PAGI yang cerah, burung berkicau seperti sedang rapat dengar musik, dan kamu berdiri di dapur, menatap mie yang belum dicelup air panas. Nah, di sinilah petualangan kita dimulai membuat Mie Celor Palembang yang bikin lidah joget dan perut bergoyang. Biar kata “dagelan”, resep ini seriusan enaknya, bro, seperti kata pepatah “Perut kenyang, hati senang, tapi jangan lupa gosok gigi biar senyum tetap manis”.
Sebelum kita masuk ke babak memasak yang dramatis, mari kita kumpulkan “tentara” kita, antara lain :
-
200 gram mie kuning basah (jangan salah pilih, kalau salah, rasanya kayak nonton drama Korea tanpa subtitle, bingung tapi tetep sedap)
-
200 ml santan kental (rahasia rasa gurihnya)
-
100 gram ebi sangrai, haluskan (bumbu rahasia yang bikin orang ketawa dan makan dua porsi)
-
2 siung bawang putih, cincang halus
-
2 batang daun bawang, iris tipis
-
1 sendok teh garam
-
1/2 sendok teh gula
-
1/2 sendok teh lada bubuk
-
Air secukupnya untuk merebus
-
Jeruk nipis, optional tapi juara untuk sensasi segar
Pepatah lokal bilang“Yang sabar akan mendapat mie yang lembut, yang tergesa-gesa hanya dapat mie kaku.” Jadi santai, jangan buru-buru, bro.
Cara mengolah, drama di dapur
Langkah 1,rebus mie
Isi panci dengan air, tunggu sampai mendidih. Masukkan mie kuning, aduk pelan. Jangan sampai mie patah seperti janji manis mantan. Rebus sampai mie empuk tapi tetap kenyal, kira-kira 3-4 menit, tiriskan, sisihkan.
Langkah 2, buat kuah gurih
Panaskan sedikit minyak, tumis bawang putih sampai harum, jangan sampai gosong, nanti rasanya mirip hati yang kesal. Masukkan ebi halus, aduk rata. Tuang santan, tambahkan garam, gula, dan lada bubuk. Masak dengan api kecil sambil sesekali diaduk. Kuah harus kental, gurih, dan wangi, seperti aroma keberhasilan setelah kerja keras.
Langkah 3, campur mie dan kuah
Masukkan mie yang sudah direbus ke dalam kuah. Aduk perlahan, pastikan semua mie terendam. Jika ingin dramatis, kamu bisa sambil joget ala Bicik Moya, biar semangat memasak tetap tinggi.
Langkah 4, sentuhan akhir
Taburkan daun bawang, perasan jeruk nipis, dan sedikit ebi sangrai di atasnya, rasanya? Hmm… kombinasi gurih, manis, dan pedas tipis. Seperti hidup, kadang pahit tapi manis di ujungnya.
Mie Celor bukan sekadar mie kuah biasa, ini adalah pelajaran hidup kesabaran saat merebus mie, ketelitian saat membuat kuah, dan kreativitas saat menambahkan bumbu. Analisa rasa sederhana, santan memberi kelembutan, ebi memberikan aroma nostalgia, bawang putih menambahkan keberanian, dan jeruk nipis menghadirkan kejutan segar.
Moralnya? seperti kata peribahasa Palembang “Air yang tenang jangan dianggap sepele, mie yang gurih jangan dimakan terburu-buru”. Dalam hidup, kesabaran dan detail kecil sering menentukan kenikmatan besar.
Mie Celor ala Bicik Moya adalah kombinasi humor, cinta, dan rasa, siapapun yang memasak dengan hati, pasti akan menghasilkan mie yang bikin lidah joget. Resep ini juga membuktikan bahwa memasak tidak harus kaku humor adalah bumbu rahasia yang bikin pengalaman makan lebih berkesan.
Kalau kamu ingin mengajak teman atau keluarga makan, cukup sajikan dalam mangkuk cantik, taburkan ebi sangrai, dan siap-siap mendengar “Ini enak banget, bisa dibikinin tiap hari nggak?”
Bicik Moya mengajarkan kita satu hal humor dan masak itu sahabatan, dengan Mie Celor Gurih ala Bicik Moya, kamu tidak hanya mendapatkan rasa, tapi juga cerita. Jangan lupa simpan resep ini, biar saat hujan turun dan hatimu butuh hiburan, tinggal rebus mie, tuang kuah, dan nikmati hidup sambil tersenyum.[***]