Inspirasi

NGAKAK LOKAL : “Dola Belut, MC Kampung yang Bikin Teknologi Gigit Kabel”

ist

-Ketika Tawa Lebih Canggih dari Bluetooth dan Lebih Langgeng dari Baterai iPhone –

DI era serba digital, di mana orang lebih percaya Google daripada guru ngaji, muncullah sosok dari kampung berkarat di Rt 007, yang bikin algoritma bingung dengan Dola Belut lantaran satu-satunya MC yang bisa bikin nenek-nenek ketawa sampai copot gigi palsu, dan anak-anak lupa main Mobile Legend gara-gara nonton aksi goyang “Belut Kesetrum” di panggung dangdut hajatan.

Dola Belut, nama asli Abdullah bin Subari Mati Kutu.. anak ke empat dari tujuh bersaudara, tapi paling banyak suara. Dulu waktu kecil, dia bukan hanya anak yang aktif, tapi juga super licin.

Pernah ditangkap Polisi Pamong, karena memanjat pagar SD untuk mengambil layangan, namun dia lolos begitu aja… licin kayak belut digosok balsem.

Sejak itulah warga bilang, “Ini anak bukan manusia, ini belut berkaki”. Maka dia dijuluki dengan nama resmi Dola Belut.

Waktu Pak Rasiman ngadain hajatan, dia berniat memanggil MC profesional dari kota. Tapi si MC malah datang pake tablet canggih, ngomong pakai bahasa ala seminar
“Mari kita sambut hari bersejarah ini dengan cinta dan harmonisasi gelombang kehidupan”.

Warga kampung? Melongo.
Budhe Sarmi nyangka ini ceramah MLM. Pak RT buka Google Translate.

Untung Dola Belut nongol. Langsung merebut mic dan nyaut,
“Sambutan macam apa itu? Kayak doa pembukaan buka gerbang neraka!”.

Warga pecah…… Anak-anak naik meja.
Pakde Sukarjo ketawa sampai jatuh dari kursi, padahal kakinya habis diurut dua hari lalu.

Dolah buka sesi kuis dadakan “Apa perbedaan jomblo dan nasi aking?”

Jawabannya “Sama-sama sisa masa lalu, tapi masih bisa diolah kalau kreatif!”. Dari situ acara panas, panas bukan karena cuaca, tapi karena Dola Belut bisa menyulap hajatan jadi stand-up comedy berlevel nasional plus bonus nyanyian fals tapi bikin semangat. Umpamanya, “jangan jadi orang yang cuma nempel waktu senang, itu namanya plester luka pas disuruh nyangkul”.

Dan “kalau hidupmu datar-datar aja, bisa jadi kamu bukan orang, tapi papan triplek!” serta “Belajarlah dari belut meski licin, dia tetap laku di pasaran” yang paling melegenda “Lebih baik ditertawakan karena lucu, daripada dihargai karena palsu”.

Bahkan yang menariknya lagi ada pesan moral imajiner ala Dola Belut itu teknologi bisa mati, tapi tawa asli nggak perlu sinyal, kreativitas itu kayak sambal mau makan apa aja, asal ada sambal, pasti enak.

Jadilah seperti Dola Belut, walau lahir di kampung, tapi bikin suasana hidup. Gak perlu WiFi buat connect ke hati orang lain.

Jadi zaman sekarang, orang sibuk bikin konten buat viral. Tapi Dolah Belut membuktikan, kadang yang paling viral adalah yang paling jujur, paling norak, dan paling tulus.

Dia nggak butuh lighting ring atau script. Cukup mic karatan, niat baik, dan jogetan belut epilepsi langsung semua ketawa, bahagia, dan lupa cicilan.

Oleh karena itu, kalau kamu lagi nyari inspirasi hidup, jangan buka YouTube motivator sok bijak. Cari Dola Belut, karena kadang, satu tawa di hajatan lebih menyembuhkan daripada seribu kutipan di Instagram.

Dan ingat kata Dola Belut “Hidup ini singkat. Kalau nggak sempat kaya, ya sempat lucu aja, udah syukur!”

Sebab, kalau kamu tertawa, tandanya kamu waras, dan bahagia.

Kalau kamu tertawa sambil ngeluarin air mata, berarti kamu pernah ikut lomba joget berpasangan dengan kambing.
Kalau kamu nggak ketawa… ya mungkin kamu MC dari kota itu tadi.[***]

Catatan Redaksi:
Tokoh Dolah Belut dalam cerita ini sepenuhnya fiksi. Jika ada kesamaan nama, gaya joget, atau pantun MC, itu hanya kebetulan yang tidak disengaja. Cerita ditulis untuk hiburan semata.

Di tengah gempuran teknologi, kadang yang kita butuhkan bukan kecanggihan AI, tapi celetukan MC kampung yang jujur, lucu, dan penuh rasa. Dolah Belut hadir bukan hanya untuk melucu, tapi mengingatkan kita bahwa suara dari balik pengeras suara rakitan bisa lebih menyentuh hati ketimbang suara notifikasi dari HP. Cerita ini fiksi, tapi inspirasinya nyata.

Terpopuler

To Top