BUMN

Pusri Turun, Panen Naik, Petani Ngikik

ist

Sumselterkini.co.id – Kalau pangan itu ibarat bensin, maka petani adalah sopir, dan pupuk? Jelas, pupuk itu semacam oli dan vitamin mobilnya. Tanpa pupuk, sawah cuma jadi kolam renang buat tikus tanaman ngambek, hasil panen nyungsep, dan kita semua bisa puasa dadakan tanpa sahur.

Bahkan di negeri yang kadang lebih sering ribut soal harga cabe ketimbang debat soal masa depan, urusan pupuk itu urusan hidup-mati. Karena tanpa pupuk, sawah bisa gersang, petani bisa bengong, dan rakyat cuma bisa ngunyah harapan ditemani kerupuk angin.

Tapi tenang, karena di tengah semak-semak kekhawatiran pangan, muncul tokoh utama yang nggak cuma bisa produksi, tapi juga distribusi PT Pusri Palembang. Dalam dunia pertanian, Pusri itu semacam tokoh sentral nggak ada dia, urusan panen bisa bubar jalan.

Waktu Komisi IV DPR RI blusukan ke Banyuasin, tepatnya ke Desa Sri Menanti, bukan cuma buat selfie di sawah atau update story Instagram, tapi buat lihat langsung, gimana sih progres program Optimalisasi Lahan Rawa alias OPLA?

Dan ternyata, hasilnya bukan kaleng-kaleng. OPLA ini sukses bikin rawa yang dulunya cuma tempat kodok meditasi, jadi ladang produktif yang panennya bisa bikin lumbung nasi semaput. Ada yang panen sampai 10 ton per hektare itu kalau dibikin lontong, bisa buka warung 24 jam di 3 kecamatan sekaligus.

Tapi tunggu dulu, rahasianya bukan cuma air dan doa. Di balik panen joss itu, ada pupuk yang datang tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat nama nggak nyasar ke kebun tetangga apalagi nyungsep di gudang kosong. Dan siapa yang ngatur semua itu? Siapa lagi kalau bukan Pusri, sang penjaga rantai pangan yang nggak pernah absen kasih kabar baik.

Petani di sana bilang, sekarang tebus pupuk gampang, cukup bawa KTP. Nggak perlu surat sakti dari RT, RW, sampai Lurah. Nggak perlu juga ngutang dulu ke warung sembako. Ini bukan pupuk biasa, ini pupuk yang punya akhlak! Datang tepat waktu, bikin tanaman bahagia, dan petani makin cinta negara.

Pusri juga bukan jalan sendiri. Mereka ini kayak band besar ada Kementan, Kementerian BUMN, Satgas Pangan, sampai Komisi Pengawas Pupuk & Pestisida ikut backing vokal. Jadi pupuk nggak cuma dibagi, tapi juga diawasi. Kayak nasi kotak, selain dibagikan, dicek juga isinya ada ayamnya nggak?

Dan jangan lupa, visi besar dari Presiden Prabowo soal swasembada pangan itu bukan mimpi tidur siang. Ini proyek serius yang butuh pemain serius. Nah, Pusri udah nunjukin diri sebagai striker andalan. Kerjanya sunyi, tapi hasilnya rame. Panen meningkat, distribusi lancar, petani tepuk tangan sambil megang pacul.

Gubernur Sumsel sampai pede kita sekarang ranking lima penghasil beras nasional, dan target masuk tiga besar. Lah, kalau Sumsel ini tim bola, sekarang posisinya semifinal. Tinggal satu dua strategi lagi, bisa ngangkat piala Lumbung Pangan Nusantara.

Di dunia yang makin sibuk mikirin viral dan FYP, Pusri tetap fokus mikirin hal paling penting, gimana caranya nasi tetap ada di piring rakyat. Karena di ujung hari, yang bikin rakyat tenang bukan cuma janji, tapi panen yang kenyang dan pupuk yang datang.

Jadi, selama Pusri tetap kerja sepenuh hati, dan petani tetap semangat menanam pagi-siang-sore, Indonesia bisa yakin kita nggak bakal kelaparan, asal jangan malas ngurus sawah dan kebun sendiri.

Dan buat semua yang terlibat, Pusri, petani, dan pejabat yang nggak cuma selfie di sawah terima kasih udah jadi pahlawan yang beneran kerja, bukan cuma pencitraan di media.Karena sesungguhnya, negara besar itu dimulai dari dapur yang ngebul, bukan dari status yang viral.[***]

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com