Musik & Film

“HYDE Datang, Dompet Kreator Ikut Berdendang! Jepang Guncang Senayan, Ekraf Ikut Nge-rock”

ekraf/ist

WAKTU kali pertama mendengar kabar HYDE bakal manggung di Jakarta, saya kira hnaya hoaks, Eh, gak tahunya beneran!, jadi jangan heran kalau nanti Senayan lebih rame dari mal pas tanggal muda.

Ya, HYDE  bakal manggung di Tennis Indoor Senayan tanggal 1 November 2025, lewat konser HYDE [INSIDE] LIVE 2025, wow …keren banget pasti, selama ini hanya mendengar lagunya dari youtube…

Tapi tunggu dulu, konser ini bukan cuma ajang histeria fans L’Arc-en-Ciel yang udah hafal semua lirik dari jaman warnet masih pakai billing per jam, ini juga jadi panggung buat kreator lokal buat ngebut di jalur ekonomi kreatif!

Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya bilang, konser Internasional kayak gini tuh bukan cuma hiburan, tapi pintu gerbang menuju kolaborasi global. Ibarat kata, “sambil goyang kepala, ekonomi ikut berputar”.

Sebelum konser, bakal ada segudang aktivasi, dari pameran karya visual, kolaborasi fesyen, sampai giveaway tiket yang bikin netizen standby kayak waktu flash sale panci.

Kemenekraf memang lagi on fire buat ngedorong para kreator lokal, musisi, desainer, sampai ilustrator, biar katanya nggak cuma jago bikin konten di TikTok, tapi juga bisa nembus pasar Internasional.

Riefky bilang, “Dengan konsistensi, sektor kreatif bisa jadi mesin pertumbuhan baru ekonomi nasional”. Nah, kalau dulu mesin ekonomi itu pabrik dan tambang, sekarang mesin ekonominya bisa aja… konser rock!,hehehe…masuk akal juga.

Coba bayangkan, seandainya kreator lokal itu bisa ikut nimbrung bikin merchandise resmi HYDE, dari kaos sampai tote bag, dari desain poster sampai art digital. Kalau desainnya keren, bisa viral dan dijual ke Jepang!, lumayan, bisa dibilang, “HYDE yang nyanyi, kreator yang panen”.

Pepatah bilang, “Rezeki nggak akan salah alamat, apalagi kalau alamatnya udah disiapin Kemenekraf”, mereka sengaja jadikan konser ini sebagai ajang pemanasan buat kreator lokal biar makin pede tampil di panggung global.

Dan siapa tahu nantu, habis ini ada “HYDE versi Palembang” yang lahir, wah.. suaranya rock banget, tapi logatnya masih bisa nyebut ” “mangcek nian..” dengan bangga.

Direktur Musik Kemenekraf, Mohammad Amin, juga nimbrung komentar, katanya konser HYDE ini contoh nyata musik jadi jembatan diplomasi budaya.

Ya betul, daripada bikin perjanjian dagang yang tegang, mending ngopi bareng sambil goyang kepala dengar gitar melengking.
Musik itu universal, mang!, kalau politik bisa bikin dahi berkerut, musik justru bikin jidat bergoyang, sembari mulut komat kamit…bahkan bersuara lantang…ikut bernyanyi.

Menurut saya, acara kayak gini bukan cuma soal hiburan, tapi juga latihan kolaborasi bahkan kreator bisa belajar manajemen event, produksi musik, sampai branding Internasional. Pokoknya, dari panggung, keuangan, sampai karya, semua ikut “nge-rock bareng”.

Oleh karena itu, memang HYDE sendiri bukan kaleng-kaleng, HYDE  udah muter dunia bareng band L’Arc-en-Ciel, VAMPS, sampai THE LAST ROCKSTARS.
Bahkan album terbarunya, HYDE [INSIDE], udah dibawa tur ke Jepang, Amerika, dan sekarang mampir ke Indonesia,  kalau tur dunia itu kayak ujian keliling, Jakarta ini semacam ujian praktek globalisasi ekonomi kreatif.

Tiket konser mulai dijual 25 Juni 2025 di hydejkt.com, dan katanya fans udah siap rebutan kayak lagi war tiket Coldplay.
Bahkan, demi HYDE, banyak yang rela jual perabot, asal jangan jual perasaan (soalnya yang itu susah dibeli balik).

Bisa dibilang, kehadiran HYDE ini bukan cuma mengguncang panggung, tapi juga menggetarkan kas ekonomi kreatif Indonesia.
Kegiatan kayak gini bikin subsektor musik, fesyen, seni visual, dan teknologi kreatif makin panas, seandainya semua sektor ikut manggung, bisa-bisa ekonomi kita goyang lebih kencang dari penonton di barisan depan.

Pepatah bilang, Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui”, Nah, ini sekali konser, dua tiga subsektor terangkat. HYDE nyanyi, fans teriak, kreator cuan, negara senyum, komplit.

Akhir kata, konser HYDE ini kayak cermin, karena kalau orang luar bisa bikin panggung segede ini, kenapa kita cuma jadi penonton?
Udah saatnya kreator lokal naik level, bukan cuma upload karya di medsos, tapi tampil di skala Internasional, mang..kerena bukan!, sebab seperti pepatah modern bilang, “Jangan tunggu kesempatan datang, bikinlah konsernya sendiri!”.

Dan kalau nanti HYDE manggung di Senayan, ingatlah satu hal, yaitu, boleh teriak sekencangnya, tapi jangan lupa di balik dentuman gitar, ada ekonomi kreatif yang juga lagi nge-rock di belakang panggung.[***]

Terpopuler

To Top