Infrastruktur & Transportasi

Kementerian PUPR Laksanakan Rehabilitasi Irigasi, Tingkatkan Ketahanan Pangan Pemerintah

YAlhamdulillah. Dengan adanya pekerjaan rehabilitasi ini air yang mengalir ke sawah kami melimpah. Sawah kami meski musim kemarau tidak akan kekeringan karena air dari irigasi ini melimpah dan mengalir ke sawah-sawah.”

Ungkapan syukur itu disampaikan Rohman, petani di Desa Putri Dalem Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Adapun yang dia maksud dengan pekerjaan rehabilitasi itu adalah proyek rehabilitasi atau modernisasi jaringan irigasi skala besar yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Dilansir dari InfoPublik mengacu pada tempat tinggal Rohman di Majalengka, jaringan irigasi yang dimaksud adalah Jaringan Irigasi Rentang. Jaringan irigasi ini tergolong skala besar yang memanfaatkan debit Sungai Cimanuk.

Dalam keterangan tertulis Kementerian PUPR, Selasa (28/09/2021), modernisasi jaringan irigasi merupakan program strategis dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan. Selain melakukan rehabilitasi, hingga 2024 Kementerian PUPR juga membangun waduk dan jaringan irigasi baru.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berharap, rehabilitasi Irigasi Rentang diharapkan akan meningkatkan intensitas penanaman (IP) dari 130% menjadi 250%. Jaringan Irigasi Rentang, mampu mengairi areal pertanian seluas 87.840 Ha di tiga kabupaten; Kabupaten Majalengka seluas 1.094 Ha, Kabupaten Cirebon seluas 20.571 Ha dan di Kabupaten Indramayu seluas 66.175 Ha.

Sementara Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung Ismail Widadi mengatakan, modernisasi Irigasi Rentang dilakukan karena usia sistem irigasi tersebut sudah puluhan tahun sehingga kinerja pelayanan airnya berkurang. “Sekarang progres pekerjaannya sudah mencapai 29,12 %,” ujarnya saat menerima kunjungan media, di lokasi Daerah Irigasi Rentang, Senin (27/9/2021).

Menurut Ismail Widadi, dalam moderenisasi Jaringan Irigasi Rentang dilakukan lima pilar yang disentuh yaitu pilar pertama, memastikan ketersediaan debit air dari Bendungan Jatigede sehingga air konsisten sesuai rencana. Kedua, perbaikan sarana prasarana irigasi dan bangunan.

Selanjutnya ketiga, penyempurnaan sistem pengelolaan irigasi sesuai ketersediaan air dan pola tanam. Kemudian pilar keempat, penguatan institusi kelembagaan melalui sinergisitas tugas dan koordinasi. Terakhir pilar kelima yaitu, pemberdayaan sumber daya manusianya yaitu para petani harus memiliki pengetahuan yang baik.

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Rentang telah dimulai sejak 2015 -2018 pada Sistem Irigasi Sindupraja (Intake Bagian kanan). Kemudian dilanjutkan di tahun 2020 dengan memoderenisasi pada Sistem Irigasi Cipelang (Intake Bagian Kiri) dengan pekerjaannya berupa peningkatan bangunan utama (bendung dan kantong lumpur), peningkatan Saluran Induk (SI) Cipelang 12,4 km, Barat 30,8
Km, dan Utara 30,2 km.

Selanjutnya pekerjaan peningkatan saluran sekunder kiri 199 km, peningkatan saluran pembuang kiri 465 km, pekerjaan telemetri 46 lokasi dan telecontrol 8 lokasi, pekerjaan penunjang modernisasi, ppenguatan manajemen air irigasi berupa manajemen asset, demonstrasi peningkatan operasi irigasi serta pertanian, peningkatan kapasitas institusi pengelola irigasi termasuk
P3A/GP3A/IP3A, dan KOMIR.

“Pekerjaan modernisasi ini tidak main-main karena membutuhkan anggaran yang besar yaitu senilai Rp5,5 triliun dan dikerjakan hingga tahun 2024 dengan melibatkan 10 kontraktor,” ungkap Ismail Widadi.

Kabupaten Indramayu sendiri kata Ismail Widadi, ditahun 2020 produksi berasnya mencapai 500 ton pertahun, “Diharapkan dengan proyek modernisasi ini akan lebih meningkat menjadi 1,2 juta ton pertahun,” tambah Ismail Widadi. (***)

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com