MASIH ingatkah dulu jika rapat itu ribetnya minta ampun dan bisa bikin kepala cenut-cenut, meja-meja penuh tumpukan kertas, printer bunyinya kencang banget kayak suara jangkrik dimalam hari.
Bahkan ada saja catatannya hilang tercecer kesana sini, dan kita juga sampai hafal bunyi printer lebih jago daripada alarm subuh. Rapatnya serasa lomba estafet kertas, siapa cepat, dia menang siapa lambat… ya cuma bisa pasrah.
Namun kini di Kabupaten Muba, semuanya sudah berubah di era digital, sebab hibah dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Muba datang membawa angin segar dengan 1 unit smart TV, printer baru, AC adem, meja dan kursi nyaman, serta 1.000 buku bacaan. Ketua TP PKK Muba, Hj Patimah Toha, mengaku fasilitas ini sangat bermanfaat.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan hibah ini. Semoga dapat membantu meningkatkan kualitas kegiatan TP PKK Muba,”ujarnya.
Dengan fasilitas baru itu rapat bisa lebih efisien, apalagi materi edukasi ditampilkan di layar besar, catatan tersimpan rapi di cloud, dan kegiatan literasi bisa sampai ke desa-desa tanpa ribet. Bukan sekadar kenyamanan, tapi modernisasi ini membuka peluang PKK menjadi agen literasi yang lebih efektif.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, dr H Azmi Dariusmansyah MARS, menekankan hibah ini bagian dari strategi pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi di Muba.
“Kami berharap bantuan hibah ini dapat membantu meningkatkan minat baca masyarakat Muba,” katanya.
Dan pesannya jelas karena literasi bukan hanya di perpustakaan, tapi harus menjangkau keluarga dan masyarakat luas melalui PKK.
Kalau melihat ke luar negeri, kota seperti Helsinki di Finlandia dan Tokyo di Jepang menunjukkan perpustakaan dan organisasi masyarakat bisa menjadi pusat inovasi digital.
Anak-anak dan remaja belajar coding, kelas virtual, bahkan workshop kreatif, bukan sekadar membaca buku. PKK Muba, dengan hibah digital ini, menapak jalur serupa literasi dan edukasi makin dekat ke masyarakat, dengan teknologi sebagai penggerak.
Pepatah bilang “Lebih baik satu klik di layar daripada seribu catatan hilang di meja”, dari rak buku ke layar digital, dari rapat kertas ke rapat virtual, semua jadi lebih cepat, efisien, dan menyenangkan.
Printer baru memudahkan pembuatan modul, smart TV untuk edukasi interaktif, kursi nyaman bikin ruang rapat kondusif, hibah ini jelas investasi nyata untuk produktivitas masyarakat.
Oleh sebab itu modernisasi dan literasi digital bukan soal gadget semata, tapi membangun kapasitas manusia untuk belajar, berbagi, dan berinovasi. Ada pepatah mengatakan “Gajah mati meninggalkan gading, manusia modern meninggalkan jejak digital”. hehehe
Jadi, TP PKK Muba membuktikan perpaduan budaya baca dan teknologi mempercepat penyebaran pengetahuan. Masa depan literasi bukan lagi di rak buku semata, tapi di layar yang cerdas dan tangan yang aktif.
Hibah ini bukan sekadar simbol, tapi alat nyata agar literasi dan edukasi menyentuh setiap keluarga di Muba.[****]