Agribisnis

“Nila Salin & Tambak Gaul, Bekasi hingga Indramayu, Kita Budi Daya Bukan Budi Bicara!”

kkp

BIASANYA yang direvitalisasi rumah tua, taman kota, atau hubungan yang mulai hambar, kini giliran tambak-tambak di Pantura yang mau diremajakan.

Tambak bukan tambal ban, he..he .. bukan juga tambal hati yang luka, karena mantan nikah duluan. Tambak ikan beneran lho!, bahkan bukan sembarang tambak. Totalnya mencapau 20 ribu ribuan hektare lebih, bung!, Itu kalau dijadikan lahan untuk gelar tikar, bisa muat reunian akbar tujuh angkatan sekaligus plus panggung dangdutan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah komando Pak Sakti Wahyu Trenggono, berkolaborasi dengan Pemprov Jabar dan pemda empat kabupaten, sepakat ngegas program revitalisasi tambak di Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu.

Pokoknya ini bukan tambak kaleng-kaleng. Yang dibidik bukan cuma biar tanahnya kece, tapi juga biar airnya nggak cuma buat cebok, tapi juga buat jadi kolam rezeki.

Bayangkan saja, dari sebelumnya produktivitas tambak cuma 0,6 ton per hektare per tahun (yang kalau dijadikan lauk paling cuma cukup buat syukuran RT), mau dinaikkan ke 144 ton per hektare per tahun!. Ini bukan peningkatan, ini lompatan kuantum, setara upgrade dari warteg ke restoran all-you-can-eat!.

Nah, bintang utama dalam sinetron tambak episode terbaru ini adalah nila salin, ini ikan keren, bukan hanya tahan banting, tapi juga tahan penyakit. Nggak kayak kamu yang pas kena sedikit luka langsung update status. “Lelah, tapi tak terlihat”. Nila salin ini cepat besar, gampang dijual, dan kalau diolah jadi pepes bisa bikin mertua senyum meski menantunya belum kerja tetap.

Kata Pak Menteri, program ini bisa menghasilkan 1,18 juta ton ikan dengan nilai produksi Rp30,65 triliun. Kalau duit segitu dikumpulkan recehan Rp500, bisa nutup jalan tol dari Merak sampai Banyuwangi sambil nyiram bunga di tiap rest area, he..he..he!.

Tapi bukan cuma ikan yang besar, peluang kerja juga ikutan gemuk, dihitung-hitung, program ini bisa membuka lapangan kerja untuk lebih dari 119 ribu orang, setara jumlah mantan gebetanmu ditambah temannya temanmu yang suka ngintip story kamu tapi nggak pernah like.

Pak Menteri dan Pak Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, sudah teken MoU buat yang belum tahu, MoU itu singkatan dari “Masih Optimis Ujungnya sukses”. Dengan nota ini, bukan cuma tambak yang dibenahi, tapi juga sumber daya manusianya. Jadi nanti bukan cuma ikannya yang sehat, tapi juga nelayannya yang waras, pedagangnya yang sejahtera, dan anak-anaknya bisa sekolah tanpa harus jual HP buat bayar SPP.

Pak Gubernur pun yakin program ini adalah bentuk transformasi dari gaya lama ke gaya baru, dulu mungkin tambak dianggap tempat nyamuk kawin, sekarang jadi tempat harapan tumbuh.

Tambak masa kini bukan cuma buat cari ikan, tapi juga buat cari cuan dan ketenangan batin. Bukan tak mungkin nanti bakal ada cafe-cafe hipster di pinggir tambak jualan “es kopi nila” atau “tilapia latte”.

Kalau tambak sudah direvitalisasi, tapi ujung-ujungnya cuma buat foto-foto peresmian dan pemotongan pita, itu namanya bukan revitalisasi, tapi realisasi retorika. Pepatah bilang, “Di mana ada air, di situ ada ikan”. Tapi jangan sampai airnya bening, ikannya sehat, tapi manusianya malah ngilang kayak janji kampanye. Jangan cuma semangat saat MoU ditandatangani, lalu bubar jalan kayak habis nobar.

Karena revitalisasi tambak ini bukan soal ngecat ulang atau kasih papan nama baru. Ini soal bikin perubahan nyata, kayak dari sinyal E ke 5G. Bukan cuma tambaknya, tapi juga kehidupan orang-orang yang menggantungkan hidup dari air, lumpur, dan kerja keras yang tak pernah masuk feed Instagram.

Revitalisasi tambak Pantura ini ibarat mangkuk kosong yang siap diisi sayur asem segar kehidupan, dengan nila salin sebagai bintang utama, semoga masyarakat dari Bekasi sampai Indramayu bisa menikmati hasil dari budi daya, bukan budi bicara. Dan kalau semua berjalan lancar, mungkin di masa depan, Pantura bukan cuma dikenal karena macet dan bakso tusuk pinggir jalan, tapi juga sebagai Silicon Valley-nya perikanan Indonesia.

Doakan, semoga program ini nggak berakhir seperti kebanyakan diet, semangat di awal, lemas di tengah, dan lupa tujuan di akhir. Semoga revitalisasi ini jadi kenyataan, bukan sekadar tambak-tambakan.

Salam Nila! Jangan lupa kasih makan tambaknya, bukan cuma kasih sambutan!.

Terpopuler

To Top