Features

“Estafet Serdadu di Kota Pempek”

ist

BELUM lama ini, halaman Rumah Dinas Wali Kota Palembang tampak lebih ramai dari biasanya, lampu-lampu berderet rapi, kursi tersusun manis, tapi yang paling terasa bukanlah semilir angin malam, melainkan rasa haru yang tertata rapi di dada para tamu.

Seragam hijau tua berganti pundak. Kolonel Kav. Ferdiansyah, putra asli Palembang, menyerahkan tongkat komando Kodim 0418 kepada Letkol Arh. Erik Novianto. Estafet pengabdian pun berpindah tangan, bak pelari marathon yang menuntaskan etape panjangnya dan menyerahkan tongkat kepada penerusnya yang siap sprint dengan napas baru.

Dan begitulah kehidupan dinas, tidak jauh beda dengan lomba bakiak tujuh orang yang penting kompak, jangan sampai jatuh bareng, apalagi salah arah.

Wakil Wali Kota Prima Salam yang hadir malam itu juga tak kalah hangat, dengan senyum khasnya, ia menyampaikan terima kasih atas dedikasi Kolonel Ferdiansyah yang selama ini bersinergi menjaga Palembang tetap aman, adem, dan tidak mudah panas, meski cuaca sering bikin keringetan kayak bakso di atas kompor.

“Terima kasih Komandan lama, dan selamat datang Komandan baru, semoga sinerginya makin mantap,” ujarnya, bahasa diplomatiknya mungkin singkat, tapi maknanya dalem karena roda pemerintahan dan keamanan di kota ini mesti terus berputar, meski sopirnya ganti.

Kolonel Ferdiansyah sendiri tak bisa menyembunyikan rasa harunya. “Palembang ini tanah kelahiran saya” katanya lirih, Nah, di situ publik langsung tahu, tugas baginya bukan sekadar perintah dinas, tapi semacam pulang kampung sambil jaga rumah sendiri, dan bagi prajurit, itu beratnya bisa dua kali lipat, karena kalau ada apa-apa, yang malu bukan cuma instansi, tapi juga keluarga besar di RT sebelah.

Sementara Letkol Erik Novianto datang dengan semangat baru, “Mohon izin bergabung,” ujarnya kalem tapi mantap, katanya, ia siap melanjutkan yang baik, menambah yang kurang, dan memperkuat yang sudah kokoh. Pendeknya, ini bukan revolusi, tapi upgrade sistem, kayak ganti HP tapi data tetap aman di cloud.

Pergantian komandan ini sebetulnya bukan hal luar biasa di dunia militer, tapi di balik formalitas dan upacara, ada makna yang lebih dalam, tentang keberlanjutan, keikhlasan, dan estafet tanggung jawab. Sama seperti Sungai Musi yang airnya berganti setiap detik, tapi arusnya tetap ke hilir. Kodim boleh ganti komandan, tapi misinya tetap satu yakni menjaga Palembang tetap damai dan tegak di tengah zaman yang makin banyak drama.

Dan begitulah, malam itu ditutup dengan senyum, jabat tangan, dan doa, Kolonel Ferdi pamit dengan kebanggaan, Letkol Erik menyapa dengan semangat, dan Prima Salam memastikan jembatan sinergi antara Pemkot dan TNI takkan putus di tengah jalan.

Karena dalam hidup, tak ada jabatan yang abadi, yang abadi cuma tanggung jawab dan niat baik, seperti kata pepatah Palembang lama “Ganti topi boleh, asal kepala tetap dingin”.
Semoga Kodim 0418 tetap jadi penjaga kota yang sabar, bukan cuma sabar lihat macet di Jembatan Ampera, tapi juga sabar menjaga Palembang tetap tenang, meski dunia di luar sana makin riuh seperti pasar 16 Ilir waktu diskon.[***]

Terpopuler

To Top