Palembang Terkini

Warung Kopi hingga Toko Sembako Dibantu Modal Rp5 juta

ist

Sumselterkini.co.id,  – Minggu pagi di Palembang, udara masih semriwing, bau pempek dan kopi hitam bercampur dengan asa baru dibilangan Jalan Walikota H. Husni, Seberang Ulu 1.

Wali Kota Palembang Ratu Dewa tampil bak “marketing officer” yang lagi semangat launching program modal usaha buat UMKM. Bukan modal kaleng-kaleng, saudara-saudara. Ini modal beneran, Rp5 juta, bunga 0 persen, asal dibayar tepat waktu, ya. Kalau telat? Wah, bisa-bisa yang nol itu cuma harapan, bukan bunga.

Ratu Dewa, dalam pidatonya yang santai tapi serius, bilang  tujuannya program ini simpel,  biar warga Palembang enggak kejerat rentenir dan pinjol jahat. Kita semua tahu kan, pinjol itu kayak jebakan tikus awalnya dikasih keju, ujung-ujungnya jebakan maut.

Beliau juga bilang, Pemkot Palembang ini ibarat “teman setia” yang siap sedia pas UMKM lagi butuh. Jadi bukan cuma ngasih semangat doang kayak teman pas kita lagi naksir orang, tapi juga ngasih solusi nyata modal usaha.

Permasalahan klasik memang selama ini di UMKM Palembang tuh ya itu-itu aja modal tipis kayak kulit risoles. Banyak yang akhirnya terpaksa ngutang ke rentenir, kayak orang kehausan yang nekat minum air dari kolam renang umum. Hasilnya? Usaha makin megap-megap karena bunga mencekik.

Nah, di sinilah program ini tampil bak pahlawan bertopeng pinjaman Rp5 juta bunga 0 persen untuk UMKM aktif minimal 1 tahun, punya NIB, dan tidak sedang disubsidi pinjaman lain. Yang penting, usaha itu harus beneran ada, bukan cuma “usaha di dalam hati” atau “usaha angan-angan buka kafe di rooftop rumah susun.”

Saat ini, target 1000 UMKM di 18 kecamatan. Progresnya? Baru 57 UMKM yang fix cair, sisanya masih di antrean kayak nunggu pesanan bakso rusuk bakar di festival makanan.

Kepala Dinas Koperasi Palembang, Ibu Suljhijawati, ngasih catatan penting banyak yang gagal lolos karena pas disurvei, usaha-nya kayak silumanada di berkas, enggak ada di lapangan. Ada juga yang gagal karena SLIK OJK kayak kertas ulangan merah. Intinya, transparan dan ketat, supaya uang rakyat tidak jatuh ke tangan yang salah, kayak modal buka usaha rental PS yang malah dipakai buat beli skin Mobile Legends.

Kalau kamu tanya, “Emang program kayak gini pernah berhasil?” Oh tentu, sobat! contohnya di Surabaya, lewat program Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda Surabaya, sukses banget dorong ribuan UMKM naik kelas.

Banyak ibu-ibu rumah tangga di sana yang awalnya jualan keripik rumahan, sekarang sudah ekspor ke luar negeri. Modalnya? Mirip, kecil-kecil tapi penuh pengawasan ketat dan pelatihan intensif.

Kalau mau belajar ke negara tetangga seperti Thailand ,juga pernah sukses dengan program modal kecil untuk pedagang kaki lima di Bangkok.

Di sana, mereka dikasih pinjaman kecil, pendampingan bisnis, sampai akhirnya banyak yang punya outlet permanen. Modalnya kecil, tapi semangatnya besar kayak bakso tusuk di depan sekolah yang akhirnya punya outlet sendiri di mall!.

Program ini sebenarnya kayak ngasih anak kecil sepeda baru, dia bisa jadi keliling komplek dengan bangga, asal diajari dulu cara ngerem. Sama, UMKM dikasih modal, tapi perlu didampingi diajari cara jualan online, diajari cara ngitung modal, diajari pentingnya nyicil ke bank bukan ke rentenir tetangga sebelah.

Karena tanpa bimbingan, jangan-jangan Rp5 juta itu malah habis buat beli stiker ShopeePay di warung yang baru buka. Yang jelas program ini sudah di jalur yang benar. Tinggal dijaga konsistensinya, jangan sampai yang dapat modal malah beli power bank 10 biji. Modal ini harus benar-benar jadi alat loncatan, dari warung kopi pinggir jalan ke warung sembako legend di sudut kota. Tanpa disadari terkadang perubahan besar, lahir dari modal kecil…[***]

Terpopuler

To Top