Hukum

SAMAN Perisai Digital, 2,1 Juta Konten Judi Online Ditindak!

Komdigi

DI DETIK pertama baca angka 2,1 juta konten judi online yang sudah ditindak, pikiran kita langsung kebayang lautan spam, tapi ini bukan ikan, ini masalah. SAMAN, singkatan Sistem Analisis dan Monitoring, dimaksudkan jadi perisai ruang digital bukan cuma gertak sambal, melainkan upaya teknis untuk menutup celah penyebaran judi online yang merusak. Kalimat pembuka ini sengaja penuh kata kunci, karena kalau berita mau kebaca mesin (SEO) dan manusia, judul dan paragraf awal harus kuat.

Coba tengok internet, seperti pasar malam, ada tenda mainan, ada penjual sate, ada juga tukang sulap, judi online itu ibarat permainan gelap di pojok pasar yang menggilas dompet orang. Orang boleh tertawa di panggung, tapi di belakang panggung ada keluarga yang stres. Pepatah bilang, “Air tenang menghanyutkan”, itu cocok buat konten judi online, tampak ringan, tapi arusnya bisa menyeret.

Gaya tulisan ini mau santai ada banyolan, ada dagelan, tapi bukan berarti enteng, kita boleh tertawa dulu, kalau SAMAN itu superhero, mungkin namanya “Saman-man” dengan jubah berlogo firewall.

Tapi setelah kelakar, ada fakta berbahaya, sejak Oktober 2024 sampai pertengahan September 2025, ribuan sampai jutaan konten judi online sudah menjarah ruang publik. Angka 2,1 juta bukan sekadar statistik, itu petunjuk pola skala operasi para pelaku besar, variasi konten, dan kelemahan moderasi platform bila kerja sendiri.

Alasanya pertama, angka besar berarti skala distribusi yang masif bot, akun palsu, dan iklan terselubung. Kedua, metode penyamaran semakin halus, promosi berkedok konten hiburan, review, atau tautan “hasil undian”. Ketiga, dampaknya tidak hanya finansial, ada dimensi sosial dan psikologis, keretakan rumah tangga, kecanduan, sampai penipuan identitas.

Jadi solusi teknis seperti SAMAN harus ditemani kebijakan, edukasi publik, dan kolaborasi platform, ibarat membangun rumah tahan gempa fondasi (aturan) kuat, material (teknologi) canggih, dan warga (masyarakat) tahu evakuasi.

Oleh sebab itu,  menindak konten judi online adalah kewajiban moral dan politik, tapi mesti hati-hati agar tak berubah jadi pisau untuk membatasi kebebasan berekspresi.

“Yang salah tetap salah, yang kritis tetap boleh”, begitu logika sehatnya, transparansi proses penindakan SAMAN, jalur banding, dan peran masyarakat dalam pelaporan perlu dikomunikasikan agar publik tidak curiga pada niat baik pemerintah.

Internet itu seperti sawah, kalau tidak dijaga, rumput liar (konten berbahaya) akan menutupi tanaman yang berguna. Gotong royong digital, pemerintah, platform, dan pengguna, adalah pupuknya. Jangan cuma mengandalkan satu teknologi bakat sakti pencegahan budaya digital sehat harus dibangun dari keluarga, sekolah, dan komunitas.

SAMAN datang pada waktu yang tepat sebagai alat penangkal, bukan obat mujarab, penindakan 2,1 juta konten judi online adalah alarm, tapi juga peluang, momentum untuk memperkuat literasi digital, memperbaiki mekanisme pelaporan, dan memastikan tindakan proporsional. Jika kita bercanda soal “Saman-man”, ingat, pahlawan terbaik adalah masyarakat yang kritis dan platform yang bertanggung jawab.

Tertawa boleh, menyepelekan tidak, kalau kita ingin ruang digital yang sehat, yang bisa jadi ladang kesempatan bukan ladang jebakan, maka setiap klik harus dilengkapi akal sehat. Mari lapor yang meresahkan, ajak diskusi publik, dan tetap ingat pepatah “Sedia payung sebelum hujan”, samakan langkah, karena perisai terbaik bukan cuma teknologi itu kita bersama.[***]

Terpopuler

To Top