BIASANYA Bupati cuma lewat di pinggir jalan sambil melambaikan tangan, kali ini beda, Sobat Tani! Bupati Musi Banyuasin (Muba) H M Toha Tohet SH nggak cuma lewat, tapi turun langsung ke kebun, pegang cangkul (eh, mungkin cuma lihat doang sih), dan ngobrol langsung sama petani. Lokasinya? Kebun Pembibitan Dinas Perkebunan Muba di Km 11 Kelurahan Soak Baru, Kecamatan Sekayu, Selasa (21/10/2025).
Kehadiran orang nomor satu di Bumi Serasan Sekate ini bikin petani bersemangat, coba pikirkan, selama beberapa periode Bupati Muba, baru sekarang ada yang turun langsung ke lapangan, bukan cuma lewat foto di Instagram. “Ini bukti pemerintah serius dan nggak cuma janji manis di atas kertas”, kata Kepala Dinas Perkebunan Muba, Akhmad Toyibir SSTP MM.
Bersama Bupati, rombongan juga ditemani Plt Kepala Dinas Kominfo Muba, Kabag Prokopim Setda Muba, dan pengurus kebun pembibitan serta kelompok tani. Mereka meninjau kebun pembesaran bibit kelapa sawit, karet, dan pohon pinang. Selain itu, Bupati juga melihat langsung Unit Pelaksana Teknis (UPT) Alsintan Dinas Perkebunan Muba alias pabrik alat berat pertanian pertama di Indonesia.
Toyibir menjelaskan, luas kebun pembibitan yang dikelola Pemkab mencapai 12 hektare. Tahun ini, mereka siap menyalurkan sekitar 80 ribu bibit unggul untuk 400 hektare lahan petani. Bibitnya? Bersertifikat dan dari produsen top seperti Sriwijaya (SJ) 1, 2, dan 5, Tania Selatan (TS) produksi Wilmar, dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Simalungun.
“Nggak asal bibit, ini legal dan terstandar. Jadi kalau gagal panen, jangan salahkan bibit, mungkin karena lupa siram atau digigit ayam,” canda Toyibir sambil tersenyum.
Selain bibit, UPT Alsintan punya 11 unit alat berat yang siap membantu petani membuka lahan. Di daerah lain? Belum tentu ada. “Ini bentuk nyata perhatian Pemkab untuk mempermudah kerja petani,” tambahnya.
Petani pun nggak kalah semangat, Sutisna, Ketua Gapoktan Budi Asih, bilang, “Bibit yang kami terima mantap banget, sudah terbukti menguntungkan. Mudah-mudahan bantuan alat berat juga bisa menyusul ke setiap desa”.
Bahkan Bambang Wahyu Kuncoro, dari Desa Sumber Rejeki, menambahkan, “Bantuan ini bikin anak muda kembali tertarik bertani. Tinggal jalan akses panennya diperbaiki biar nggak ribet”
Menanggapi aspirasi ini, Bupati Toha nggak main-main. Ia mengumumkan diskon 50 persen sewa alat berat bagi petani. Biasanya Rp50 ribu per jam, sekarang cukup Rp25 ribu per jam. “Ini kan lumayan, bisa buat beli kopi biar semangat kerja di kebun,” seloroh Bupati.
Sebagai mantan petani, Bupati paham banget lika-liku di lapangan. Ia minta data kelompok tani dan berjanji turun langsung untuk melihat kendala dari bibit sampai pemupukan. “Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Pemerintah terbuka untuk membantu. Mari kita bangun ekonomi Muba lewat sektor perkebunan,” ajaknya.
Oleh karena itu, Bupati Toha benar-benar memberi contoh, pejabat tidak harus selalu di balik meja, kadang turun langsung ke arena, justru bikin petani merasa dihargai. Bibit unggul dan alat berat memang penting, tapi perhatian nyata seorang pemimpin, ngobrol, dan ikut merasakan kondisi petani, itu yang bikin semangat mereka naik.
Jadi jangan cuma menunggu bantuan datang, tapi manfaatkan apa yang ada sebaik-baiknya. Bibit unggul, alat berat, dan pendampingan bisa jadi awal membangun ekonomi yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
Kunjungan Bupati ke kebun pembibitan ini bukan cuma sekadar seremonial. Ini simbol nyata bahwa Muba serius menghidupkan sektor perkebunan, memotivasi generasi muda, dan meningkatkan kesejahteraan petani. Semoga tahun depan, saat Bupati kembali meninjau, panen bibit unggul ini bisa bikin senyum petani makin lebar dan kantong mereka lebih tebal.
Jadi, sobat tani kesimpulannya, yakni bibit mantap plus perhatian nyata sama dengan senyum lebar petani!, dan yang paling penting, jangan lupa siram bibitnya ya… bukan cuma ngelamun sambil nunggu panen.[***]