Inspirasi

Indonesia Pamer di Osaka, Dari Spa, Wastra, Hingga Filosofi

ist

Sumselterkini.co.id, – Kalau ada panggung dunia, jangan cuma jadi penonton yang ngiler dari kejauhan. Indonesia, dengan segala keragaman hayatinya, budaya yang kaya, dan kecantikan alam yang bisa bikin bule mendadak betah tinggal, akhirnya kembali unjuk gigi di World Expo 2025 Osaka. Dan tidak main-main, kali ini kita bukan cuma kirim brosur wisata dan nyetel lagu daerah dari speaker 30 watt, tapi benar-benar bikin panggung sendiri yang bisa bilang, “Hei dunia, kami ini bukan hanya Bali dan bakso, lho!”

Dengan tema “Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future”, Indonesia datang membawa pesan penting masa depan bukan cuma soal kecanggihan robot atau AI yang bisa masak rendang, tapi juga tentang hidup berdampingan dengan alam, budaya, dan manusia. Sebuah filosofi yang sudah lama diajarkan lewat konsep Tri Hita Karana, tapi sayangnya di dalam negeri kadang masih kalah pamor dibanding promo beli 1 gratis 1 di minimarket.

Kementerian Pariwisata getol banget mempromosikan program “Pariwisata Naik Kelas.” Tapi naik kelas itu bukan cuma ganti seragam baru dan bawa koper roda empat ke destinasi wisata, melainkan naik kelas dalam cara berpikir dan menawarkan pengalaman. Kita nggak bisa lagi jualan wisata dengan cara jadul brosur tebal, guide ngantuk, dan destinasi yang itu-itu saja. Sekarang, wisatawan maunya healing plus meaningful experience. Kalau bisa meditasi di tengah sawah sambil ditemani tukang jamu, kenapa harus ke luar negeri?

Nah, di sinilah World Expo Osaka jadi semacam ujian nasional, sekaligus etalase raksasa. Di antara 150 negara peserta, kita harus tampil beda. Untungnya, Paviliun Indonesia hadir bukan hanya dengan niat baik, tapi juga niat cantik. Ada wellness tourism, spa holistik, kain wastra yang warna-warni seperti mood setelah gajian, sampai pengalaman budaya yang bisa bikin wisatawan asing melongo kagum.

Salah satu daya tarik Indonesia di expo ini adalah lantai khusus untuk wastra bertajuk “Traditional Textiles: Sailing Through Colors”. Sebuah keputusan jenius, karena wastra bukan cuma kain buat kondangan, tapi simbol identitas, karya seni, dan cara kita menyapa dunia lewat motif dan benang.

Dan jangan lupakan sektor wellness  dari spa pakai rempah yang bikin badan segar sampai tradisi jamu yang bikin bule mengernyit penasaran (“Ini kayak minum tanaman, ya?”). Wellness adalah kartu as kita di tengah tren dunia yang makin sadar hidup sehat tapi masih doyan mie instan. Di sinilah Indonesia bisa bilang, “Kami punya solusi. Dan ini sudah ratusan tahun diwariskan.”

Tentu saja, kehadiran Indonesia di World Expo bukan cuma soal pamer kecantikan destinasi. Ini adalah diplomasi rempah-rempah dan warna-warni budaya. Di saat negara lain sibuk promosi teknologi terbaru atau kendaraan listrik yang bisa nyanyi, Indonesia datang membawa keseimbangan antara yang modern dan tradisional, antara alam dan manusia, antara relaksasi dan promosi ekonomi.

Partisipasi ini harus dimaknai sebagai strategi jangka panjang membangun brand negara yang nggak gampang kedaluwarsa. Kita butuh lebih banyak ruang seperti World Expo untuk bicara soal keunggulan kita bukan sekadar bikin bangga, tapi juga bikin penasaran dan akhirnya bikin booking tiket.

Pertanyaannya kemudian setelah kita tampil kinclong di Osaka, apakah kita siap menerima tamu yang berdatangan? Apakah infrastruktur wisata di Indonesia sudah naik kelas juga, atau masih sering dicegat pungli dan kamar mandi wisata yang horornya setara film thriller?

Jangan sampai expo ini cuma jadi ajang narsis sesaat, seperti postingan liburan yang nggak dibalas like-nya. Pemerintah harus memastikan bahwa promosi ini berlanjut jadi investasi  bukan hanya ekonomi, tapi juga sosial budaya. Terutama untuk masyarakat lokal yang hidup di sekitar destinasi wisata. Mereka harus ikut naik kelas, bukan malah tergusur.

Partisipasi Indonesia di World Expo 2025 Osaka adalah langkah berani, tapi harus dibarengi dengan langkah cermat. Kita sudah punya panggung, spotlight sudah mengarah, tinggal bagaimana kita nari di atasnya dengan percaya diri dan membawa cerita yang bisa diingat dunia. Karena Indonesia bukan cuma soal pulau eksotis dan makanan enak. Kita adalah cerita hidup tentang keseimbangan, budaya yang merangkul, dan alam yang  kalau dijaga  bisa jadi sahabat abadi. Dan sekarang, lewat expo ini, kita bilang pada dunia. “Selamat datang. Ini bukan cuma spa dan batik. Ini adalah Indonesia. Versi naik kelas!”.[***]

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com