depan. [***]

 

 

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com