ESTIMASI Bio-Hydrocarbon di Muba diperkirakan menghasilkan Bio Gasoline (425.258ton), Bio Diesel (340. 206 ton), dan akan menghasilkan avtur sebanyak 425.258 ton.
Oleh sebab itu komunitas pertama yang akan dilakukan pemerintah yaitu sawit yaitu melaksanakan Industri Bio Hydrocarbon sebagai energi terbarukan untuk mengatasi tantangan di sektor kelapa sawit. Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah [Sekda] Kabupaten Muba, Apriyadi saat menjadi
Panelis pada Webinar “Investasi untuk Daya Saing Saatnya Daerah Jemput Bola,” di Ruang Rapat Sekda Muba, kemarin.
“Terkait progres Implementasi pembangunan pabrik IVO di Muba sendiri yaitu survei kerjasama PKS PTPN 7 dan BSS untuk pengelolaan TBS KUD periode Mei 2020 sampai dengan pembangunan PKS baru selesai.
Selanjutnya, hasil produksi IVO low FFA ditargetkan dapat digunakan oleh Pertamina Plaju diawal tahun 2022.
“Rencana pembangunan POM- J baru pertama pada akhir tahun 2020, selanjutnya rencana pembiayaan diharapkan dari BPDKS/BUMD, Privat dan KUD, terakhir lokasi salah satunya yaitu akuisisi atau kerjasama dengan PTPN 7 di Kecamatan Sungai Lilin,”paparnya.
Selain itu, menggunakan areal baru di Sungai Lilin atau Keluang yang berdekatan dengan lokasi PSR,”terang Apriyadi.
Tidak hanya itu, lanjut Apriyadi Muba juga memiliki inovasi pengembangan dan implementasi teknologi aspal karet berbasis lateks.
Terakhir, Apriyadi diterangkannya bahwa Kabupaten Muba juga memperdayakan para ibu-ibu di Kabupaten Muba tepatnya di Desa Toman dalam menjumput bahan pakaian eco fashion khas asal Kabupaten Muba yang terbuat dari Gambo (Gambir) dan tumbuhan Gambir atau Gambo ini sendiri hanya ada di Desa Toman.
Dari sekilas penjelasan Apriyadi, sejumlah penelis webinar salah satunya Herry Rambe Direktur Indonesia Investasi Promotion Central sangat mengapresiasi dan mensupport yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Muba dalam mengembangkan inovasi karet dan sawit dalam meningkatkan perekonomian dan mensejahterakan masyarakat Muba.[***]
Ril