Industri Kreatif & UKM

“Pelatihan Keluang, Disabilitas Naik Level & UMKM Ikut Ketularan Cuan!”

ist

PAGI itu, udara Keluang masih dingin-dingin syahdu, tapi di balai pelatihan Disnakertrans Muba bareng PT Baturona Adimulya suasananya udah kayak pasar malam, ramai, semangat, dan penuh tawa. Sepuluh peserta pelatihan datang dengan muka cerah, walau sebagian masih ngantuk karena katanya begadang “riset resep gorengan viral TikTok”.

“Ini pelatihan serius, bukan arisan!” ujar Pak Bupati Muba, HM Toha Tohet, dengan gaya bapak-bapak bijak yang kemejanya digulung sampai siku. “Semua warga Muba, termasuk penyandang disabilitas, harus punya kesempatan yang sama buat maju!”.

Seorang peserta disabilitas, sambil senyum, nyeletuk,
“Siap, Pak! Tapi kalau saya maju terus, yang lain mundur, nanti dibilang joget Poco-Poco, lho!”
Sekonyong-konyong ruangan pecah kayak balon gas kena korek. Semua ketawa ngakak, bahkan Pak Bupati pun sampai tepuk meja sambil bilang, “Nah, ini baru SDM ceria!”

Kepala Disnakertrans, Herryandi Sinulingga, tampil dengan wajah serius, serius lucu maksudnya karena baru aja disuruh pakai mic yang suaranya cempreng.

“Kami percaya, semua orang punya potensi. Cuma masalahnya, kadang potensinya ketutup malas!” katanya sambil melirik peserta yang ngantuk di pojokan.

“Kalau diasah, manusia bisa hebat. Kalau nggak diasah, ya kayak pisau dapur, tumpul, cuma bisa buat ngoles margarin”.

Peserta tepuk tangan, walau sebagian tepuknya pelan-pelan karena tangannya masih pegang roti isi gratisan dari panitia.

Hari pertama pelatihan isinya materi dan perkenalan. Hari kedua udah mulai praktik.
Ada yang belajar menjahit, tapi benangnya malah nyangkut di kuping temannya.
Ada yang belajar bikin produk UMKM, tapi salah takar gula jadi manisnya kayak obrolan gebetan.
Ada juga yang sibuk foto-foto sambil caption “SDM Unggul loading… 78% complete”.

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Satipis Daruis, yang dari tadi mondar-mandir kayak wasit futsal, akhirnya nimbrung juga.
“Kami senang banget lihat semangat peserta. Semoga pelatihan ini bikin kalian makin percaya diri,” katanya.
Terus ada peserta nyeletuk, “Kalau udah percaya diri, boleh nggak, Pak, langsung buka cabang usaha di depan rumah Bapak?”
Satipis ngakak sampai kacamata hampir jatuh. “Boleh, asal bukan jual pulsa doang!>

Pelatihan ini berlangsung tiga hari, tapi efeknya diharapkan panjang, bukan kayak janji diet yang cuma kuat seminggu.
Semua peserta pulang dengan ilmu baru, relasi baru, dan semangat baru (plus sisa nasi kotak di tas).

Di Keluang, pelatihan bukan cuma soal teori. Ini ajang naik level buat disabilitas dan UMKM biar bisa berdiri tegak kayak spanduk di pinggir jalan, tapi lebih bermanfaat.

Pemkab Muba dan PT Baturona Adimulya berhasil bikin suasana pelatihan yang bukan cuma inklusif, tapi juga produktif, kreatif, dan ngakak-aktif.

Karena kata pepatah, “Ilmu tanpa tawa ibarat kopi tanpa gula, pahitnya nggak nendang!”.[***]

Terpopuler

To Top