Sumselterkini.co.id, – Kalau biasanya tandan kosong kelapa sawit alias tangkos cuma dijadikan sarang semut atau alat mainan anak-anak kampung buat perang-perangan, kali ini nasib si tangkos bakalan naik derajat. Bukan lagi limbah nganggur, tapi bakal disulap jadi pabrik biomassa di Kecamatan Sungai Lilin, Musi Banyuasin. Investasinya datang bukan untuk selfie bareng bupati atau sekadar gunting pita, tapi beneran mau nyulap limbah jadi berkah.
Dan tenang, Pak Bupati H. M. Toha bukan tipe pejabat yang gampang silau sama investor. Kalau kata beliau. “Kami di Pemkab Muba mendukung penuh setiap investasi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tapi harus ada komitmen jelas: serap tenaga kerja lokal dan berikan manfaat nyata untuk warga,”
Mantap! Pejabat yang tahu pepatah ‘Gajah di pelupuk mata jangan sampai kelewat, apalagi lowongan kerja.’
Apa artinya pabrik berdiri megah, kalau yang kerja tetap orang luar kota? Nanti anak-anak muda Sungai Lilin malah jadi penonton, kerjaan tetap megang cangkul atau jualan es tebu. Untungnya, Pemkab Muba punya prinsip. “Jangan biarkan nasi digoreng di dapur kita, tapi yang makan malah orang dari luar,”
Makanya, dalam audiensi bareng Kadin Sumsel, Pak Toha kasih kode keras serap tenaga kerja lokal, kalau perlu sampai tukang parkirnya pun warga Muba!
Didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Riki Junaidi, serta Kadis Kominfo Herryandi Sinulingga, Pak Bupati siap koordinasi dengan 26 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Muba. Tujuannya? Biar semua ikut berkontribusi, jangan ada yang main lempar batu sembunyi tangan. Kita semua tahu, sawit ini ibarat pepatah “Sekali dayung, dua-tiga kampung terlampaui”
Kalau tangkos disulap jadi bahan bakar biomassa, yang terjadi bukan cuma pengurangan limbah, tapi juga terciptanya lapangan kerja, peningkatan ekonomi, dan bonusnya. Muba bisa naik pangkat jadi ‘kota investasi hijau’ versi Sumsel.
Investasi ini bukan hanya soal duit, tapi tentang masa depan. Soal anak-anak muda yang bisa kerja tanpa harus merantau ke Batam atau Tangerang. Soal orang tua yang nggak lagi deg-degan tiap anaknya cari kerja. Soal warung kopi yang makin ramai karena ada banyak karyawan pabrik yang nongkrong habis jam kerja.
Dan yang paling penting, ini bukti kalau limbah pun bisa membawa berkah asal diolah dan dikelola dengan niat baik, bukan dengan proposal tebal tapi kosong isi. Kehadiran Kadin Sumsel dalam audiensi itu bukan sekadar datang, duduk, ngopi, lalu pulang. Mereka kasih apresiasi penuh, bahkan siap bantu percepat proses agar pabrik bisa segera berdiri. Ini semacam “kado” untuk warga Muba yang selama ini cuma lihat pabrik dari jauh dan ngebatin, “kapan giliran kita?”
Pabrik biomassa ini bukan sekadar proyek, tapi simbol perubahan. Dan seperti kata orang tua kita “Orang bijak minum air kelapa, orang Muba kerja di pabrik sawitnya,”
Jangan sampai nanti saat pabrik berdiri, warga lokal cuma jadi petugas ronda yang tugasnya ngawasin pabrik dari luar pagar. Ini saatnya semua bersiap skill ditingkatkan, semangat dibakar, dan jangan lupa baju rapiin siapa tahu minggu depan dipanggil wawancara kerja.Karena kalau tangkos aja bisa naik kelas, masa kita tetap nganggur?.[***]