SUMSELTERKINI.ID, Pagar Alam – Meski didorong oleh kader-kader Partai Bulan Bintang (PBB) Sumatera Selatan untuk bersedia menjadi calon Presiden RI pada Pilpres 2019, Ketum Partai Bulan Bintang (PBB) menanggapinya dengan dingin, dia menyebut tidak bahagia, pasalnya membangun bangsa ini tidaklah muda atau dengan “Bim Salabim”.
“Saya sama sekali tidak bahagia jika disebut-sebut sebagai calon presiden. Karena tugas selaku presiden yang baru harus membayar utang-utang negara di masa presiden sebelumnya,”tegas Yusril dalam sambutanya pelantikan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PBB se-Sumsel dan Rapat Kordinasi Wilaya yang bertempat di gedung Seminar Villa Gunung Gare Kota Pagaralam. Sabtu (26/8/2017).
Ia mengatakan, saat ini utang negara sudah mencapai ratusan triliun rupiah. Imbasnya adalah naiknya pajak dan pencabutan subsidi listirik, sehingga angka kemisikinan di Indonesia terasa sangat signifikan.
“Hal itu adalah untuk membayar cicilan dan utang pokok negara kita,”ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pemimpin itu tidak mesti dilihat dia anak siapa dan berasal dari mana dan kalangan apa.
Ia mengatakan, dirnya pernah menjadi calon presiden, ketika usia 42 tahun, namun yang dihadapi adalah KH.Abdurrahman Wahid (Gusdur), yang merupakan anak guru besar.
Ia menambahkan, namun setelah beliau jadi presiden, nyatanya juga tidak sesuai dengan harapan.
Kemudian ada Megawati yang merupakan anak Bung Karno, saat jadi presiden pun juga tidak sesuai dengan harapan.” Kini juga Jokowi jadi presiden dan hasilnya pun kita dihadapkan dengan utang negara yang besar. Jadi jelas bahwa membangun bangsa ini tidak lah mudah,”pungkasnya.