Ekonomi

Expo Lokal Rasa Internasional, Dari Sekayu Bisa Nyasar ke Jepang hingga Amerika

foto : ist

KALAU kita flashback, expo di daerah biasanya identik dengan panggung dangdut, jajanan cilok, dan brosur numpuk di tas. Pulangnya paling banter bawa balon warna-warni, kipas promosi, atau foto sama badut yang maskernya udah miring. Namun di Muba Expo 2025, masyarakat Musi Banyuasin justru bisa pulang bawa masa depan. Iya, masa depan, bukan ala-ala motivator MLM yang ujungnya jualan parfum, tapi betulan, yakni peluang kerja dari lokal sampai Internasional.

Di stand Disnakertrans Muba, suasananya udah kayak warung kopi pas ada live bola, antrean panjang, semua pengen bikin kartu kuning, dokumen sakti untuk melamar kerja. Kalau dulu kartu ini ribetnya kayak bikin SIM, sekarang prosesnya disulap jadi instan. Perumpamaannya, kartu kuning itu kayak kunci motor, nggak punya?, ya.. jangan harap bisa ngebut di jalan raya dunia kerja.

Yang bikin tambah heboh, Disnakertrans juga buka info soal pelatihan bahasa dan budaya Jepang, coba bayangin, wong Muba belajar bilang “Ohayou gozaimasu” sambil masih pakai sarung, atmosfernya kayak anime, tapi soundtrack-nya dangdut koplo.

Humor lokal-global ini justru jadi bumbu unik, karena faktanya, banyak pemuda Muba berpeluang kerja di Jepang lewat program IM Japan. Gajinya,? dalam bentuk yen, kalau ditukar ke rupiah, wah….luar biasa, bisa bikin saldo rekening mekar kayak bunga sedap malam.

Ada pepatah bilang “Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar di waktu tua bagai mengukir di atas air”, nah, kalau belajar bahasa Jepang di expo, rasanya kayak mengukir di atas gorengan, seperti berminyak, tapi hasilnya tetap gurih kalau dimakan.

Jangan salah, Disnakertrans ini ibarat mak comblang, bedanya, bukan nyambungin jodoh cowok-cewek, tapi pekerja sama perusahaan. Kalau mak comblang gagal, paling banter undangan nikahan kebuang. Kalau Disnakertrans berhasil, hidup orang bisa naik kelas dari pengangguran jadi profesional, dari rebahan jadi kerjaan.

Pak Kadis Herryandi Sinulingga juga udah bilang, mereka hadir buat mempermudah layanan ketenagakerjaan. Pepatahnya “Kalau gunung tak bisa didaki, ya gunungnya dibor pakai lift”. Nah, Disnakertrans itu liftnya, jadi masyarakat tinggal naik tanpa ngos-ngosan.

Kita harus akui, anak muda zaman sekarang hobinya dua, rebahan dan scroll medsos, dua-duanya bikin jempol berotot tapi dompet kurus, lewat Muba Expo, generasi rebahan ini dikasih jalan ninja daripada scroll TikTok sampai ketiduran, mending scroll lowongan kerja di stan Disnakertrans.

Pepatah baru pun lahir “Siapa cepat dia dapat, siapa rebahan dia kehabisan”, jangan sampai lowongan kerja ke Jepang atau Amerika udah ludes, eh kita masih sibuk debat di grup WA soal siapa jagoan Mobile Legends.

Oleh karena itu, kalau ditarik garis besar, kehadiran Disnakertrans di Muba Expo ini bukan sekadar buat rame-rame, tapi ada tiga hal penting, antara lain mengurangi pengangguran lokal, dengan akses info kerja & kartu kuning instan, orang lebih gampang nyemplung ke pasar kerja, mengantar tenaga kerja ke level global, info kerja ke Jepang, Singapura, Amerika bikin warga Muba punya opsi jadi “duta tenaga kerja internasional” dan investasi skill jangka panjang. Pelatihan bahasa & budaya bikin tenaga kerja nggak cuma siap kerja, tapi juga siap bersaing.

Jadi jangan anggap enteng, expo ini lebih dari sekadar panggung dangdut dan cilok. Ini pintu tol karier yang bisa bawa dari Sekayu ke Tokyo.

Sobat, rezeki itu nggak turun kayak durian jatuh, kalau cuma rebahan sambil nunggu keberuntungan, yang jatuh palingan kipas angin plafon. Dunia kerja itu harus dikejar, bikin kartu kuning, ikut pelatihan, ambil peluang.

Pepatah bilang, “Usaha tak akan mengkhianati hasil”, tapi kalau kita yang khianatin usaha (alias males-malesan), jangan salahkan hasil.

Jika, dulu orang pulang expo cuma bawa balon atau brosur, sekarang bisa pulang dengan skill, karier, bahkan paspor Internasional, dari Sekayu bisa terbang ke Tokyo, Singapura, sampai New York, asal berani melangkah.

Pesanya kalau mampir ke stan Disnakertrans, jangan cuma nebeng kipas angin gratis, tanya, daftar, manfaatkan peluang, karena langkah kecil di expo bisa jadi tiket masa depan.

Seperti pepatah upgrade “Kalau tak bisa jadi sultan di negeri sendiri, jadilah samurai di negeri orang”. Dan ingat, kerja itu penting, apalagi kalau rebahan terus, kasur bisa protes “Aku lelah menopang badanmu tanpa hasil”.[***]

Terpopuler

To Top