Features

Sebatang rokok teman perlipur lara di malam hari…

foto :one

Sumselterkini.co.id,- Rabu malam yang sunyi pekan ini, jarum jam menunjuk angka 22.30 WIB, ku duduk sendiri di kursi teras rumah, ke dua mata ku menyorot ke arah rumput-rumput yang diterangi lampu jalan.Sekali-kali kendaraan roda dua, empat dan orang melintas di jalan depan rumah -Ku.Malam itu semakin sunyi ketika sebagian tetangga rumah mematikan lampu ruang tamunya.

Dalam gelap kian merangkak malam, sinar remang-remang temani langkah, aku pun mengeluarkan sebatang rokok untuk menjadi teman malam dan penghangat tenggorokan, malam itu hawa semakin dingin, dan rumput terlihat mulai mengembun, maklum siang tadi di langit Perumku [Pesona Harapan Jaya Kalidoni, Palembang] habis diguyur hujan.

Sebatang rokok menyala di ujung jari menyiratkan kesunyian yang tak terucapkan. Asapnya menari di angkasa. Menyatu dengan angin yang lembut berhembus. Menyusuri lorong-lorong pikiran yang hampa, dan menyisakan jejak-jejak ragu yang hilang.

Di tiap hela napas, ada hening yang datang, meretas keresahan di dalam dada. Mendebarkan, menggugah, dan menggoda seolah dunia berputar hanya di ujung itu. Aku menatap langit yang berbintang, membiarkan pikiranku melayang ke tempat-tempat yang jauh. Namun, nikmatnya tak bertahan lama, abu merah menyala, menyatu dengan malam. Menyisakan kenangan semu di sini Sebatang rokok, pelipur lara, dan pelipur waktu.

Malam semakin larut, di malam yang sunyi itu, cahaya remang-remang bulan menyinari teras rumahku terlihat semakin terang, tanpa ditemani mendung.  Aku pun masih bertahan di kursi santai teras rumah, masih menikmati sebatang rokok yang tinggal setengah di ujung jariku. Udara malam yang sejuk makin akrab bahkan membelai pi piku, sementara angin lembut berbisik di telingaku. Seekor nyamuk pun terlihat di diding rumah ku sekali -kali ia terbang karena takut di mangsa cicak yang tengah lapar di malam itu sebagai teman di teras.

Suasana sunyi malam semakin nyaman, karena sinar gemerlap bintang-bintang di langit membuat semakin magis. Aku terhanyut dalam pikiranku, sambil menikmati tarikan rokok yang terasa begitu nikmat. Lagi-lagi asap yang keluar dari mulutku  menari-nari di udara, mengikuti irama angin malam.

Di antara hela napasku, ada kesunyian yang mengalir begitu tenang. Seolah-olah malam ini hanya milikku, hanya aku dan rokok ini yang terhubung dalam harmoni gelap. Namun, dalam kedalaman hatiku, aku sadar akan betapa efemeralnya nikmat ini, betapa berbahayanya kebiasaan ini bagi kesehatanku.

Jika kita sadar, pertama merokok dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, stroke, gangguan pernapasan, dan penyakit kronis lainnya. Merokok juga dapat menyebabkan ketergantungan pada nikotin, yang sulit untuk dihentikan. Ke dua, rokok menghasilkan asap yang mengandung berbagai zat kimia beracun dan gas rumah kaca seperti karbon monoksida. Rokok yang dibuang sembarangan juga menjadi penyebab polusi lingkungan, terutama di area publik seperti jalan raya, taman, dan pantai.

Ketiga, merokok dapat menciptakan pembagian sosial dan konflik di antara individu-individu yang merokok dan yang tidak merokok. Selain itu, merokok di tempat-tempat umum juga bisa mengganggu kenyamanan dan kesehatan orang-orang di sekitarnya, terutama anak-anak dan non-perokok.

Ke empat, merokok merupakan kebiasaan yang membutuhkan pengeluaran finansial yang signifikan, baik untuk membeli rokok itu sendiri maupun untuk mengobati berbagai penyakit yang timbul akibat merokok.

Ke lima, merokok dapat mengurangi kualitas hidup seseorang dengan membatasi aktivitas fisik, mengganggu kualitas tidur, menyebabkan kelelahan, dan memengaruhi kesehatan mental.

Tetapi untuk saat ini, biarlah aku tenggelam dalam kesendirian ini, menikmati sebatang rokok di teras rumahku di malam yang sunyi. Sebatang rokok menjadi metafora untuk kesunyian yang mendalam, keheningan yang menghadirkan refleksi, dan juga sebagai pengalih perhatian dari kegelisahan

Karena malam ini, aku memilih untuk menikmati momen ini, menikmati kesendirian dan ketenangan dengan sebatang rokok di tangan. Mungkin hanya sebentar, tapi aku membiarkan diriku tenggelam dalam kebebasan yang terasa begitu nyata di malam yang sunyi.[***]

 

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com