Industri Kreatif & UKM

PON XX Papua Segera Dimulai, Kuliner Khas dan UMKM Mulai Bermunculan

KEHADIRAN 7.066 atlet yang bertanding serta ribuan tenaga pendukung yang datang dari seluruh Indonesia ke Papua selama pelaksanaan PON diharapkan mampu menggerakkan perekonomian daerah dan meningkatkan pendapatan UMKM lokal.

Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua diharapkan tidak hanya sukses dari sisi penyelenggaraan dan prestasi semata. Namun mampu memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pasalnya, ketika pesta olahraga multicabang empat tahunan terbesar di Indonesia itu ada sebanyak 7.066 atlet dan ofisial datang untuk bertanding mulai 23 September hingga 15 Oktober nanti. Jumlah itu belum termasuk ribuan tenaga pendukung seperti aparat TNI, Polri, relawan transportasi, telekomunikasi, tenaga kesehatan, dan lainnya yang datang dari luar Pulau Papua.

Kondisi ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh para pegiat UMKM untuk memperkenalkan produk-produk mereka kepada para peserta PON. Selain itu, ajang PON Papua bisa menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan, terlebih pada masa pandemi seperti sekarang ini.

Demikian dikatakan oleh sejumlah pegiat UMKM sebagaimana dilansir Indonesia Go.Id belum lama ini.

Gresia Suwae, perajin noken atau tas rajut khas Papua, mengatakan bahwa terpilihnya Papua sebagai tuan rumah PON memberi banyak perubahan. Ia pun ingin menjadi bagian dari perubahan itu. “Saya berharap kegiatan PON di tanah kelahiran saya ini bisa memberikan dampak bagi perekonomian kami, orang Papua. Apalagi pada masa pandemi seperti sekarang, kami menjadi salah satu yang terdampak,” kata perempuan yang berdomisili di Kota Jayapura tersebut.

Gresia menjelaskan, ia dan beberapa komunitas UMKM di Jayapura sudah beberapa kali dilibatkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua untuk memperkenalkan produk-produk noken pada sejumlah pameran dan bazar di Papua. Pada PON di Papua, ia mengaku juga ikut diajak dinas terkait untuk menggelar produk-produknya di sejumlah lokasi pertandingan di seputar Jayapura.

Perajin noken yang mempekerjakan tiga karyawan dan telah membuka usahanya sejak 20 tahun lalu itu sudah menyiapkan stok produksi untuk keperluan PON. Beberapa model tas rajut ia buat dengan motif-motif PON. “Harapan saya bahwa saudara-saudara saya dari seluruh Indonesia yang datang ke Papua untuk bertanding. Juga ikut membeli oleh-oleh khas Papua sehingga dapat membantu menaikkan pendapatan kami,” ujarnya.

Sebelum adanya PON dan selama masa pandemi, ia banyak mengandalkan berbagai platform e-commerce dan media sosial untuk menjual hasil produksinya. Gresia enggan menyebut berapa yang ia targetkan dari penjualan tas-tas rajut selama PON berlangsung. Ia hanya memberi patokan bahwa produk-produknya dihargai mulai dari Rp100.000 per buah.

Harapan adanya kenaikan pesanan dari para peserta PON juga disuarakan Ricky, perajin sagu dalam kemasan buatan suku Yalimo. Begitu juga ikut disuarakan Mara, pemilik usaha sablon kaos dan percetakan spanduk. Beberapa produk spanduk menyambut PON Papua buatan Mara sudah ikut dipasang di sejumlah sudut Kota Jayapura.

“Sejak beberapa waktu kemarin, saya mendapat pesanan-pesanan untuk mencetak spanduk dalam aneka ukuran khusus menyambut PON Papua. Barang-barang ini sebagian sudah terpasang di tempat-tempat si pemesan seperti toko, sekolah, dan kantor,” katanya.

Ia bersyukur karena PON ikut memberikan peluang bagi usaha yang telah dirintisnya delapan tahun terakhir. “Usaha kami tertolong salah satunya oleh adanya pesanan dari pihak-pihak yang akan memasang spanduk bertema PON. Saya kira seperti juga teman-teman UMKM lainnya, PON ini bisa lancar dan damai serta memberi pengaruh baik bagi usaha kami,” kata Mara.

Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi Papua Muhammad Musaad mengatakan, pelaksanaan PON diharapkan tak hanya dapat menaikkan omzet para pegiat UMKM saja. Tetapi juga ikut memunculkan para UMKM pendatang baru, bak cendawan di musim hujan. Selain menciptakan sebuah pasar besar dari berkumpulnya belasan ribu orang dalam sebuah ajang tingkat nasional, UMKM menurut Musaad dapat ikut membantu mempromosikan produk-produk asli Papua sehingga diketahui lebih banyak orang.

“Hal lain dan terpenting yang harus dikembangkan adalah memberikan gambaran positif tentang Bumi Cenderawasih,” kata Musaad.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, hingga saat ini terdapat 148.647 pegiat UMKM dengan beragam produk yang diperjualbelikan. Sedangkan jumlah UMKM pada empat klaster pelaksanaan PON Papua meliputi Kota Jayapura sebanyak 28.355 UMKM, Kabupaten Jayapura 10.518 UMKM, Merauke 14.076 UMKM, dan terakhir di Mimika ada sebanyak 12.842 UMKM.(***)

 

 

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com