Industri Kreatif & UKM

“Dewi Ratu Dewa & Pasukan Emak Penggerak Ekonomi Palembang”

ist

SEANDAINYA ada lomba siapa paling sigap antara emak-emak rebutan diskon di supermarket sama emak-emak UMKM rebutan pelanggan di pameran, hasilnya pasti berimbang, Bung!, tapi di tengah hiruk pikuk Semarak UMKM Sriwijaya 2025 di Palembang Indah Mall belum lama ini,  ada satu sosok yang tampil bukan sekadar nonton, tapi jadi penyemangat hati para emak-emak, terutama Dewi Sastrani Ratu Dewa, Ketua TP PKK Kota Palembang.

Ibu satu ini bukan tipe yang datang cuma buat potong pita, foto, lalu balik ke kantor. Tidak, Bung! Beliau datang membawa semangat “perempuan harus naik kelas, bukan cuma di dapur tapi juga di etalase ekonomi”.

“Perempuan itu kalau dikasih modal sedikit, bisa jadi pengusaha hebat, karena dasarnya sudah jago manajemen rumah tangga jadi nggak aneh lagi, bahkan ngatur gaji suami aja udah kayak bendahara negara,” celetuk salah satu peserta sambil tertawa, dan seisi atrium ikut mengangguk setuju.

Dewi Ratu Dewa paham betul, banyak emak Palembang yang diam-diam punya bakat besar. Ada yang bikin kue legit bikin mantan pengen balikan, ada yang rajutannya bisa ngalahin produk butik luar negeri. Tapi sering kali karya mereka hanya berputar di grup WhatsApp keluarga.

Nah, acara Semarak UMKM Sriwijaya ini jadi panggung buat mereka tampil, dari kain songket sampai kopi robusta, semua dibawa ke mall. Bayangkan ibu-ibu yang biasanya dagang di teras rumah, sekarang mejeng di bawah lampu sorot atrium. Gengsi?, naik. Jualan? Laris.

Dewi pun menegaskan, “TP PKK bukan cuma ngurus posyandu dan tanam toga. Kita juga penggerak ekonomi keluarga. Karena kalau emak-emak sejahtera, otomatis dapur ngebul, anak sekolah tenang, bapak nggak gampang stres.”

Gubernur Herman Deru bahkan memuji semangat kolaborasi ini. Katanya, ekonomi Sumsel tumbuh 5,42 persen dan itu bukan angka asal comot. “Pertumbuhan kita riil, tumbuh dari masyarakat,” ujarnya.

Nah, kalau bicara masyarakat, siapa lagi kalau bukan perempuan? Mereka yang jadi motor di balik angka statistik itu. Ibarat kopi Sumsel, yang bikin nikmat bukan cuma bijinya, tapi juga tangan yang menyeduhnya. Dan tangan-tangan itu banyak milik perempuan.

Mari kita akui, memang perempuan Palembang itu kalau sudah urusan ekonomi, bisa lebih tangguh dari trader saham. Hari ini jualan peyek, besok udah punya label kemasan sendiri. Kadang dari dapur bisa lahir brand lokal yang bikin mall terheran-heran.

Pepatah lama bilang, “di balik ekonomi yang kuat, ada perempuan yang gigih menawar di pasar”. Dan di era sekarang, pepatah itu naik level “di balik kota yang maju, ada emak-emak yang jago promosi di TikTok”.

Oleh karena itu, jika melihat geliat ini, Dewi Sastrani Ratu Dewa seperti mengingatkan kita bahwa pemberdayaan perempuan bukan cuma urusan seremonial. Tapi soal bagaimana mereka bisa berdiri di atas kakinya sendiri, dengan tangan yang terus berkarya.

Jadi, kalau nanti lewat di mall dan lihat stan UMKM ramai, ingatlah, di balik kemasan cantik dan produk lezat itu, ada doa panjang seorang ibu dan kerja keras yang tak pernah masuk berita.

Seperti kata pepatah Palembang  “Sekepal tangan perempuan bisa menggoyang ekonomi, asal jangan menggoyang dompet suami terus”.[***]

Terpopuler

To Top