MENTERI Dalam Negeri RI, Tito Karnavian mengaparesiasi atas kinerja Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank Sumsel Babel beberapa tahun belakangan, meski di masa pandemi covid-19 namun BSB yang dimiliki oleh Pemprov Sumsel dan Pemprov Bangka Belitung masih tetap survive.
“BPD BSB ini hebat meski di masa pandemi laba masih meningkat. Ini suggguh luar biasa, bahkan ada beberapa BPD di daerah ada yang sulit akibat pandemi,” hal itu dikatakannya saat memberikan
Pengarahan dengan tema “Kepemilikan Saham Daerah Pada Badan Usaha Milik Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah bertempat di Hotel Fairmont Jakarta, Senin (22/3).
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Tito bahwa melihat pencapaian kinerja total aset meningkat dari Rp. 25.67 triliun menjadi Rp. 27.98 triliun, total DPK meningkat dari Rp. 20,05 triliun menjadi Rp. 21,37 triliun, Laba kotor meningkat dari Rp. 447,5 miliar menjadi Rp. 490 miliar. Kemudian deviden yang dibayarkan pun terus meningkat dari tahun ke tahun sesuai dengan pencapaian laba dan jumlah setoran saham, yakni Rp 146 miliar (2017), Rp Rp164 miliar (2018) dan Rp. 181 miliar (2019).
Disamping itu, dalam paparannya Tito juga mengatakan tujuan dari pendirian Bank Pembangunan Daerah (BPD) itu dasar hukumnya sudah lama sekali. Melihat sejarah dari BPD itu menarik sekali. Bahkan seperti BSB ini dilihat sudah berdiri sejak 6 Novemper 1957 kemudian seluruh kagiatan PT. Bank Pembangunan Daerah Sumsel menjadi milik Pemprov Sumsel.
Lanjut dia mengatakan Peraturan Pemerintah Daerah No. 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah ini memiliki dampak atas keberlangsungan dari BPD itu sendiri. Dengan begitu terkait hal-hal teknis yang mengenai PP yang akan sulit di laksanakan dia meminta Direksi untuk berkomunikasi dengan Dirjen Kementerian Dalam Negeri sehingga mereka nanti akan bisa menghubungi pihak terkait seperti OJK dan Kementerian Keuangan.
Artinya, BPD ini hadir utamanya adalah membantu pembangunan di daerah, itu intinya. Dimana dia memaparkan, bawah BPD berupaya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya.
Selain itu, BPD memiliki peran strategis dalam mendorong perekonomian daerah, karena BPD memiliki daya guna dan daya jangka lebih dibandingkan dengan kelompok bank lainnya.
Dia juga melihat dari segi kinerja BPD, dimana saat pandemi ini memberikan dampak pada seluruhnya, Artinya banyak BPD di daerah terdampak mulai dari yang berat, ringan dan sedang.
Sementara itu, Gubernur Sumsel H Herman Deru mengucapkan terima kasih atas kehadiran dari Mendagri Tito Karnavian. Dia mengatakan dibeberapa tahun belakangan penyelenggaraan RUPS secara bergilir wilayah kerja, termasuk di Jakarta karena ada cabang yang cukup besar di sini.
Kehadiran dari Mendagri kali ini juga lanjut gubernur memberikan angin segar dimana banyak sekali hal-hal yang perlu di sampaikan terkait pemerintahan dan lainnya tak terkecuali didalam Optimalisasi BUMD yang ada di dalam Peraturan Pemerintah Daerah No. 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah.
Bahkan HD ingin Bank Daerah BSB mendapat kepercayaan yang lebih utamanya tentang program-program yang lahir dari Kementerian.
Alhamdulilah lanjut HD berkat jajaran Direksi dan Komisaris yang agresif seperti Program KUR berjalan baik terlebih penyalurannya lebih cepat.
“Untuk KUR ini BSB lebih cepat dalam penyaluran, dana Rp. 4,4 triliun yang ada di Sumsel pada tahun lalu yang disalurkan lebih kurang 500 miliar, itu diserap Insya Allah tanpa ada kemacetan,” katanya.
Apalagi, HD mengatakan keuntungan-keuntungan laba bersih yang terus meningkat. Meskipun, lanjutnya saat pandemi ini ada kekhawatiran bahwa kredit akan macet, penyaluran terhambat namun ternyata dengan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh BSB baik di Sumsel maupun Bangka Belitung termasuk di Jakarta