Lomba perahu bidar di Palembang merupakan sebuah tradisi tahunan yang kerap diselenggarakan pada saat memeriahkan HUT Kemerdekaan RI, [17 Agustus] selain itu lomba perahu ini juga dilaksanakan pada saat memperingati hari jadi Kota Palembang.
BIDAR adalah singkatan dari biduk lancar. Lomba perahu ini di Palembang sudah ada sejak zaman dahulu, tradisi tetap dilakukan hingga kini. Konon, perahu bidar berbentuk khusus ini digunakan oleh petugas penghubung atau kurir.
Menurut para ahli sejarah, perahu Pancalang merupakan asal muasal lahirnya perahu Bidar. Agar terjaga kelestarian perahu Bidar maka digelarlah lomba perahu Bidar yang berlangsung sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam. Lomba ini sering disebut “Kenceran”.
Ada dua ukuran perahu bidar yang kini dikenal. Pertama, perahu Bidar berprestasi. Perahu ini memiliki panjang 12,70 meter, tinggi 60 cm, dan lebar 1,2 meter. Jumlah pendayung 24 orang, terdiri dari 22 pendayung, 1 juragan serta 1 tukang timba air. Perahu ini dapat dilihat setiap 17 Juni, bertepatan dengan hari jadi kota Palembang.
Jenis kedua, perahu Bidar tradisional. Perahu ini memiliki panjang 29 meter, tinggi 80 cm, dan lebar 1,5 meter. Jumlah pendayung 57 orang, terdiri dari 55 pendayung, 1 juragan perahu serta 1 tukang timba air.
Pada setiap pagelaran Festival Bidar ini, ribuan orang menontonnya. Baik saat ulang tahun kota Palembang maupun HUT Kemerdekaan RI. Para penonton menyaksikan festival tersebut dari kedua sisi sungai Musi dan dari jembatan Ampera.
Dalam akhir di Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang pekan lalu, Walikota Palembang H Harnojoyo berharap seluruh pihak berinovasi, meningkatkan daya tarik lomba bidar dalam menarik wisatawan untuk berkunjung ke Palembang.
“Bila perlu nanti misalnya wisatawan yang menonton lomba bidar dapat pula bersama-sama mencoba mendayung bidar. Teruslah berinovasi agar Bidar yang merupakan tradisi kita menjadi menarik,” ujarnya.
Lebih lanjut dirinya berharap, lomba bidar juga dapat memiliki jangkauan yang lebih luas tak hanya lokal Palembang. Sehingga bidar dapat menjadi magnet untuk menarik wisatawan.
“Minimal lomba bidar ini digelar tingkat Sumsel agar gaungnya lebih luas bagi pariwisata Kota Palembang. Kepala Dinas Pariwisata harus membuka diri untuk mengagendakan bidar hingga tingkat nasional,” ujarnya.
Lomba Bidar Prestasi diikuti 12 tim yang merupakan perwakilan dari instansi pemerintahan dan partisipasi swasta. Final diikuti tim dari Dinas Pendidikan, Agung Raya, Dishub Palembang B, Dispora B.
Juara I Bidar Prestasi diraih Agung Raya mendapatkan hadiah uang pembinaan Rp 12 juta dan trophy, Juara II Dishub Kota Palembang B mendapatkan Rp 10 juta dan trophy, Juara III Dispora Kota Palembang B mendapatkan Rp 8 juta dan trophy, serta Juara Harapan Dinas Pendidikan Kota Palembang mendapatkan Rp 6 juta dan trophy.
Final Bidar Prestasi disaksikan Kapolresta Palembang Kombes Pol Didi Hayamansyah, Dandim 0418 Letkol Inf Honi Havana, dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, serta masyarakat.[**]
Penulis : one