Palembang Terkini

Lomba Cinta Qur’an Menyatukan Generasi

ist

Sumselterkini.co.id, – Di tengah riuh suara surau yang mengalun lembut, tak ada yang lebih indah dari lantunan surat Ummul Qur’an Al-Fatihah. Bukan hanya anak-anak yang antusias membacanya dengan hati, tetapi orang dewasa dan bahkan lansia, turut bersaing dalam lomba baca Surat Al-Fatihah yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Selatan.

Kegiatan ini berlangsung di Masjid Darussaid Palembang pada Selasa, 22 April 2025, dengan rasa khusyuk yang menyelimuti setiap sudut ruangan.

Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, yang didaulat membuka kegiatan ini, tak hanya memberikan dukungan penuh, tetapi juga memaknai lomba ini sebagai gerakan yang mendalam. Menurutnya, pembacaan Al-Fatihah bukan sekadar soal tajwid atau kelancaran lidah, tetapi lebih pada bagaimana hati turut hadir di setiap ayat yang dibaca. “Al-Fatihah itu ibarat benih yang ditanam di hati, kalau disiram dengan niat tulus, ia akan tumbuh subur sebagai cinta pada Al-Qur’an,” kata Ratu Dewa dengan semangat.

Lomba yang dilaksanakan dari 22 hingga 27 April ini melibatkan berbagai kalangan. Dari yang muda, SMP, SMA, hingga para mahasiswa dan masyarakat umum, bahkan lansia, tak mau kalah untuk menunjukkan kebersamaan mereka dalam meneladani kalam Allah. Mereka tidak hanya berkompetisi, tetapi juga merayakan kebersamaan dalam membaca Al-Qur’an, sebuah ajang yang menghidupkan kembali rasa cinta terhadap agama.

“Lomba ini bukan sekadar soal menang atau kalah, tapi soal bagaimana kita bisa lebih dekat dengan Al-Qur’an. Seperti halnya kita tidak bisa sembarangan menghafal lirik lagu tanpa memahami maknanya, begitu juga dengan Al-Fatihah. Setiap ayat harus kita resapi, jangan cuma lewat di mulut,” ujar Ratu Dewa, sambil tersenyum.

Menghadirkan perasaan dalam setiap bacaan memang bukan hal yang mudah. Dalam kehidupan yang serba cepat ini, kita sering terjebak dalam rutinitas dan melupakan makna mendalam di balik setiap gerakan, termasuk dalam ibadah kita. Al-Fatihah, yang setiap harinya kita baca dalam shalat, seharusnya tidak hanya menjadi bacaan otomatis, tetapi momen refleksi diri. Sama seperti kita tidak bisa sekadar menikmati sebuah lagu tanpa merasakan liriknya, demikian pula dalam ibadah. Setiap ayat, setiap kata, adalah pengingat bagi kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, menjaga ketulusan dalam beribadah, dan menghadirkan kedamaian dalam hati.

Para peserta lomba menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Dari anak-anak yang penuh semangat, hingga para lansia yang tak kalah bersemangat. Ketika mereka melantunkan Surat Al-Fatihah, tidak hanya suara yang menggema, tetapi juga perasaan yang menghangatkan seluruh ruangan, seperti pelukan hangat yang menenangkan.

Kesimpulannya, lomba ini lebih dari sekadar kompetisi. Ini adalah wadah untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Qur’an dalam setiap diri kita, tanpa memandang usia.

Sebuah pengingat bahwa, tak peduli seberapa tua kita, cinta pada Al-Qur’an itu tidak mengenal batas usia. Lomba ini ibarat jalan pintas menuju ketenangan batin, di mana setiap lafaz yang dibaca adalah detik-detik mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Sebagai masyarakat yang terus berkembang, kita perlu mengingat bahwa ibadah tidak hanya soal kebiasaan, tetapi tentang niat dan pemahaman yang mendalam.

Jadi, mari kita jadikan setiap bacaan Al-Fatihah sebagai kesempatan untuk lebih mendekatkan hati kita kepada Allah, bukan hanya untuk lomba, tetapi untuk kehidupan sehari-hari.[***]

Terpopuler

To Top