ASOSIASI dan produsen minyak goreng sawit diminta tetap menjaga produksi minyak goreng curah dan kemasan sederhana mejelang Natal dan Tahun Baru 2022.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Dirjen PDN Kemendag), Oke Nurwan, mengatakan ketersediaan minyak goreng di pasaran akan membuat harganya tetap terjanga menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) tersebut.
“Kami meminta baik asosiasi maupun produsen minyak goreng sawit untuk tetap memproduksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana untuk menjaga pasokan di dalam negeri dengan harga terjangkau minimal hingga menjelang Natal dan Tahun Baru 2022,” kata Dirjen PDN Kemendag dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik pada Jumat (5/11/2021).
Menurut Dirjen PDN Kemendag, pihaknya terus memantau pendistribusian minyak goreng dengan menggandeng asosiasi ritel modern agar mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
Dia juga mengatakan, lonjakan harga minyak goreng disebabkan oleh harga komoditas itu di pasar internasional naik cukup tajam karena pasokannya di masyarakat saat ini aman. Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.
“Kondisi di lapangan menunjukkan sebagian besar produsen minyak goreng tidak terintegrasi dengan produsen CPO. Akibatnya, apabila terjadi kenaikan harga CPO internasional, maka harga CPO di dalam negeri juga turut menyesuaikan harga internasional,” jelas dia.
Selain itu, lanjut dia, dari dalam negeri, kenaikan harga minyak goreng turut dipicu turunnya panen sawit pada semester kedua..
Turunnya produksi CPO menjadi terbatas menyebabkan gangguan pada rantai distribusi (supply chain) industri minyak goreng, serta adanya kenaikan permintaan CPO untuk pemenuhan industri biodiesel seiring dengan penerapan kebijakan B-30.
“Tren kenaikan harga CPO sudah terjadi sejak Mei 2020. Hal ini juga disebabkan turunnya pasokan minyak sawit dunia seiring dengan turunnya produksi sawit Malaysia sebagai salah satu penghasil terbesar,” tutur dia.
Rendahnya stok minyak nabati lainnya, seperti adanya krisis energi di Uni Eropa, Tiongkok, dan India dinilai menyebabkan negara-negara tersebut melakukan peralihan ke minyak sawit.
Faktor lainnya, kata dia, yaitu gangguan logistik selama pandemi COVID-19, seperti berkurangnya jumlah kontainer dan kapal,” tutur dia.
Berdasarkan pantauan Kemendag, harga minyak goreng rata-rata nasional saat ini untuk minyak goreng curah sebear Rp16.10 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp16.200 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp17.800 per liter.
InfoPublik (***)