PALEMBANG krisis cabe rawit? Harga sayur naik? Santai… Jangan buru-buru nuduh emak-emak nyetok lima kilo! Di balik layar dapur itu, ada program serius bernama Kerja Sama Antar Daerah (KAD), kalau dijalankan dengan benar bisa jadi pahlawan pangan. Asal, ya itu tadi… jangan cuma jadi bahan rapat dan selfie pemimpin daerah.
Kalau harga cabe naik, biasanya yang kena semprot pertama adalah petani, lalu emak-emak, dan terakhir tukang ojek yang cuma nganterin belanjaan. Padahal di tengah hiruk-pikuk harga kebutuhan pokok yang kayak roller coaster itu, ada satu program yang sebenarnya cukup heroik KAD, atau seharusnya kita sebut saja, “Kompak Antar Daerah, jangan cuma seremonial!”.
Program ini, menurut Wakil Wali Kota Palembang, Prima Salam, adalah langkah konkret untuk menjaga inflasi tetap kalem kayak kucing dikasih snack. Beliau bilang, sejak 2022, program ini sudah bantu ketersediaan pangan dan jaga daya beli warga Palembang. Tapi pertanyaannya udah maksimal belum, bro?
Bayangkan kalau KAD ini kayak hubungan LDR antara kota penghasil beras dan kota penggila mie instan. Komunikasi dan komitmen itu kuncinya. Jangan kayak LDR toxic, yang intens di awal tapi ghosting pas panen gagal. KAD seharusnya jadi jembatan cinta logistik antar daerah, bukan cuma dokumen penuh cap pejabat yang fotonya langsung masuk spanduk depan kantor.
Coba kita lirik negara lain, di India, ada Essential Commodities Act yang mengatur barang pokok agar distribusinya nggak kayak mantan hilang pas dibutuhkan. Di Vietnam, ada koperasi lintas wilayah yang jaga stok dan harga. Kita? Kadang masih sibuk adu spanduk “Padi Kita Terbaik se-Pulau Jawa Tapi Belum Tembus Pasar Sumatera.” Lah, gimana tembus, wong dikirimnya pakai doa dan harapan?
Pak Prima juga menyinggung keterlibatan PD Pasar dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Biasanya yang digratiskan itu nasi kotak waktu kampanye. Tapi sekarang mau digratiskan makanan bergizi buat rakyat? Wah, luar biasa. Asal jangan bergizi di baliho doang, ya!
Ayo, PD Pasar jangan cuma jadi tempat ibu-ibu ghibah sambil milih terong. Jadilah juga penyalur bahan pangan strategis. Bikin aplikasi kayak “PasarLangsung” atau “BeliSayurTiapHari.” Biar distribusi lancar, emak-emak bahagia, tukang ojol pun dapat orderan tiap pagi.
Jangan lupa kutipan tajam dari mantan Sekjen PBB “Ending hunger is not about charity, it’s about justice.” – Ban Ki-moon, UN Secretary-General (2007–2016), pidatonya di ECOSOC, New York, 2013.
Artinya Mengakhiri kelaparan bukan soal amal, tapi soal keadilan.
Kutipan itu bukan puisi, tapi peringatan kalau harga bahan pokok naik terus, itu bukan karena semesta sedang tidak berpihak. Bisa jadi karena keadilan logistik dan kolaborasi belum merata, jangan-jangan, antar daerah kita ini hubungannya masih kayak teman tapi makan sendiri-sendiri.
Jembatan emas
KAD itu penting, bro. Tapi yang lebih penting adalah keberlanjutan dan evaluasinya, jangan cuma evaluasi sambil ngopi dan pamer slide presentasi full animasi. Lihat lapangan, tanya tukang sayur, ngobrol sama sopir truk logistik. Biar tahu realitanya bukan sekadar grafik menurun, tapi juga jalan berlubang dan biaya tol yang bisa buat beli satu dus mie ayam.
Kita sebagai masyarakat, cuma pengin ngingetin program bagus kayak KAD ini bisa jadi jembatan emas, asal dijalankan dengan niat tulus dan strategi matang. Tapi kalau cuma jadi alat pajangan waktu kunjungan kerja, ya mohon maaf… nasibnya bisa sama kayak proposal lomba rebana tingkat kecamatan dianggurin sampai tahun depan.
Pepatah hari ini “Kalau perut rakyat lapar, jangan kasih janji kasih nasi. Tapi ingat, nasinya jangan fiktif, apalagi pakai sambal photoshop.”
Untuk jadi renungan kita semua di waktu malam hari sambil ditemani nyamuk-nyamuk yang lapar, yakni dalam dunia penuh inflasi dan harga cabai yang mendadak naik kayak follower seleb TikTok, mari kita doakan agar pemimpin daerah tak hanya rajin rapat, tapi juga rajin turun ke pasar. Nyicipin harga, ngobrol sama pedagang, dan sadar bahwa cabe rawit itu bukan sekadar komoditas, tapi harga diri dapur rakyat harus stabil benar benar stabil bukan sementara esok naik lagi.
Jangan sampai KAD cuma jadi singkatan dari “Kita Akan Diam” dan dicari solusinya sampe stabil selamanya..he. Salam sayur kol dan harga minyak goreng yang tak lagi naik-turun seperti ayunan.[***]