Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang, Drs. Ratu Dewa, M. Hum menegaskan akan lebih memperhatikan aktivitas berkesenian di kota Palembang.
Hal itu disampaikan Sekda saat menerima audiensi Pengurus Dewan Kesenian Palembang (DKP) di ruang kerjanya Selasa (4/8/2020).
Ratu Dewa mengaku sejak mahasiswa di UIN Raden Fatah dulu juga termasuk aktif di bidang seni. Dia adalah pendiri teater Aladin dan teater Kereta.
Karena itu baginya dunia seni itu bukanlah hal asing. Baginya, dunia seni itu memang perlu mendapat perhatian, “Nanti kita usahakan, di tahun-tahun mendatang, anggaran bagi dunia berkesenian khususnya untuk DKP akan mendapat perhatian lebih. Seimbang, dengan anggaran untuk olahraga dan organisasi sosial kemasyarakatan lainnya. Nanti juga akan diberi kesempatan kepada DKP mempresentasikan programnya langsung di tiga dinas yang terkait aktivitas berkesenian, yakni Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata, dan Dinas Pendidikan. Juga akan mengupayakan tersedianya sekretariat yang refresentatif,” tambah mantan Ketua Senat Mahasiswa UIN Raden Fatah ini.
Menyangkut sekretariat ini, menurut Didit, saat ini sudah disiapkan di ruangan Dinas Kebudayaan. Namun, kalau disiapkan tempat yang lebih refresentatif, tentu pihaknya tidak menolak.
Sekda menyebutkan ada dua gedung yang bisa jadi pilihan untuk dijadikan sekretariat DKP. Yang bisa dipakai bersama komunitas seni lainnya, yakni Gedung Balai Prajurit, atau Gedung Kopi Jakobson, di daerah Sekanak.
“Nanti kita akan dipelajari kemungkinan-kemungkinan penggunaan gedung itu bagi DKP. Kalau memungkinkan, tentu lebih baik kalau DKP dan komunitas-komunitas seni lainnya bisa menempati gedung yang representatif,” tambahnya.
Pengurus DKP yang diterima audiensi, Ketua Ms Iqbal Rudianto, Sekjen Qusoi, Bendahara M Arsy(Aci), Ketua Pelaksana Silaturahmi dan Gelar Karya Seniman menuju Kenormalan Baru, Muhamad Nasir, dan Koordinator Lapangan M. Taufik.
Dalam audiensi itu, Ketua DKP melaporkan hal-hal yang telah dilakukan sejak dilantik akhir 2019 lalu. Diantaranya, Sepekan Seni Ekspresi dan Apresisasi, Pesta Taman Ampera, dan kegiatan sosial yang sifatnya membantu meringankan beban para seninam di Palembang yang terdampak Covid 19.
“Berbagai kegiatan sudah dilakukan bersama seninam Palembang. Terutama melalui enam Komite yang ada yakni Komite tari, rupa, teater, film, sastra, dan musik. Namun ketika wabah pandemi melanda Indonesia, termasuk Palembang, aktivitas berkesenian pun terhenti karena terkendala protokol kesehatan,” jelas Didit, nama panggilan Iqbal Rudianto.
Art Normal
Sementara menyikapi kelonggaran-kelonggaran yang terjadi menjelang kenormalan baru, DKP juga berencana menggelar silaturahmi dan gelar karya seniman Palembang. Dilaksanakan secara daring dan tatap muka.
“Kita ada diskusi, testimoni, dan gelar karya seniman selama masa pandemi. Para seniman ini sepertinya sudah rindu untuk tampil di panggung. Selama masa pandemi, terkungkung protokol dan hanya bisa berkreativitas secara daring,” tambah Ketua Panpel M Nasir.
Kegiatan yang mengambil kata kunci art-normal ini, direncanakan tanggal 17-19 Agustus, bersamaan dengan Great Sale yang digagas Dinas Pariwisata dan PHRI.
Sejak di awal tahun 2020, Indonesia memang dilanda pandemi Covid-19. Berbagai bidang kehidupan terdampak oleh wabah ini. Dunia berkesenian pun, termasuk bidang yang ikut terdampak. Semua aktivitas berkesenian menjadi terhenti. Meskipun, masih ada yang bertahan dengan kreativitasnya terbatas #dirumahsaja. Dengan memanfaatkan ranah daring. Setelah hampir setengah tahun dalam kondisi yang serba terbatas seolah terpasung, gelora kebebasan untuk berekspresi mendapat angin segar. Wacana kenormalan baru, memancarkan nuansa segar serba penuh harapan. Harapan yang membersitkan hal-hal baru. Tidak hanya bagi seniman di luar daerah, tetapi juga kalangan seniman di Palembang.
Karenanya, sesuatu yang baik tentu saja, jika DKP mengagas kegiatan yang bisa mengobati kerinduan seninam untuk berkreativitas. Sekaligus membahas berbagai persoalan terkait aktivitas berkesenian. Kegiatan ini rencananya dilaksanakan secara daring (virtual) dan tatap muka. Direncanakan dilaksanakan di Guns Café. Dengan menghadirkan narasumber dari praktisi, akademisi, pemerhati, dan pihak terkait lainnya. Masing-masing akan diupayakan mengupas tuntas persoalan di enam komite seni yang ada. Yakni, Komite musik, teater, rupa, sastra, tari dan film.
Para pihak ini, dihadirkan dari Palembang, berbagai daerah se-Indonesia. Pesertanya juga dari berbagai kalangan. Pelajar, mahasiswa, akademisi, profesional, instansi yang terlibat secara langsung dalam kancah berkesenian. Maupun yang sekadar tertarik, berminat dan peduli dengan seni.
Menurut Sekretaris Pelaksana, Gaung Antrasita, melalui Silaturahmi-Gelar Karya Seniman Kini dan Nanti: Iklim Kesenian Menuju Kenornalam Baru, pihaknya dari Dewan Kesenian Palembang (DKP) mencoba menggambarkan kondisi yang dialami dan bagaimana pelaku seni menyiasati dan bertahan di era pandemi. Lalu, memberikan pemetaan dan menggali rekomendasi terhadap berbagai stake holder sehingga bisa dijadikan bahan masukan dalam melangkah bersama.
“Simpulan, rekomendasi serta testimoni dari kegiatan ini diharapkan menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat bagi semua pihak. Bukan hanya bagi seniman, tetapi juga berbagai pihak sehingga bisa jadi bahan pertimbangan ketika memutuskan,” jelasnya.(sir)