Inspirasi

“Dari Mushaf ke Metaverse [Ketika Qur’an Tak Lagi Hanya Bersandar di Rak, Tapi Juga Nongkrong di Browser]”

kemenag

Sumselterkini.co.id, – Dulu, orang kalau mau ngaji Qur’an harus buka lemari dulu, cari mushaf yang biasanya sudah disampul plastik bening atau kain batik hadiah tahlilan.

Sekarang? cukup klik, geser, atau sentuh layar, zaman memang sudah seperti kentang goreng di microwave cepat, praktis, tapi tetap renyah iman kalau dinikmati dengan khusyuk.

Luar biasa dan keren, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kemenag rupanya tak mau ketinggalan kereta cepat digital, sejak 2019 sampai April 2025, mereka berhasil bikin Qur’an Kemenag jadi seperti warung kopi online bisa diakses kapan aja, bahkan sambil rebahan atau ngadem di halte sambil nunggu ojek online.

Total 55 juta lebih pengguna sudah numpang ngaji lewat empat jalur tol digital yang mereka bangun, rinciannya kayak daftar belanja emak-emak sebelum Lebaran, seperti Website Qur’an Kemenag 53.766.401 pengguna, Qur’an Kemenag In Word 1.175.728, versi Android 893.616, dan versi iOS 38.003 (yang ini mungkin kaum sultan digital)

Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi, bilang ini semua pertanda baik kayak kalau kita buka toples kue tapi isinya udah ludes duluan, berarti laku keras.

Oleh sebab itu LPMQ enggak mau santai-santai aja, mereka terus berinovasi. “Kalau masih nyuruh orang install aplikasi di zaman sekarang, itu kayak nyuruh anak jaman now pakai sandal jepit buat foto OOTD nggak nyambung,” begitu kira-kira logika mereka.

Makanya mereka sedang ngembangin akses instan  buka lewat web, login pakai email atau Facebook, langsung cuss. Enggak usah install-install, cukup satu dua klik, seperti buka pintu kulkas yang isinya penuh barokah.

Tapi tunggu dulu, kejutan belum selesai, sodara-sodara!

LPMQ juga sedang menggodok Chat Qur’ani berbasis AI, semacam asisten ngaji digital, jadi bukan cuma bisa tanya harga cabe atau jam buka Indomaret ke Google, tapi juga bisa tanya soal tafsir ayat, makna kauniyah, atau perbandingan tafsir tematik langsung ke chatbot yang insyaallah nggak baper kalau kita nanya bolak-balik.

Sumber ilmunya bukan kaleng-kaleng, cuy. Diambil dari koleksi tafsir resmi LPMQ, yakni Tahlili, Tematik, Wajiz, Ayat Kauniyah, dan mungkin nanti ditambah tafsir “Ngaji Sambil Ngopi” kalau tim kreatifnya semangat.

Zarkasyi Afif, sang pilot proyek ini, juga sedang menyiapkan Qur’an Pedia, sebuah pusat data Al-Qur’an digital yang bakal jadi tambang ilmu untuk era AI. Ini seperti bikin perpustakaan raksasa, tapi tanpa perlu bangunan, rak buku, atau takut rayap, datanya bisa ditambang kapan saja, bahkan tengah malam saat galau melanda.

“Kalau ini jadi, kita bisa kerja sama sama Meta, Instagram, dan platform AI lainnya,” kata Zarkasyi. Bayangin, masa depan bisa saja kita scrolling IG, lalu tiba-tiba muncul reminder ngaji dari Qur’an Pedia, bukan cuma iklan skincare atau undangan live jualan mukena.

Era sekarang  memang sudah seperti teh botol, milanium sebenarnya lebih dimanjakan serba enak dibanding dulu, harusnya anak-anak muda lebih cerdas karena ilmu didapat lebih praktis dan mudah.

Belajar dan membaca Al-Quran tak lagi repot, karena bisa  dibawa ke mana-mana, tapi tetap ada rasa manis yang menenangkan. Apalagi  Qur’an Kemenag versi digital ini  makin fleksibel, makin terjangkau, dan makin melek. Dari mushaf fisik ke metaverse Qur’ani, dari rak lemari ke layar HP, semua demi satu tujuan agar kalam Ilahi tetap dekat di hati, walau jari sibuk menggeser notifikasi.

Jadi, yuk! sebelum jari kita capek buat scroll gosip artis atau drama politik, sempatkan buka Qur’an Kemenag karena kadang yang kita butuh bukan hiburan dunia, tapi ketenangan jiwa, ya jelas belajar ngaji sekarang lebih mudah. Selamat belajar.[***]

Terpopuler

To Top