Industri

Gas Mahal Bikin Industri Pusing, Hari Kemerdekaan atau Hari Gelisah?

ist

DI hari HUT RI ke-80, rakyat berjoget sambil teriak “Merdekaaa!” di lapangan, tapi di pabrik, suasananya beda banget. Mesin produksi berdengung lirih, pekerja menatap layar monitor sambil bergumam, “Gasnya di mana nih? Kok mahal banget?” Hari kemerdekaan berubah jadi hari… gelisah?

Febri Hendri Antoni Arief, juru bicara Kemenperin, menyebut situasi ini sebagai “kado buruk” bagi sektor manufaktur, Kenapa ? kalau kado ulang tahun itu isinya gigi palsu buat nenekmu, padahal dia pengen cokelat, tentu sakit hati kan? Nah, industri nasional lagi seperti itu diberi harga gas mahal di saat seharusnya murah.

Gas bumi, selama ini teman setia pupuk, kaca, keramik, baja, oleokimia, sampai sarung tangan karet, tiba-tiba jadi seperti pacar yang ghosting. Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) naik dari USD 6,5 ke USD 15–17 per MMBTU.

Mesin produksi pun seperti anak yang nggak bisa bangun pagi terpaksa berhenti, dan nyalainnya butuh tenaga ekstra dan biaya lebih besar. Bisa dibilang, ini kayak nonton film horor tapi lampu mati, dan listrik harus bayar tarif VIP.

Yang bikin absurd  gas mahal lancar jaya, gas murah malah ngambek, logikanya, ini kayak beli es teh manis tapi dijatah seteguk doang, sementara es teh kotak mahal bebas ngisi gelas sepuasnya. Industri pun mulai stres, dan pekerja menatap kalender sambil bilang, “Merdeka? Ya merdekalah… tapi duit gaji nanti bisa kepotong PHK”.

Febri bilang, lebih dari 100 ribu pekerja bisa terdampak, jika pabrik menurunkan kapasitas. Jika seandainya pekerja yang semestinya senyum-senyum sambil menghitung bonus, sekarang mikir, “Kalau pabrik tutup, aku bakal jual apa? Jualan cilok di depan rumah?” Kegelisahan ini bisa bikin hari kemerdekaan terasa seperti ujian matematika tanpa kalkulator pusing, bingung, dan takut salah.

Selain itu, harga produk akhir ikut naik, daya saing produk nasional melemah, ibarat pedagang sate punya resep rahasia, tapi daging naik harga, pelanggan kabur ke warung tetangga. Begitu juga industri nasional kalah bersaing dengan produk impor. Moralnya jelas tanpa pasokan energi murah, usaha sekuat apapun bisa rontok.

Febri juga menekankan, pembatasan HGBT bertentangan dengan visi Presiden Prabowo Subianto tentang kemandirian energi dan pangan, serta penciptaan lapangan kerja.

Bayangkan jika pupuk yang semestinya bikin sawah subur malah langka. Sayuran mahal, petani stress, ibu rumah tangga ikutan pusing. Moralnya energi murah adalah fondasi industri, seperti akar pohon yang kuat menopang batang dan buahnya.

Yang lucu, Febri menawarkan solusi ala ekonom kreatif fokus pendapatan negara pada pajak produk hilir, bukan gas di hulu. Setiap Rp 1 yang hilang di hulu bisa diganti Rp 3 dari nilai tambah produk hilir. Artinya, daripada buru-buru jual gas mahal, mendingan investasi jangka panjang. Seperti pepatah “Beri orang ikan, mereka kenyang sehari. Ajar mereka memancing, mereka kenyang seumur hidup.” Bedanya, di sini kita ajari industri memanfaatkan gas murah untuk jadi produk bernilai tinggi.

Oleh karena itu, kemerdekaan itu bukan sekadar bendera dan parade, tapi juga kebebasan industri dari ketidakpastian ekonomi. Kalau pasokan gas stabil, pabrik jalan, pekerja aman, harga produk terkendali, dan daya saing meningkat, itu baru namanya “merdeka secara ekonomi.” Dan siapa bilang HUT cuma soal kembang api? Merdeka juga berarti industri bisa bernafas lega tanpa stres, dan rakyat bisa makan sayur tanpa harus hitung kalori plus harga pasar.

Pembatasan HGBT bukan sekadar angka di laporan, tapi cerita nyata industri gelisah, pekerja cemas, dan negara yang harus cerdas menyeimbangkan pendapatan dan nilai tambah.

Kemerdekaan sejati baru terasa ketika fondasi ekonomi kokoh, harga energi terjangkau, dan semua pihak dari investor sampai pekerja bisa tidur nyenyak tanpa mimpi buruk soal gas mahal.

Jadi, sambil mengibarkan bendera, mari kita ingat kemerdekaan itu bukan cuma tanggal merah, tapi kemampuan menjaga industri hidup, pekerja produktif, dan bangsa tetap bersaing. Tanpa energi murah, bendera merah putih pun bisa terlihat pucat… dan itu lucu tapi menyedihkan.[***]

Terpopuler

To Top