Infrastruktur & Transportasi

Begini Cerita Sekda Nasrun Umar Kenapa Palembang Dibangun LRT ?

“Banyak pakar-pakar yang mumpuni kita kumpulkan agar bisa memberi masukan yang konstruktif,”

foto : Humas Pemprov. Sumsel

SUMSELTERKINI.ID, Palembang  – Sekda  Provinsi Sumsel Nasrun Umar mengatakan LRT ini lahir atas kegigihan masyarakat Sumsel, pemerintah daerah dan Kementerian Perhubungan khususnya Dirjen Perkeretaapian. Untuk itu penyelenggaraannya usai Asian Games perlu dibahas bersama.

“Melalui FGD ini mari kita bedah bersama apa yang jadi strategi ke depan. Sehingga LRT ini bukan hanya supporting Asian Games tapi sesudahnya juga.  Makanya banyak pakar-pakar yang mumpuni kita kumpulkan agar bisa memberi masukan yang konstruktif,” jelasnya.

Sedikit flashback, Nasrun Umar menceritakan kalau LRT ini dibangun atas dasar kemacetan yang terus terjadi Sumsel khususnya Palembang. Dari hasil survei mereka di jalan- jalan arteri, kemacetan terjadi saat jam sibuk. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan belum bisa mengurai kemacetan.

“Kita stuck dan harus mencari moda angkutan lain. Puncaknua pas  Sea Games 2011, macet total banyak tamu yang tidak bisa menghadiri opening. Waktu itu muncul wacana membangun monorel dalam forum gubernur se Sumatera,” jelas Nasrun.

Berbagai seminar dan simposium digelar untuk mewujudkan sampai 2015, namun wacana tersebut tak terwujud. Pernah juga sambung dia, pemprov mencoba menggunakan skema investasi untuk mewujudkan LRT ini bahkan sampai mengundnag dua investor untuk paparan.

“Skema investasi memakan waktu lama, sementara kita hanya punya waktu 2,8 tahun. Akhirnya kita coba tarik dana APBN. Alhamdulillah sekarang LRT ini akan jadi kenyataan,” jelasnya dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertema ” Kesinambungan penyelenggaraan kereta api ringan/light rail transit (LRT) di Provinsi Sumsel”, di Auditorium Bina Praja Provinsi Sumsel, Kamis (8/3/2018).

Karena LRT ini moda transportasi baru, Nasrun tak menampik akan terjadi pro dan kontra din kalangan masyarakat. Untuk iu pula sebagai penyedia jasa sebisa mungkin pihaknya mengupayakan cara untuk menarik minat masyarakat. Hal ini penting agar PTKAI sebagai operator tidak merugi dan bisa menutupi biaya operasional.

” Memang tidak mudah mengubahnya menjadi kuktur. Dulu waktu mengubah dari oplet ke buskota saja butuh waktu paling tidak 1 tahun. Nah ini moda nya beda lagi,” ujarnya.

Atas dasar itu pula Nasrun berharap Pemerintah daerah tetap konsisten dengan kelangsungan LRT ini. Melalui FGD ditargetkan akan lahir pemikiran inovasi dan kreatifitas yang bisa menjadikan kereta api ringan ini sebagai moda transportasi yang mympuni dan mampu mengatasi kemacetan di jalan arteri.[win]

 

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com