Seni & Budaya

Dulmuluk Sosialisasikan 5 M + 3 T

Sebagai sebuah teater tradisional, selama pandemi Dulmuluk juga sangat terdampak akibat Covid 19. Di tengah himpitan tersebut, Randi mendapat kesempatan mentas secara daring. Pementasan ini dilakukan secara daring. Dan disiarkan melalui beberapa platform media sosial.
Menariknya lagi, pemenetasan kali ini didukung oleh Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (disingkat KPCPEN) sebuah komite yang dibentuk oleh pemerintah dalam pemulihan ekonomi dan penanggulangan penyakit koronavirus 2019 dan Pandemi COVID-19 di Indonesia.
Komite ini dibentuk pada tanggal 20 Juli 2020 sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020. “Dalam lakon yang dimainkan, kami menyisipkan pesan 5 M yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan sert membatasi mobilisasi dan interaksi,” ujar Randi di sela-sela pementasan Minggu kemarin di Guns Cafe.
Selain itu, juga penyampaian program 3 T dalam penanganan Covid 19. “Adapun maksud dari mendukung 3T tersebut adalah: bersedia melakukan testing atau pengecekan kesehatan melalui rapid test dan tes swab jika diperlukan; membuka diri terhadap proses tracing atau penelusuran kontak kasus positif, serta segera menjalani treatment atau perawatan dengan benar apabila merasakan gejala Covid-19,’ tambah Randi. Pesan-pesan itu diselipkan dalam permainan Dulmuluk berdurasi satu jam. Randi sendiri berperan sebagai Raja Abidin Syah, sekaligus sutradara, Sementara, sang ayah yang juga pelestari Dulmuluk tampak memberi dukungan dengan hadir di lokasi pementasan.
Dulmuuk
Dulmuluk merupakan bagian dari teater tradisional. Selama ini, kehidupan pemain Dulmuluk sudah kembang kempis. Jarang diundang untuk tampil di keramaian gelaran masyarakat, seperti sedekah, perkawinan, ataupun sunatan, membuat napas mereka menjadi tersengal. Akibatnya, bukan sekadar susah bernapas. Tetapi juga sulit mencari sesuap nasi. Seorang pemain Dul Muluk, Randi Putra Ramadan, mengakui hal itu. Putra pertama dari empat bersaudara pasangan Johar Saad dan Suharti Sani (almarhumah) ini merasakan langsung manis hingga getirnya lakon Dul Muluk yang sempat padat undangan hingga minim undangan.
Karenanya, alumnus FKIP Jurusan Sentratasik Prodi Musik ini pun punya kiat-kiat yang ditemukan secara tak sengaja saat Dul Muluk harus mengalami pasang surut. Randi sendiri, kini selain tetap eksis di Dul Muluk, juga memiliki skill lain, yakni menguasai alat musik. Kini, suami dari Eva Dika Putriana ini dapat tetap bertahan dengan petikan gitar Irama Batanghari Sembilan-nya. Lebih pas lagi, Randi menyebut jurusnya ketika memasuki masa pandemi ini sebagai rekondisi. “Mungkin kurang pas kalau disebut revitalisasi atau apalah. Artinya, bagaimana seniman itu bisa menyesuaikan dengan kondisi,” ujar Randi yang sejak umur empat tahun sudah diajak ayahnya belajar men-Dul Muluk. (nasir)

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com