Infrastruktur & Transportasi

Pelabuhan Boom Baru Palembang Tidak Memungkinkan Lagi, Alasannya ?

AKTIVITAS  Pelabuhan Boom Baru saat ini sudah tidak memungkinkan untuk dikembangkan lagi disamping  terus terjadinya pendangkalan disekitar pelabuhan yang mengakibatkan terbatasnya lalu lintas kapal ukuran besar yang hendak bersandar di pelabuhan.

Oleh karena itu pelabuhan Boom Baru perlu dipindahkan, namun setelah dipindah keberadaan pelabuhan tersebut nantinya hanya  akan  diperuntukan bagi  kapal angkut penumpang saja.

Keberadaan pelabuhan Boom Baru  saat ini  menurut Gubernur Sumsel H Herman Deru,  tetap berperan penting dalam pendistribusian komoditi unggulan dan peningkatan pendapatan daerah Sumatera Bagian Selatan (Subagsel).

“Akses menuju Boom Baru kerap menyebabkan kemacetan akibat angkutan petikemas, belum lagi masalah polusi. Jika pindah di KEK mobilitas angkutan dapat dipangkas biaya angkut akan lebih murah. Komuditas kita seperti kopi Sumsel akan lebih gampang dipasarkan. Karena kita penghasil kopi terbesar di Indonesia,” katanya.

Untuk mengatasi semua permasalahan yang terjadi di Pelabuhan Boom Baru, Pemprov Sumsel dari awal sudah memproyeksikan KEK TAA  sebagai pusat ekonomi baru  dalam  perdagangan sekala  Nasional maupun Internasional.

“Lokasi strategis yang dimiliki oleh KEK TAA yang berada tidak jauh jalur laut Intenasional, dan juga dukungan bagi lalulintas perdagangan bagi sumber daya alam yang melimpah di Sumsel,” terangnya.

Untuk mendukung lalulintas perdagangan domistik,  ekspor-impor lanjut gubernur,  Pelabuhan  Laut Dalam (deep sea port)  Tanjung Carat yang merupakan satu-kesatuan dengan pelabuhan laut Tanjung Api-Api menjadi solusi terbaik.

“Pelabuhan ini sudah termasuk dalam tatanan pelabuhan nasional atau tatanan transportasi terorganisir (Tatranas).  Sehingga kita memberi perhatian penuh terhadap  realisasi pelabuhan laut  Tanjung Carat ini,” imbuhnya.

Untuk diketahui berbagai upaya telah dilakukan  Gubernur Sumsel untuk mempercepat terealisasinya pembangunan pelabuhan laut dalam (deep sea port)  Tanjung Carat.  Bahkan gubernur  sempat  menyampaikan hal ini langsung kepada Presiden Jokowi saat kunkernya  ke Palembang tanggal 26 Januari 2021 lalu.

Upaya  Gubernur Herman Deru tersebut langsung direspon Presiden Jokowi, dimana  gubernur beberapa kali diundang dalam rapat  dengan sejumlah pejabat dilingkup Pemerintah Pusat membahas kejelasan Pelabuhan Tanjung Carat.
Dan terakhir  pada Kamis (11/2) petang secara virtual Gubernur Herman Deru kembali ikut rapat  bersama Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, Menteri Perecanaan Pembangunan Nasional RI, Suharso Monoarfa, Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono dan sejumlah pejabat penting lainnya .

Pada rapat tersebut  akhirnya putuskan pemerintah pusat  menyetujui pembangunan  pelabuhan laut dalam (deep sea port)  Tanjung Carat Sumsel dan dimasukan  dalam Proyek Stategis Prioritas Nasional yang ground breaking-nya  akan dilakukan pada akhir tahun 2021 mendatang dan ditargetkan rampung pada 2023. [***]

ril

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com