Palembang Terkini

Marbot, Masjid & Insentif, Sebuah Trilogi Kehidupan

ist

Sumselterkini.co.id, – Di dunia yang makin ribut dengan orang sok sibuk dan status WhatsApp motivasi palsu, ada satu makhluk Tuhan yang tiap hari rajin datang paling pagi dan pulang paling akhir, tapi tak pernah posting apapun itulah dia marbot masjid, katanya….!!?

Dia enggak punya ID Card kekinian, enggak pakai jazz biru, tapi dialah yang setia menyapu sajadah, ngelap mikrofon imam, bahkan mindahin kipas angin yang udah miring kayak akhlak mantan.

Dan akhirnya, setelah sekian lama hidup di balik speaker TOA, para marbot ini dapat kabar bahagia yang bikin jidat mereka enggak hanya berbekas sajadah, tapi juga senyum Program MASUBA Marbot Sejahtera Untuk Palembang Berdaya, diluncurkan langsung oleh Pak Wali Kota Ratu Dewa, Selasa (27/5/2025). Tempatnya pun cocok di Masjid Darussaid, Ilir Timur Tiga, lokasinya islami, tapi getaran kabar gembiranya goyang sampai ke warung kopi.

Kita ini suka aneh. Kalau sajadah bersih, kita bilang “Masya Allah, masjid ini nyaman sekali.” Tapi siapa yang nyapu? Bukan jin. Bukan juga influencer. Tapi si marbot itu tadi, Pak! yang datang sebelum azan dan pulang sesudah kita rebutan sandal.

Sekarang, lewat program MASUBA, Pemkot akhirnya sadar juga kalau marbot itu bukan sekadar “penjaga masjid” tapi “manajer operasional spiritual”. Mereka bukan tukang pel, tapi direktur kebersihan surgawi.

Mereka akan dapat insentif Rp500 ribu per bulan dari Pemkot Palembang. Jumlahnya? Ya lumayan buat beli sabun pel, dua liter minyak goreng, sama pulsa buat mantau grup marbot se-Palembang yang isinya cuma kirim gambar karbol dan canda-canda salehah.

Kata Pak Ratu Dewa, ini adalah bagian dari program RDPS (Ratu Dewa Prima Salam) untuk “Palembang Sejahtera.” Lah, cocok. Kalau masjid bersih, umat tenang, dan marbot senyum-senyum sambil nyemil rengginang di belakang, bukankah itu sejahtera sejati?

Kalau mau jujur, di Malaysia, marbot bukan hanya dikasih insentif, tapi dikontrak resmi sama pemerintah. Ada yang dapat apartemen dinas, jaminan kesehatan, bahkan pelatihan cara mangatur sound system biar tak ada lagi suara imam kayak pakai galon kosong.

Kita di Indonesia kadang baru kasih perhatian kalau marbot pingsan pas lagi ngepel, atau kalau tandon air bocor dan enggak ada yang berani naik. Makanya program MASUBA ini kayak oase di tengah jadwal adzan yang rutin nggak kelihatan, tapi terasa manfaatnya.

Jepang aja, walau bukan negara Muslim, kalau bersihin kuil aja bisa pakai sistem. Masa kita bersihin masjid pakai sistem “siapa yang lagi lowong aja”. Malu lah sama Jepang. Masa kalah sama orang yang nyuci toilet pakai teknologi robot.

Kita juga mesti sadar diri. Jangan cuma datang Jumat, terus nyalamin imam dan kabur sebelum salam selesai, tapi lupa kalau si marbot tadi sudah ngelap mimbar sejak pagi. Jangan nunggu marbot wafat dulu baru bikin video TikTok “Marbot Penuh Kenangan.”

Kalau lihat marbot nyapu sendirian, bantuin. Kalau lihat marbot lagi galau karena vacuum cleaner rusak, ya patungan. Jangan mentang-mentang kita bawa mobil ke masjid, lalu merasa diri setara dewa, padahal sajadah kita aja dilurusin sama marbot.

Kita ini sering ngasih marbot “Jazakallah khairan” sambil jalan cepat-cepat keluar masjid. Nah, lewat MASUBA ini, akhirnya ada bentuk “jazakallah” yang bisa dibelanjakan. Bukan berarti ibadah itu butuh bayaran, tapi pengabdian itu perlu dihargai.

Palembang udah nyulut korek pertama. Tinggal dijaga apinya. Jangan nanti bulan depan insentifnya telat, alasannya karena kas daerah lagi dipakai beli sofa dinas atau ngaspal ulang jalan yang tiap bulan dipotret tapi bolongnya tetap abadi.

Ingat pepatah masjid tua “Yang nyapu sajadah hari ini, bisa jadi nanti doanya menyapu rezekimu.”

Jadi, hormati marbot. Jangan anggap mereka cuma “penjaga sendal” atau “tukang ngepel mimbar” Mereka itu benteng pertama kebersihan hati kita, dimulai dari lantai masjid.

Dan Pemkot Palembang, jangan berhenti di launching dan pose selfie. Terusin programnya, pantau penyalurannya, dan kalau bisa bikin pelatihan keterampilan marbot dari cuci mukena sampai ilmu ikhlas level advance. Kalau masjid bersih, marbot sejahtera, umat tenteram, dan pemkot konsisten maka yakinlah, Palembang bukan hanya kota empek-empek, tapi juga kota penuh keberkahan. [***]

Terpopuler

To Top