Sumselterkini.co.id,- Di Asrama Haji Pondok Gede pagi itu, suasana lebih ramai dari antrean minyak goreng saat lebaran. Para jemaah dengan wajah sumringah, sebagian mata berkaca-kaca, dan sisanya bingung cara nyalain mode pesawat di HP, bersiap memulai perjalanan suci ke Tanah Suci.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, berdiri gagah di podium. Tapi yang ia bicarakan bukan sekadar soal koper yang muat 30 kilo atau jadwal makan nasi kebuli. Dengan suara tenang, beliau bilang, “Haji itu perjalanan ke langit.” Tentu, bukan berarti jemaah bakal naik Jetpack Elon Musk, tapi perjalanan yang bikin hati melayang-layang mencari ridho Tuhan, bukan likes di media sosial.
“Perbaikilah niat, karena keikhlasan itu vitamin paling kuat,” katanya. Kalimat itu seperti memeluk seluruh jemaah yang mungkin masih galau mikirin oleh-oleh atau utang arisan yang belum lunas. Tapi toh, haji ini undangan spesial dari langit. Ratusan juta umat Islam, tapi yang dikasih tiket cuma segelintir. Bukan pakai poin GarudaMiles, tapi karena Allah bilang, “Ayo, kamu duluan yang ke Baitullah.”
Di antara rombongan jemaah kloter pertama asal Jakarta Pondok Gede (JKG-01), ada Pak Darto mantan kepala koperasi yang sekarang jadi aktivis tahlilan full time. Saat diwawancara, ia bilang, “Saya udah nunggu daftar dari 2013, sekarang baru berangkat. Kayak nunggu gajian, tapi 12 tahun lamanya.”
Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal ikut nimbrung memberi wejangan. Intinya jangan lupa doain pemimpin bangsa. Harapannya sih, biar pulang dari Mekkah, jemaah makin sabar, bahkan pas baca berita politik, amin..
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin muncul bawa kabar serius tapi dibungkus gaya bapak-bapak yang sayang keluarga, katanya, jangan anggap enteng kesehatan. “Kalau darah tinggi, gula tinggi, kolesterol tinggi, itu bukan daftar menu, tapi tiket menuju serangan jantung,” ujarnya, katanya hari ini.
Ia bahkan menambahkan, jemaah boleh banget pakai masker. Jadi kalau merasa pilek, jangan gengsi, langsung pakai. Ingat, ini bukan lomba batuk berjamaah.
Di balik kebersamaan ini, ada pula peringatan soal kedisiplinan. Soal visa misalnya, Menag menegaskan, “Yang ilegal, ya enggak boleh ikut. Ini ibadah, bukan konser Coldplay.”
Beruntunglah jemaah tahun ini, karena Indonesia sukses lobi-lobi dengan Arab Saudi. Akses rumah sakit lebih mudah, fasilitas makin oke. Jadi kalau ada yang pingsan karena kepanasan atau kangen sambal terasi, langsung dapat perawatan, Alhamdulillah..
Haji bukan sekadar soal fisik kuat atau koper besar, tapi tentang hati yang bersih dan niat yang tulus. Di tengah padatnya rombongan, panasnya cuaca, dan sesaknya jadwal, jemaah diuji bukan cuma dengan keringat, tapi juga kesabaran. Maka jaga kesehatan, jaga lisan, dan jaga niat karena di Tanah Suci, yang diukur bukan status sosial, tapi ketundukan hati.
Perjalanan haji adalah undangan ilahi, bukan liburan religi. Maka mari kita hadapi dengan rendah hati. Kalau bisa jaga sopan santun di hotel Mekkah, jangan sampai hilang waktu balik ke hotel Bekasi, seperti kata pepatah kampung “Yang pulang dari haji jangan sekadar bawa air zamzam, tapi juga bawa hati yang lebih damai dan sopan,”.[***]