KATA Rakor, biasanya yang kebayang itu suasana tegang, banyak catatan di meja, dan peserta yang sibuk nyoret-nyoret notulen sambil nahan ngantuk. Tapi beda cerita di Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Palembang, Rabu (15/10/2025) kemarin.
Rapat Koordinasi (Rakor) Penguatan Peran Admin Media Sosial yang digelar di ruang rapat Kominfo itu malah berubah jadi semacam support group, tempat curhat massal para admin medsos se-Kota Palembang yang udah kenyang makan garam komentar netizen.
Dipimpin Kepala Bidang Pengelolaan Opini dan Pelayanan Informasi Publik, Erwin Saputra, yang mewakili Kepala Dinas Kominfo Adi Zahri, acara ini menghadirkan narasumber kece Febriansyah, Ahli Muda Pranata Humas, yang ngasih materi soal strategi komunikasi digital.
Tapi sebelum materi dimulai, suasana udah cair, begitu Erwin bilang, “Admin itu garda terdepan komunikasi publik,” beberapa peserta langsung senyum getir, soalnya mereka tahu persis rasanya jadi ujung tombak yang harus sigap, tapi juga siap dikritik.
“Baru lima menit posting kegiatan Wali Kota, udah ada yang komentar ‘jalan kami belum diperbaiki, nih’, kadang kami bingung, ini akun OPD atau posko pengaduan nasional?” celetuk salah satu admin sambil disambut tawa peserta lain.
Erwin sendiri dengan gaya santainya bilang, peran admin medsos itu bukan cuma soal posting, tapi juga menjaga citra positif pemerintah di mata publik.
“Mereka ini ujung tombak, tapi juga benteng, harus cepat, tanggap, dan tetap sabar meski komentarnya kadang bikin jari gatal mau bales panjang lebar,” ujarnya disambut tawa ruangan.
Rakor ini memang digelar buat memperkuat kolaborasi antaradmin dari OPD dan kecamatan, tujuannya, supaya mereka makin kompak menyebarkan informasi pembangunan, mendukung program Wali Kota Ratu Dewa dan Wakil Wali Kota Prima Salam, serta meningkatkan pelayanan publik lewat kanal digital.
Tapi di balik seriusnya misi itu, banyak kisah lucu dari lapangan. Ada admin yang ngaku sampai hafal pola komen warganya. “Kalau si Bapak itu komen, pasti ujungnya minta penerangan jalan, kalau yang satu lagi, pasti soal sampah. Udah kayak kenalan lama di kolom komentar,” katanya sambil ngakak.
Meski begitu, semua sepakat admin medsos pemerintah sekarang bukan cuma tukang posting. Mereka adalah pahlawan jempol digital yang jaga nama baik kota sambil ngatur nada tulisan biar tetap sopan, informatif, tapi nggak kaku.
“Ibaratnya, kami ini disuruh bikin caption yang serius tapi jangan keliatan serius-serius amat,” ujar peserta lain, yang bikin ruangan pecah lagi.
Di akhir acara, Erwin menegaskan pentingnya kolaborasi Kominfo, OPD, dan para admin dalam mewujudkan komunikasi publik yang transparan, responsif, dan inovatif, pasalnya dari jempol-jempol merekalah, citra pemerintah bisa terbentuk, apakah dilihat keren atau kacau di mata warganet.
Puluhan peserta pun pulang sambil senyum, bukan cuma bawa ilmu, tapi juga lega bisa curhat bareng sesama pejuang konten Pemkot Palembang, karena di dunia per-admin-an, satu hal yang pasti yakni “Posting bisa dijadwal, tapi komentar warga datangnya selalu tak terduga”.[***]